Cinta Pada Istri Urakan - Bab 24 Hubungan Dengan Christian

Bab 24 Hubungan Dengan Christian

Setelah memulai pembicaraan mengenai hal ini, Manda semakin yakin kalau firasatnya mengenai hal ini tepat, semakin dibicarakan, dia semakin yakin, sepertinya memang seperti itu.

"Seorang lelaki normal yang hampir berkepala 3, jika tidak punya pasangan yasudah tidak perlu disebutkan, tetapi jika punya pasangan bagaimana mungkin dia tidak ingin melakukan hal itu? Terlebih kalian bukan hanya pasangan saja, kalian sudah menikah, kalian bisa tidur bersama di dalam ikatan hukum yang sah, tetapi dia ternyata tidak pernah menyentuhmu, pasti ada masalah."

"Beberapa pasangan yang ada di kampus kita, yang mana yang belum berbuat hal itu? Yang punya uang pergi ke hotel, yang tidak punya uang pergi ke semak-semak juga jadi. Otak laki-laki semuanya diisi dengan hal itu, mereka adalah binatang yang berpikir dengan bagian bawah tubuhnya, mana bisa tahan?"

"Melihat fisiknya yang kuat dan bugar, ternyata dia tidak seperti yang kelihatan, penampilannya kuat tetapi dalamnya lemah. kau juga bodoh, biasanya aku melihatmu sangat ganas, tetapi kenapa kau tidak bisa berpikir jernih mengenai hal ini?"

Begitu Laras mendengar dia berkata seperti itu, dia juga merasa ini masuk akal, "Anggap saja perkataanmu benar, kalau begitu aku harus bagaimana?"

Manda tersenyum, wajahnya yang cantik dan menawan mempunyai pesona seorang gadis muda, "Kau bertanya kepadaku, itu sudah benar. Laras, kau katakan yang sejujurnya kepadaku, apakah kau mempunyai hubungan dengan Christian?"

"Christian?" topik pembicaraan mereka sepertinya berubah sangat cepat sekali.

"Begitu kau masuk rumah sakit, Christian langsung datang mencariku, dia memintaku untuk mencari informasi kau ada di rumah sakit mana, kamar nomor berapa, enak saja, memangnya aku tipe orang yang bisa mengkhianati saudaraku sendiri? aku berpikir jika sampai perselingkuhan kalian diketahui oleh Gavin, itu gawat sekali, maka dari itu aku tidak membocorkan kepadanya sedikitpun."

"Berhenti," Laras berkata dengan serius, "Aku tidak ada hubungan dengan Christian, kami hanya teman biasa."

Manda berdecak, "Kau tidak setia kawan, semua orang bilang Nadira mencari orang untuk memukulmu itu karena kau sudah merebut Christian."

"Kalau begitu semua orang berkata aku adalah ibu tiri Wilson, memangnya itu benar?" Laras balik bertanya.

Manda malah tidak percaya, "Cih, menurutku wajah panik Christian itu bukan dibuat-buat, jika kau tidak diambil dulu sama Gavin, kau dan Christian juga bisa menjadi pasangan kampus yang serasi, membuat Nadira, si perempuan licik itu kesal setengah mati."

"Kau semakin lama semakin ngaco, coba kalau kau berani ayo bilang lagi?!" Laras mengancamnya.

Manda melambaikan tangannya, "Oke oke, aku ga bilang apa-apa lagi, kalau begitu kau sebenarnya mau keluar rumah sakit tidak?"

"Keluar!"

Akhirnya Laras keluar dari rumah sakit, setelah dirawat di rumah sakit selama 3 hari, luka di tubuhnya juga sudah jauh lebih baik, hanya saja lebam di wajahnya masih belum hilang seluruhnya.

Sampai matipun dia tidak akan mau kembali ke rumah pamannya, sedangkan dia juga tidak punya muka untuk kembali ke rumah Gavin, terpaksa nebeng Manda untuk kembali ke kampus.

Matahari terbenam, cahayanya yang hangat memenuhi seluruh langit dan jatuh ke bumi, membuat semuanya berwarna keemasan.

Daun-daun di atas pohon yang ada di kedua sisi jalan kampus sudah mengering, angin bertiup, daun-daun kering yang berwarna kuning beterbangan dan jatuh ke tanah.

Di bawah naungan pepohonan, dari waktu ke waktu, para mahasiswa berjalan di bawahnya, ada yang ditemani orang lain, ada yang berjalan sendirian, sepasang kaki mereka berjalan di jalan kecil, memberikan pengalaman yang berbeda.

Di bawah cahaya matahari terbenam yang indah ini, Laras melihat Christian.

Di bawah pepohonan, dia membelakangi matahari duduk di atas sepeda, satu kakinya menginjak pedal, satunya lagi menginjak tanah, di punggungnya dia membawa satu raket tenis, dia memakai topi putih, pakaian olahraga putih, sepatu olahraga putih, begitu menoleh, setengah wajahnya disinari oleh cahaya keemasan, lembut, tenang, tampan, sangat tampan sampai membuat orang kehabisan nafas.

Gambar ini bagaikan adegan film, seolah-olah seluruh kata sifat yang ada di dunia ini tidak mampu untuk menggambarkan setengah saja dari momen ini.

Nafas Laras menjadi sedikit lebih cepat, tidak rela untuk melewatkan gambar yang menakjubkan ini, bahkan frekuensi kedipan matanya tanpa disadari semakin berkurang.

Dia tahu, itu adalah hatinya yang tiba-tiba berdetak sangat cepat.

Saat Christian melihatnya datang, dia turun dari sepeda, menaruh sepedanya sembarangan di samping pohon, jalan dengan santai ke arahnya dengan raket yang ada di punggungnya.

Satu tangannya memegang tali tas olahraganya, tangannya yang lain dimasukkan ke dalam saku celananya, dia berdiri di tengah angin dan berjalan membelakangi cahaya, setiap gerakan tubuhnya menunjukkan kepercayaan diri dan kebanggaan yang sangat tinggi, dia dengan sembarangan mengerutkan bibirnya saja bisa menciptakan aura yang berbeda.

Ini mungkin adalah sejenis bakat yang dimiliki oleh orang yang mempunyai latar belakang keluarga yang baik.

Tujuan Christian sangat jelas, dia berjalan lurus mendekati Laras.

Awalnya Laras ingin menundukkan kepala, pura-pura tidak melihatnya, tetapi orangnya sudah berhenti tepat di depannya, jika masih pura-pura tidak melihatnya maka akan sangat jelas terlihat.

Jarak mereka terlalu dekat sampai-sampai nafas Laras agak sedikit berat, dia buru-buru mundur 2 langkah ke belakang.

"Apa ada masalah?" dia berusaha keras untuk bertanya dengan santai.

Christian tidak mengatakan apapun, hanya menunduk dan menatap wajah Laras, di bawah bayangan pepohonan, memar di wajahnya sangat jelas terlihat, tetapi walaupun seperti itu tetap tidak dapat menutupi wajahnya yang cantik, sepasang matanya yang bulat hitam dan bersinar.

Tidak dapat dipungkiri, yang pertama kali membuatnya tertarik terhadap Laras adalah karena sepasang mata besarnya yang unik itu, selanjutnya yang membuatnya benar-benar jatuh cinta adalah kesederhanaan dan kebaikan hatinya yang disembunyikan dengan sikap sombongnya.

"Apa kau sudah baikan?"

Laras mundur 2 langkah lagi, "Jangan maju lagi...." dia menyibakkan rambut yang di dekat alisnya, dengan alami menyilangkan tangannya di pinggang, bertumpu di kaki kirinya sambil menggoyang-goyangkan kaki kanannya, bertingkah bagaikan preman.

"Bercanda kau, mana mungkin aku tidak baik baik-baik saja?!"

Christian sudah terbiasa dengan sikapnya, dia tidak keberatan, wajahnya dihiasi dengan senyuman yang tipis, "Baguslah kalau kau baik-baik saja, beberapa hari ini aku khawatir sampai tidak bisa tidur, kenapa kau bahkan tidak mengangkat teleponku?"

Laras tidak mengenal Christian yang berbicara dan tersenyum dengan lembut serta perhatian ini.

"Kenapa aku harus mengangkat teleponmu?! Kita kan tidak kenal dekat."

Laras jelas-jelas sedang memperjelas status mereka, tetapi Christian tidak kesal, dia malah berkata dengan sabar : "Kita berdua adalah teman semeja waktu SMA, di kampus kita juga sekelas, kalau seperti ini dibilang tidak kenal dekat, kalau begitu yang dekat seperti apa?"

"......Christian, hari ini kau kenapa? Bisa tidak kau bersikap normal sedikit?"

"Aku dari tadi sudah bersikap sangat normal."

"Bukan begitu......Kau......" Laras bertanya dengan jengkel, "Bukannya kita dari dulu tidak pernah ikut campur urusan masing-masing? Sejak kapan kau mulai berpikir aneh seperti ini?"

"Sepertinya kau salah paham, kapan aku pernah bilang kalau kita tidak ikut campur urusan masing-masing?"

"Aku......" Laras sangat stres, dia paling tidak suka keadaan yang tidak jelas seperti ini, "Christian, sebenarnya apa yang kau inginkan?"

Setengah tubuh Christian dilingkupi oleh cahaya matahari sore, dari seorang pria yang dingin tiba-tiba berubah menjadi pria yang hangat, dia berkata dengan sedikit tersenyum malu : "Apa kau masih tidak mengerti apa yang kuinginkan?"

"......."

"Mungkin waktu itu cara penyampaianku salah, Laras, sekarang aku dengan jelas ingin memberitahumu kalau aku...."

"Berhenti!" Laras mundur dengan langkah besar, jarak mereka berdua terbentang pas 1 meter, dia sudah tahu apa yang ingin dikatakan oleh Christian, jangankan sekarang, bahkan dahulu saat dia masih belum menikah saja, dia juga tidak berani membayangkan hal ini.

Christian adalah mahasiswa dengan latar belakang keluarga yang berada, wajah yang tampan dan prestasi yang bagus, dia tahu diri, dia tidak ingin merusak bibit unggul seperti Christian ini.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu