Cinta Pada Istri Urakan - Bab 422 Si Narsisme Mesum

Setelah pulang, Romo menjaga papanya sampai tertidur, memikirkan perkataan Laras, hatinya sedikit tidak tenang.

Memang benar, ingatan kakek melemah terlalu cepat.

Dia sibuk bekerja, urusan dirumah semua Reni yang urus, tugas berat menjaga kakek juga jatuh padanya.

Dia dengan gaji tinggi memperkerjakan suster paling baik, dokter keluarga setiap hari datang mengobati kakek, dia menghabiskan uang untuk memberikan lingkungan pengobatan terbaik untuk kakek, kondisi kesehatan kakek tidak begitu stabil, tapi juga tidak seharusnya memburuk begitu parah.

Terutama saat kakek sedang melihatnya, tapi malah tidak bisa memanggil namanya, hatinya sakit tapi juga tidak berdaya.

Sambil berpikir, perhatiannya berpindah pada botol obat diatas loker.

Dia ada kecurigaan sekilas, tapi dia berpikir lagi, tidak patut juga, dia dengan Reni sudah seranjang selama sepuluhan tahun, dia memang perhitungan, seharusnya tidak patut melakukan sesuatu pada obat kakek.

Romo menurunkan botol obat, mematikan lampu dan keluar.

Di sisi lain, Aaron baru saja meninggalkan sebuah perkumpulan acara, akan pergi ke party selanjutnya lagi.

Baginya, kehidupan malam yang asyik baru saja dimulai.

"Halo, tempat."

"OK, aku tau tempat itu."

"Setelah 10 menit sampai, tunggu aku."

Aaron membawa mobil sport Bugatti Veyron edisi terbatasnya, membentang jalanan malam hari.

Setelah sampai di hotel tujuan, kebetulan melihat sebuah mobil keluar dari tempat pakiran, dia mengijak pedal gas, lalu memasukkan mobilnya ke dalam.

Baru saja Aaron turun dari mobil, muncul seorang wanita tinggi ramping di belakang, wanita itu membelakanginya, Aaron tidak bisa melihat wajahnya, hanya melihat bayangannya saja tampaknya adalah seseorang yang sangat indah.

Dia tertawa pelan, berpikir kalau cara wanita ini menggodanya sangat berbeda.

Tapi, dia bukan seseorang yang akan tertarik dengan wanita apa saja, dia dengan sombong menutup pintu mobilnya, melihatnya saja tidak, berjalan dengan cepat.

"Tuan," Panggil wanita itu, nada bicaranya membawa sedikit kemarahan, "Tempat parkir ini aku yang pilih dulu, anda mana boleh masuk duluan?"

Aaron berbalik, akhirnya bisa melihat wajah wanita itu dengan jelas, wajahnya polos, bersih, anggun, halus, tubuhnya juga bagus, berdasarkan pengalamannya membaca wanita yang tak terhitung, wanita ini bisa mendapatkan nilai 4.

Nilai sempurna adalah 5.

Kurang 1 poin karena dia akhir-akhir ini tidak memiliki perasaan kepada wanita yang mengantarkan dirinya duluan, dia suka yang ada tantangan.

Dia melihat mobil di belakangnya, dengan curiga bertanya: "Bukankah kamu tadi mau keluar?"

Wanita itu dengan marah berkata: "Aku bukan mau keluar, aku hanya tidak bisa masuk tadi, jadi saya setir keluar lagi dan coba masuk, siapa sangka kamu langsung mengambil tempat parkirku."

Aaron tidak bisa tahan untuk tidak tertawa, menarik, sangat menarik.

"Nona, aku hanya tau disini ada sebuah tempat parkir, aku melihatnya maka langsung berhenti masuk kesana, mengenai kamu berhenti dimana, aku tidak bisa mengurusnya."

"Kamu......"

"Aku tau kamu ingin melalui cara ini berkenalan denganku, tapi sangat maaf, akhir-akhir ini aku tidak suka wanita yang mengantarkan dirinya sendiri, jadi, maaf sudah mengecewakan rencana kebetulanmu yang licik."

Setelah selesai berbicara, Aaron memasukkan kedua tangannya ke kantong, dengan sombong berbalik dan pergi.

"Kamu......Siapa yang mau berkenalan denganmu? Siapa yang mengantarkan diri sendiri? Dasar si narsisme mesum!" Wanita itu marah besar di belakang.

Aaron dengan tidak senang mengerutkan keningnya, tidak ada wanita yang berani berbicara seperti itu kepadanya, terlebih lagi tidak ada yang berani memarahinya, dia berbalik, dengan nada memperingati mengancam: "Coba kamu marah sekali lagi!"

"......" Kemarahan wanita itu sulit reda, tapi dia juga tidak ingin membuat masalah, daripada menambah satu masalah, lebih baik menyelesaikan satu masalah.

Dari belakang ada mobil yang masuk lagi, mobilnya berhenti di tengah jalan, mobil lain tidak bisa masuk.

Dia melihat pria itu dengan marah, tidak mempermasalahkannya lagi dengan orang kaya generasi kedua yang narsis itu.

Dia berbalik ke mobilnya, menginjak pedal gasnya dan pergi, dia masih harus mencari tempat parkir lain.

Tiba-tiba, handphonenya berdering, "Suli, kenapa masih belum datang? Semuanya sudah disini, presdir Pradipta juga segera datang, tinggal kamu."

"Aku sudah sampai, sedang mencari tempat parkir."

"Baik, pertama kali bertemu dengan presdir Pradipta, tidak baik kalau terlambat, nanti kalau presdir Pradipta yang duluan sampai, kamu mengatasi sesuai dengan kondisi saja."

"Ehn."

Di dalam ruangan yang mewah, Vero yang menjadi tuan rumah, mengundang kru untuk makan malam, dia juga mengundang investor film ini.

Dulu walaupun Vero juga artis dan sutradara baru yang terkenal, tapi bagaimanapun dia juga seorang pendatang baru, sedikit popularitas yang dia dapat dulu, telah lama hilang di dalam dunia entertaiment saat orang baru lain lahir.

Dia hiatus begitu lama, sekarang tiba-tiba kembali membuat film, dan juga film sastra yang yang tidak diminati banyak orang, jujur saja, tidak ada yang optimis dengannya.

Aaron yang membantu, menginvestasikan dana sebanyak 200 miliar, dia baru bisa menjalankan program ini.

Dan juga pada saat proses syuting, ada dua perusahaan yang ikut investasi karena Aaron.

Tidak peduli apa alasan mereka untuk berinvestasi, sebagai sutradara, dia masih juga berterimakasih pada mereka.

Terutama Aaron.

Begitu Aaron sampai di ruangan langsung menjadi fokus semua orang, terutama beberapa aktris, mata mereka melihat Aaron dengan lugas, pria yang begitu kaya, berkuasa, dan juga tampan, sungguh idaman para selebriti wanita.

Vero memperkenalkan satu per satu, "Ini adalah wakil sutradra, Amo Goro, dia sudah membantuku sangat banyak, ini produsernya Mae Hals, ini adalah kameramen Jinem......Ini adalah pemain utama pria, Dapid Lan, pemeran kedua wanita Lansi......"

Satu meja ada belasan orang, Aaron semua menunduk pada mereka, "Tim-mu ini sangat muda, kedepannya pasti akan memiliki karier yang bagus, aku akan berusaha mengingat nama dan wajah semua orang."

Semuanya tertawa, tidak disangka Aaron presdir Pradipta yang terkenal sedikit sifat sombong pun tidak ada, malah sangat humoris.

Dua orang investor lainnya, Karim Seno dan Womin, mereka berinvestasi karena Aaron, masing-masing menginvestasikan 40 miliar, mereka tidak berpikir untuk mendapatkan uang, lagipula yang dirugikan hanya 40 miliar.

Karim dan Womin adalah tuan muda playboy yang terkenal di lingkaran mereka, wanita yang ada di sekitar mereka tidak terhitung, melihat wanita yang cantik langsung ingin ditiduri,

Sebelum Aaron datang, mereka menggembar-gemborkan para aktris kru film dengan berbagai cara, segala jenis hubungan dan kedekatan, gagal hanya karena ada perlindungan Vero.

Setelah Aaron datang, mereka jauh lebih tertib.

Karim bertanya: "Vero, bagaimana dengan pemeran utama wanita? Kenapa masih belum datang?"

Baru saja dibicarakan, orangnya sudah datang, Suli Fang dibawa pembantu masuk ke ruangan.

Vero langsung menariknya masuk, "Yang istimewa tentunya selalu yang terakhir, nah, ini adalah pemeran utama wanita kami, Suli Fang."

Karim dan Womin melihat sampai terbodoh, hanya dengan wajah pemeran utama wanita ini, menginvestasikan 40 miliar tidak salah.

Sedangkan Aaron sedikit terkejut, tatapannya melihat lekat pemeran wanita utama yang ada didepannya."

"Suli, ini adalah presdir Karim Seno dari Bunga Kota pictures, ini adalah presdir Womin dari investment Terima Jadi, ini adalah presdir Pradipta dari grup Gumaya.

Di bawah perkenalan Vero, Suli bersalaman dengan mereka satu per satu,

Ketika perkenalan dengan Aaron, matanya terbelalak, seluruh tubuhnya membeku.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu