Cinta Pada Istri Urakan - Bab 133 Kalau Aku Bilang Tidak Boleh Apa Kamu Bisa Berhenti?

Beribu kata tersumbat di kerongkongan, namun tidak tahu mau bagaimana membuka mulut, air mata Laras seperti air mancur yang menyembur keluar, mau menghentikan saja tidak bisa.

Kecewaan orang setelah berharap akan semakin kecewa, hal yang sama, kejutan di saat orang kecewa juga akan semakin mengejutkan.

Awalnya Laras juga pernah memikirkan tentang cerai, mengingat kedua orang tua Gavin juga tidak puas terhadapnya, mengingat hubungan Gavin dan Jenny juga tidak jelas sekali, dia tidak ingin berdebat dan hanya bisa meninggalkan pasangannya.

Tapi yang tidak disangka, Gavin bisa melamar dia.

Pria itu sangat angkuh seperti itu, begitu terhormat dan dingin, begitu angkuh dan gagah, pria yang sama seperti dewa langit Yunani, kekuatan yang dimilikinya cukup untuk mengoyahkan seluruh negara.

Tapi, dia yang seperti ini, seperti seorang pria rumahan yang menemaninya berbelanja ke supermarket, memasak untuknya, juga berlutut satu kaki melamarnya.

Kemampuan apa yang dia miliki membuat pria itu memperlakukannya seperti ini?!

Memeluk Laras yang tak berhenti menangis, mata Gavin juga agak pegal, dia menepuk kepalanya menghibur: “Jangan menangis, aku ini supaya kamu senang, malah membuatmu menangis.”

Laras tak bisa berhenti menangis, mengusap air mata, meluruskan jari tangan dan meletakkannya ke depan, melihat cincin berlian itu dengan seksama, sinar lampu di atas menyinar ke bawah, sinar terang dari berlian berganti seperti menari, semakin dia melihat semakin menyukai.

“Kapan kamu mempersiapkannya?”

“Sudah memesan sebelum dinas luar, kemarin baru dapat.”

“Bagaimana kamu tahu ukuran jari tanganku?”

“Bodoh, ini bukannya mudah, kamu tidur seperti babi mati seperti itu, aku pakai benang ukur bukannya sudah bisa.” Berkata, Gavin menjulurkan tangan menggoret di hidung kecilnya.

Hati Laras langsung tergoyang, menginjit, mulut kecil berbentuk cherry menempel ke bibir tipis pria itu.

Gavin agak membengkokkan badan, memeluk kepalanya, ciuman ini semakin dalam.

Di bawah sinar lampu yang redup, dua orang berciuman berbalik masuk ke kamar, lampu di kamar tidak hidup, hampir hitam gelap, dua orang dengan nafas sesak dan kompak terjatuh ke atas ranjang.

Gavin sudah sabar menunggu lama waktu seperti ini, dari kemarin malam saat menggendong wanita itu pulang ke rumah dan tidur dalam satu selimut, pria itu sudah menginginkannya, hanya saja saat itu wanita itu masih lemas dan agak demam, sangat membutuhkan istirahat.

Sama seperti yang dikatakannya ke Anis, dia tidak akan karena Laras memiliki kondisi khusus sengaja menghindari hal seperti ini, di kemudian hari andai kata Laras benar terjangkit, dia juga tidak akan meninggalkan dan tidak peduli wanita itu.

Cinta pria itu terhadapnya, sudah lama sudah melebihi hidup dan mati, matahari dan bulan jadi saksi.

Tidak perlu waktu lama, dua orang sudah saling terbuka satu sama lain, tinggal Laras, dengan sedikit logis yang masih tersisa mengingatkan pria itu, “Pakai kondom, aku tidak ingin hamil sekarang.’

Bibir Gavin tidak meninggalkan badan wanita itu, mencari-cari di celana sendiri, mengambil keluar dari kantong satu kotak kodom yang dibeli di supermarket.

Terjadi tindakan yang bahayanya tinggi ini harus melakukan tindakan antisipasi terlebih dahulu, ini untuk bertanggung jawab terhadap wanita itu, juga bertanggung-jawab terhadap dirinya sendiri.

“Apa sudah boleh?”

Di kegelapan, pria itu dengan suara serak yang rendah dan berat menyerang selaput telinga wanita itu, belum mulai, dia sudah menerima sebuah serangan bom yang bergelombang rendah, dia dengan suara manja dan terengah balik bertanya: “Kalau aku bilang Tidak boleh apa kamu bisa berhenti?”

Pria itu menggunakan ujung lidah menjilat lembut wanita itu, “Tidak bisa!”

Selesai berkata, pria itu langsung mulai serangan kaum manusia untuk meneruskan keturunan dan yang paling primitif.

…..

Larut malam, Laras sudah tertidur lelap, Gavin dengan gerakan yang ringan berjalan keluar dari kamar, dia mengambil keluar ponsel dan menelpon ke Anis.

“Hari ini wanita itu lebih semangat, tidak demam, nafsu makan lumayan, tapi ada gejala muntah-muntah dan tak bertenaga.”

“Ini adalah efek samping dari obat penawar, merupakan reaksi normal.”

“Apa dia boleh bersekolah dengan kondisi seperti ini?”

“Boleh, semua aktivitas sehari-hari boleh dijalani.”

“Baik... bagaimana dengan Navi?”

“Pergelangan tangan dan persendian tempurung lutut Navi luka parah, meski diobati dengan baik juga tidak bisa balik seperti semula, terlebih tempurung lututnya, dia sangat mungkin setengah hidupnya nanti perlu duduk di kursi roda.”

“Pembalasan yang belum cukup sepadan, bagaimana dengan Tuan Black?”

“Sejak tuan Black tahu dirinya sudah terinfeksi, orangnya jadi miring, dengar dari Jordan katanya dia tidak bersedia bekerjasama, ditanya semua tidak tahu, jarang sekali berbicara, jarang sekali makan, sangat diam sekali.”

Gavin mengerutkan alis, “Navi dan tuan Black adalah orang penting, aku juga masih berharap mereka bisa memberikan petunjuk untuk menangkap paman keempat, lihat mereka dengan baik.”

“Aku mengerti, bos, saudara-saudara di pasukan khusus, kita semua memeriksa, semuanya bisa berkembang dengan baik sesuai proses, kamu tenang saja.”

“Em.”

“Kamu jaga yang baik kakak ipar, juga jaga dirimu dengan baik.”

“Em.”

--

Cuaca semakim hangat, bunga mawar di pot bunga yang paling awal berkecambah hijau, juga ada beberapa yang sudah berkuncup bunga warna kuning seperti mulut bebek.

Pagi sekali, Gavin sudah mengenakan celana kantoran berwarna hitam dan kemeja putih, membuat Laras yang baru bangun menggila bukan main.

Laras meregangkan pinggang, menopang pipinya melihat dan menikmati pria itu, “Kenapa berpakaian formal seperti itu?”

Semalam setelah memandikan dia langsung tertidur, tidak mengenakan pakaian, pose sekarang ini, selimut tipis hanya menutupi setengah punggung, di atas kelihatan pundak, di bawah kelihatan dua potong salju putih, Gavin baru saja mau bertanya apa tujuan dia berpose seperti ini.

Pria itu bersiul ke dia, berkata: “Gadis cantik, bentuk badanmu bagus ya.”

Nada bicaranya itu, sungguh seperti penggoda yang ahli.

Laras menunduk dan melihat sebentar, “Ah” sekali dan langsung masuk kembali ke dalam selimut.

“Hari makin lama makin membosankan, kamu sangat bersemangat, aku sangat suka.” Gavin sungguh merasakan kepremanan Laras, baru belajar langsung digunakan, “Apa kamu bisa malu? Kamu ini terlalu bisa bercanda, coba kita bandingkan, lihat siapa di antara kita berdua yang malu?!”

“…..” Melihat ini, jakun Gavin menggelinding, menelan seteguk air liur.

Itu adalah sebuah gambaran yang seperti apa, di sekeliling tubuh anak gadis dikelilingi oleh seputaran cahaya keemasan, di bawah sinar lampu, bulu halus yang transparan di sekujur tubuh membentuk selapis sinar lembut yang sangat alami, membuat kulit terang, lembut, mulus dan berkilau wanita itu menyebarkan warna merah muda.

Juga bentuk tubuh gadis itu, tempat yang harusnya menonjol juga menonjol, tempat yang harusnya melekuk juga melekuk, bentuk badan wanita itu bagus sekali, pose juga sangat indah.

Meski Gavin dari awal sudah mempelajari tubuhnya dengan sepenuhnya, tapi itu semua dilakukan pada malam hari, paling banyak juga satu lampu saja, di bawah sinar lampu yang samar-samar kecantikannya tidak terlihat sepenuhnya.

Dan sekarang ini, di bawah sinar yang sangat terang, menampilkan kebanggan seorang gadis muda tanpa ditutupi, Gavin hampir saja mimisan.

Laras melihat sorotan mata Gavin yang tertarik, juga merasa perilakunya sudah terlalu vulgar, “Tidak perlu dibandingkan.” Dia segera menyusut balik ke dalam selimut, selimut ditutup dengan erat sekali, wajahnya juga langsung merah seketika, “Aku rugi banyak.”

Gavin merasa belum puas menikmati, melonggarkan dasi sambil berjalan masuk ke kamar mandi, pria itu berpikir dia harus mandi air dingin sebentar.

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu