Cinta Pada Istri Urakan - Bab 399 Cepat Panggil Ambulans

Setelah melewati proses diskusi pihak sekolah, memutuskan Nadira harus mempertanggung-jawabkan secara hukum, Nadira juga bertanggung-jawab dengan berat atas kesalahan Nadira, menfitnah orang lain, dan juga mengacaukan prosedur umur perbuatan tidak sesuai dengan hukum.

Saat bersamaan, di website formal sekolah juga memposting nilai Laras semester pertama dan ujian akhir semester lalu, juga meninggalkan “Siapa saja tidak akan selamanya menjadi siswa bodoh” perkataan seperti ini.

Orang yang sama, dua lembar rapor, nilai sekarang ini tepat dua kali lipat dari nilai saat semester pertama, Laras membungkam mulut semua orang dengan nilai belajarnya.

Di forum sekolah, ID dissLA diblok untuk selamanya, data pendaftaran Nadira juga dihapus bersih.

Kehebohan ini juga melibatkan Wilson yang jauh di luar negeri, tentu saja, Wilson yang menjadi putra sulung yang sangat dilindungi, tidak segan mengeluarkan banyak uang berunding dengan sekolah, juga memberi pers uang penutup mulut yang banyak.

Terakhir saat berita keluar, Nadira masih tetap Nadira, Wilson menjadi bermarga Hirawa, bahkan marga juga diganti.

Kali ini, Nadira sungguh hanya bisa terus di rumah dengan baik, sebelumnya hanya kekerasan di internet, dan sekarang, dia sungguh menjadi tikus jalanan, diteriak dan dipukul orang-orang.

Ibu Nadira keluar rumah untuk membuang sampah saja mau dikomentari oleh tetangga.

Ayah Nadira seharian di rumah kecewa menghela nafas, pekerjaan baru hanya bisa berhenti, keluarga mereka perlu pindah rumah lagi.

Larut malam, Nadira melihat jam yang tepat menelpon ke Wilson.

Telpon berdering lama sekali, akhirnya tersambung, “Wilson, apa kamu sudah bangun?”

“Baru saja menggosok gigi, ada apa?”

“Maaf, kamu pasti sudah mengetahui semuanya benar tidak, aku dirancang dan dicelakai orang, kamu pasti harus percaya denganku.” Nadira meggunakan peluang dengan baik berkata, “Yang kamu bilang benar, aku tidak seharusnya bertentangan dengan Laras, dia adalah orang keluarga Pradipta, bagaimana mungkin aku bisa menan bertarung dengannya, dia terlalu kejam, tidak disangka mencelakaiku dengan cara seperti itu.”

Ekspresi Wilson dingin dan datar, hanya mendengar dia menangis mengeluh, dirinya sendiri sama sekali tidak berbicara.

“Wilson, aku bersalah, aku tidak seharusnya tidak mendengarkan perkatanmu, sekarang perkara menjeratku, kalau tidak menyelesaikan dengan baik juga perlu mendekam di penjara, huks huks huks… aku tidak ingin mendekam di penjara lagi…”

Wilson, mau bagaimana aku ya, aku tidak bisa berada di sini lagi, bukannya kamu bilang memintaku keluar negeri menemani kamu? Sekarang aku pergi ke sana ok?”

Wilson dengan datar balik bertanya: “Kamu masih masa pembebasan dengan jaminan, apa bisa keluar negeri?”

Nadira ingin menangis tapi tak ada air mata, “Kalau begitu kamu pikir cara untuk membantuku ok? Aku sekarang sangat tidak berdaya, tidak ada orang yang membantuku, semua air kotor dibuang ke aku, ada mulut juga sudah menjelaskan.”

Wilson tersenyum dingin, “Bukannya itu akibat perbuatanmu sendiri?”

“….” Ekspresi wajah langsung bergetar, tapi dia masih tetap menampilkan keluar gaya yang berkompromi, “Aku sudah bilang aku ini diperlakukan tidak adil, kamu mau percaya denganku, Wilson, sekarang semua orang sedang memarahiku, aku hanya punya kamu, bukannya sudah berjanji mau saling mempercayai?”

“Nadira, aku tidak pernah mendengar satu kata yang sesungguhnya dari mulutmu.”

Dalam hati Nadira kebingungan, Wilson adalah jerami penyelamat terakhirnya, dia menangis memohon berkata: “Aku benar sudah tahu salah, aku tidak seharusnya bertentangan dengan Laras, aku tidak seharusnya berpikir untuk membalas dendam, aku tidak seharusnya membuat masalah dengannya, maaf, aku benar sudah tahu salah.”

Wilson sudah tidak ingin mendengar dia berbohong lagi, “Jangan menganggapku jadi orang bodoh, kalau kamu menjeratku lagi, muntahkan keluar semua baju, perhiasan, tas yang bermerk yang kubelikan untukmu.”

“….” Nadira langsung tidak bersuara.

“Nadira, aku Wilson seumur hodup ini tidak pernah merasa dipermalukan seperti ini, mengejar kamu, berpacaran denganmu, adalah hal yang tersalah seumur hidupku ini, semoga kamu jangan membuatku tambah satu kebencian terhadapmu. Jangan menelpon ke nomor ini lagi, kalau tidak, aku akan langsung membiarkan kamu hilang dari dunia ini!”

Sampai Wilson memutuskan telpon, Nadira baru merespon dari ancaman serius pria itu, sekarang ini, bahkan Wilson juga mencampakkan dia.

Ini adalah akhir yang di luar dugaan, juga adalah hasil yang paling sulit diterima olehnya.

Wilson sudah mengejar dia berapa tahun, meski dia menyukai Christian dan menganggap pria itu sebagai serep, meski dia pernah mendekam di penjara ada titik hitam dalam hidupnya, dia juga tidak peduli.

Sekarang, dia akhirnya mengenali wanita itu dengan baik, juga akhirnya meninggalkan wanita itu dan pergi.

Hati Nadira sakit sulit ditahan, air mata berlinang, dia tiba-tiba dari lemari di samping ranjang mengeluarkan sebotol obat tidur, menuangkan keluar segengam semuanya disumpal masuk ke dalam mulut….

Pagi baru menyinari, ibu Nadira melewati kamar putrinya, kelihatan pintu kamar putrinya tidak terkunci, sekalian mendorong masuk untuk melihat, “Argh, pak tua, cepat kemari, cepat panggil ambulans, cepat….”

——

Hari pertama di bulan empat, putusan untuk Nadira diturunkan, karena kasus yang berat, berpengaruh luar biasa besar, jadi dihukum berat tiga tahun, langsung dilaksanakan.

Bersamaan dengan ini, pihak polisi juga mengumumkan kasus pengancaman yang terjadi hari itu di kediaman Gavin, membuktikan bahwa benar ada pencuri yang mendobrak masuk ke kediaman Gavin, terakhir di TKP berhasil menaklukan oleh pasukan satpam, dan bukannya seperti yang disebarkan bahwa Gavin menembak dan membunuh orang.

Laras bersekolah seperti biasa, satu-satunya yang tidak sama adalah, diam-diam tanpa tercium Pandu memperoleh banyak pengemar.

Karena dengan riwayat yang sangat pendek di atas panggung pesta ulang tahun universitas, gambaran terhadap Pandu yang gagah berani dan membela kebenaran masuk mendalam ke hati orang, dia juga menjadi orang terkenal di Universitas Pelita Harapan, setiap hari saat menjemput dan mengantar Laras, pasti ada penggemar yang datang untuk melihat pria itu, terkadang juga sengaja menunggu dia.

Iini membuat Laras menertawakannya beberapa waktu, “Kak Pandu, kamu juga seharusnya merencanakan pernikahanmu, gadis di Universitas Pelita Harapan lumayan, apa tidak dipertimbangkan?”

Setiap kali mengatakan sampai di sini, muka Pandu jadi memerah, menghindar berkata: “Nyonya muda, kamu jangan mengambilku untuk bercanda.”

“Tidak, aku sungguh tidak bercanda, apa mungkin kamu tidak pernah berpikir untuk mencari pasangan?”

“….” Ingin, bagaimana bisa tidak menginginkan, terlebih lagi saat melihat tuan muda nyonya muda bermesraan.

“Kalau menurutku gadis itu lumayan, dia setiap hari menunggumu di sini.”

Laras menunjuk ke arah kiri depan mobil, sekali Pandu melihat, ekspresi wajah berubah sekali, buru-buru berkata: “Nyonya muda, apa boleh kamu di sini sebentar?”

“Ada apa?”

“Itu… itu… putar balik di depan pintu gerbang sekolah repot.”

Laras sengaja bertanya: “Bukannya setiap hari pergi ke sekolah juga putar balik di depan pintu gerbang sekoalh? Kenapa hari ini bisa merasa repot?”

Pandu menahan wajah yang merah penuh, terbata-bata tidak dapat mengeluarkan perkataan.

Baru saja mengatakan, mobil sudah dikemudikan sampai di depan pintu sekolah, Laras sengaja perlahan merapikan barang.

Pandu cemas dalam hati, tapi tidak berani mendesak, dahi juga sudah berkeringat kecil.

Gadis itu menyanggul rambut, sepertinya mengambil satu kotak nasi di tangan, ragu tidak berani berjalan maju.

Laras melihat semuanya, cemas di hati, gadis, ayo kamu pergunakan waktu dengan baik.

Akhirnya, gadis itu dorong kemari oleh temannya, dia mengangkat tangan, lalu meletakkan ke bawah lagi, lalu mengangkat tangan lagi, meletakkan ke bawah lagi.

Pandu di dalam mobil kepalanya dipenuhi keringat, Laras menutup mulut tidak membiarkan dirinya sendiri mengeluarkan suara tawa.

Mungkin si gadis tidak tahu, gayanya yang malu dan ragu, dari awal sebenarnya sudah terlihat dari orang di dalam mobil.

Laras tidak bisa menahan lagi, dia membuka pintu mobil dan turun, kelihatan gadis itu sudah bersembunyi ke samping, dia sengaja tidak menutup pintu mobil, berjalan ke depan gadis itu, bertanya: “Apa kamu mau memberikan ini ke Pandu?”

Dia tidak berbicara, wajahnya memerah, sama persis dengan Pandu.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu