Cinta Pada Istri Urakan - Bab 139 Kemunculan Pacar Misterius

Laras terus bertanya dengan antusias, begitu dia memikirkan tentang Gavin yang selama ini penguasaan dirinya begitu baik itu menonton film biru, dia langsung merasa kalau hal ini benar-benar tidak bisa dipercaya.

"Kamu lebih suka nonton yang buatan Jepang atau buatan barat? Kalau aku lebih suka yang buatan Jepang, yamete yamete, aku juga bisa, hahaha."

Gavin menunduk dan menggigit bibir kecilnya yang tidak berhenti bicara, dia menggunakan ciuman untuk menutup mulutnya.

"Emmh, tunggu sebentar....."

"Tidak bisa menunggu lagi!" Gavin langsung menggendongnya dengan sewenang-wenang, setelah itu dia melangkah besar-besar ke dalam kamar tidur.

Laras masih tidak dapat menghentikan tawanya, dia berkata : "Apakah kamu suka bermain peran cosplay? Hahaha, bagaimana jika kita coba untuk bermain menjadi perawat kecil dan dokter-dokteran?"

"Tutup mulutmu!"

"Yamete, memangnya kita tidak boleh mempromosikan pertukaran antara Indonesia dan Jepang?"

Gavin benar-benar merasa hampir gila, dia yang adalah seorang Jenderal di kemiliteran, selalu bersikap lurus, frontal dan juga jujur bagaimana mungkin bisa menonton film porno yang meracuni pikiran manusia seperti itu? Dia paling tidak......juga hanya pernah menonton beberapa kali di masa-masa sekolahnya dulu.

Hanya beberapa kali saja.

Dia tidak mengatakan apapun, namun postur tubuhnya yang bagaikan ingin memakan orang itu tidak bisa dihentikan, Laras dilemparkan ke atas ranjang bagaikan seekor anak kucing, lalu dia langsung membungkuk dan menekan tubuhnya ke atas ranjang, setelah itu dia memulai sebuah pertarungan yang sangat intens.

Tidak ada cahaya di dalam kamar tidur, hanya ada cahaya lampu di ruang tamu yang menyorot masuk lewat pintu yang terbuka, aktivitas yang terjadi di dalam kamar terlihat sangat menggoda, sepasang pria dan wanita yang sedang lupa diri melupakan segalanya dan saling menyatu dengan hebatnya.

-----

Langit sudah terang, cahaya matahari yang nakal melompat masuk ke dalam jendela dan menyinari keempat kaki yang sedang saling berkaitan di atas ranjang besar yang ada di dalam kamar.

Terlihat kekacauan di atas lantai yang menunjukkan kalau sudah terjadi pertempuran sengit kemarin malam, jejak-jejak cinta terlihat di setiap tempat di dalam kamar itu.

Hari ini pemanas sentral sudah dimatikan, namun masih banyak kehangatan yang tersisa di dalam kamar mereka, Gavin yang sudah terbiasa bangun pagi-pagi, hari ini malah enggan meninggalkan ranjang dan masih bermalas-malasan di atas ranjang.

Dengan wanita cantik yang seperti ini berada di sisinya, dia enggan meninggalkan selimut yang hangat ini.

Dia menggunakan jarinya untuk menusuk-nusuk wajah kecilnya, wajah Laras terlihat elastis dan masih dipenuhi dengan kolagen, dia mau tidak mau berpikir kalau masa muda itu memang yang paling baik.

"Emhh?" Laras yang merasa terganggu membuka matanya dengan kesal, saat melihat Gavin, dia kembali menutup matanya, "Ngapain sih, pagi-pagi begini?"

Dia berkata dengan malas : "Hari ini kamu harus pergi ke kampus."

Laras mengedipkan matanya, oh iya, dia sudah bolos selama seminggu, nilainya yang sudah susah payah didapatkannya itu jangan sampai jatuh kembali, "Hari ini tanggal berapa?"

"16."

Laras tiba-tiba sadar, kali ini dia benar-benar sudah sadar sepenuhnya, "Hari ini aku ada tes remidial matematika."

Setelah itu dia langsung berguling turun dari ranjang dengan gesit, saat dia baru saja mau memungut pakaian dalamnya yang ada di atas lantai, tiba-tiba terdengar "Awww", dia jatuh terpeleset ke atas lantai.

Semakin cepat gerakannya, semakin mengenaskan pula jatuhnya.

"Nenek kecilku, tidak bisakah kamu lebih hati-hati sedikit?" Gavin mengulurkan tangannya yang panjang lalu menariknya kembali ke atas ranjang, "Aku lihat apakah ada yang terluka."

"Kamu masih punya muka untuk mengataiku, ini kan kamu yang, yang......"

"Aku? Aku kenapa?"

Laras memelototinya, "Kamu bajingan!"

Gavin merasa tidak senang mendengarnya, "Pagi-pagi sudah memakiku bajingan, masih tidak sadar kemarin malam siapa yang lebih bajingan dibandingkan denganku."

"........Jenderal Gavin, kamu tidak punya malu lagi ya?"

"Malu memangnya bisa dijadikan nasi untuk dimakan? Kamu saja tidak tahu malu, untuk apa aku juga mempunyainya?"

"........" jika pria ini mulai bersikap brengsek, benar-benar tidak ada yang bisa mengalahkannya, "Baiklah, aku tidak bisa menang melawanmu, aku harus segera berangkat ke kampus."

Melihat tubuhnya yang telanjang melompat kesana kemari, Gavin tersenyum dan menggeleng, "Pelan-pelan, aku akan mengantarmu, masih keburu."

Universitas Pelita Harapan, kendaraan off road militer yang terlihat mendominasi masuk ke dalam area kampus setelah mengambil tiket parkir, setelah itu dia langsung membawa mobilnya sampai ke depan gedung kampus.

Karena insiden "mobil goyang" yang dilakukan oleh Laras di kampus kemarin itu sangat heboh, saat itu bahkan ada saksi mata yang mengambil foto dan juga videonya lalu mengunggahnya ke dalam forum kampus, di dalam video itu Laras memang terlihat sedang turun dari sebuah mobil off road besar, kemudian setelah dia merapikan pakaiannya, barulah dia perlahan-lahan melangkah pergi, sedangkan pemeran utama prianya tidak terlihat sama sekali, identitasnya masih misterius.

Saat itu ada orang yang berusaha mendalami foto-foto dan juga video itu, alat utama yang ada di tempat kejadian adalah mobil off road ini, setelah membandingkan begitu banyak merek dan jenis kendaraan off road, pada akhirnya mereka tetap tidak dapat menemukan merek dan jenis kendaraan yang dipakainya itu.

Saat ini, orang yang terlibat dalam insiden itu mengendarai mobil yang sama dan sekali lagi muncul di area parkir kampus, hal ini segera menarik perhatian dari para pengamat.

"Cepat lihat mobil itu, terlihat familiar sekali."

"Aku sudah ingat, ini kan mobil yang tahun lalu dinaiki oleh Laras itu!"

"Benar, benar, saat itu aku melihat Laras turun dari dalam mobil dengan mata kepalaku sendiri, wajahnya terlihat memerah, pakaiannya juga terlihat berantakan, sepertinya memang mobil ini."

Saat ini, pintu mobil terbuka, orang yang turun dari samping kemudi adalah Laras.

"OMG, itu benar-benar Laras, bukankah dia berkata kalau dia sudah mempunyai pacar, apakah ini adalah mobil pacarnya?"

"Mana mungkin, orang yang memiliki mobil itu pasti mempunyai latar belakang yang hebat, kendaraan plat merah adalah kendaraan militer, bahkan para perwira dari angkatan bersenjata saja tidak boleh sembarangan mengendarai mobil militer dan memamerkannya di dalam kota."

"Huh, menurutku dia pasti dipelihara oleh seseorang, wanita yang mampu mengalahkan Nadira, bagaimana mungkin adalah seekor kelinci kecil putih."

"Shhuttt shhuuttt, jangan berkata apapun lagi, pria itu......sudah turun....."

"......." tiba-tiba, gadis-gadis yang sedang berbisik-bisik itu langsung terdiam secara bersamaan, itu siapa, tubuhnya yang tinggi dan tegap dapat menutupi cahaya matahari, wajahnya yang luar biasa tampan dapat membuat matahari dan bulan kehilangan sinarnya, yang paling utama adalah aura kebangsawanan yang terpancar dari tubuhnya membuat dirinya tampak bagaikan berjalan keluar dari zaman kuno, terlihat angkuh dan juga tidak terkalahkan.

"Tunggu sebentar," Gavin membawa syal di tangannya, kemudian dia mengejar Laras dengan langkah yang besar, "Kamu selalu bertindak ceroboh sepanjang hari, jangan sampai masuk angin, mengerti tidak?"

Di bawah tatapan terkejut semua orang, pria yang terlihat seperti dewa itu memasangkan syal untuk Laras dengan sangat lembut dan penuh perhatian, setelah itu dia masih berulang kali memperingatkannya dengan cemas, ini benar-benar terlihat seperti adegan yang ada di dalam drama percintaan.

Laras memeluk tasnya kemudian berjinjit dan mencium pipi pria itu sekilas, setelah itu dia tersenyum dan berlari masuk ke dalam gedung kampus.

"Aku menunggumu di luar, selesai ujian langsung keluar."

"Aku tahu."

Suara berat dan rendah pria itu dan suara renyah gadis itu bergema di dalam kampus, kemesraan yang ditunjukkan oleh mereka membuat para perempuan yang suka bergosip itu merasa ingin muntah.

Saat Laras diculik, seluruh masyarakat memperhatikan hal itu, mahasiswa-mahasiswi UPH juga tentu saja memperhatikannya, semua orang menduga kalau Laras pasti akan mengalami nasib yang sama dengan Yana.

Meskipun ada pernyataan dari pihak kepolisian dan juga ada penjelasan dari Manda, namun sebelum mereka bertemu dengan Larasnya sendiri, mereka semua tidak begitu percaya kalau Laras akan dapat kembali dengan selamat.

Sekarang Laras sudah menampakkan dirinya, selain itu dia juga sekalian membawa pacar misteriusnya itu, berita ini dengan cepat tersebar luas di seluruh kampus.

Akhirnya berita ini juga sampai ke telinga Ivan dari jurusan arsitektur.

Saat Ivan bergegas sampai disana, kebetulan dia melihat Laras yang sedang keluar dari kelas ujian, "Laras." dia segera memanggilnya.

Laras menghentikan langkahnya lalu menoleh, dia menatap Ivan dengan ekspresi "ada urusan apa kamu mencariku?" di wajahnya.

Ivan berlari-lari kecil ke hadapannya, dia memeriksa keadaan Laras dari atas ke bawah dengan teliti terlebih dahulu, setelah itu barulah dia bertanya : "Kamu tidak apa-apa bukan?"

Laras menyibakkan poni yang ada di dahinya sambil bertanya balik, "Apakah aku terlihat seperti seseorang yang tidak baik-baik saja?"

Ivan tertawa, "Baguslah jika kamu baik-baik saja, beberapa hari belakangan ini aku selalu mencemaskanmu sepanjang hari."

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu