Cinta Pada Istri Urakan - Bab 838 Berhubungan Dengan Kita

Laras menerima panggilan telepon dari rumah sakit, mengatakan bahwa tanda vital Eli telah stabil dan telah melewati periode bahaya, tapi dia masih belum bangun.

Dalam bangsal, sinar matahari yang hangat masuk dari jendela, dan bunga matahari di ambang jendela sedang mekar, terlihat indah di bawah cahaya sinar matahari.

Laras perlahan-lahan duduk, mengeringkan handuk, dan menyeka wajah Eli dengan hati-hati.

Kulit Eli sangat halus, mungkin koma terlalu lama, wajahnya yang memang awalnya putih bersih menjadi agak pucat.

Selama bertahun-tahun, Eli selalu hidup di lingkungan hidup yang mulia dan makmur, meskipun usianya sudah lebih dari lima puluh tahun, tapi kelihatannya seperti empat puluhan, pasangan mama dan anak berdiri bersama seolah-olah mereka adalah sepasang kakak beradik.

Laras memandang mamanya dengan tenang, Eli dalam keadaan koma memiliki kecantikan yang tenang, dari sudut pandang seorang wanita, dia juga iri penampilan mamanya bisa begitu cantik.

Terdengar suara ketukan pintu, Laras memutar kepala dan melihat, Romo datang.

“Apakah ada kemajuan hari ini?”

“Tidak ada, tadi ketika mengelap tubuhnya, tidak ada reaksi sama sekali.”

Laras mengerutkan kening dan berjalan masuk, tetapi hanya berdiri di ujung ranjang dan memandangnya, “Bukankah dokter mengatakan bahwa otaknya baik-baik saja, mengapa masih belum bangun?”

Laras mengoreksi: “Dokter mengatakan mama pernah berhenti bernafas, ini sangat berkemungkinan mempengaruhi otak.”

"Yah, dokter selalu memberitahumu yang terburuk, sebenarnya tidak seserius itu."

"Kalau begitu mengapa mama masih belum bangun?"

Romo tidak dapat menjawab, tetapi dia sangat optimis, “Pasti akan bangun, perlahan-lahan pasti akan membaik. Lagipula, kalau dia bangun sekarang, pasti akan merasa sakit, dia koma selama beberapa hari, lalu ketika dia bangun, dia tidak akan merasa terlalu sakit.”

Laras tersenyum, “Iya juga.”

“Laras menunjuk ranjang di samping sofa, “papa, jangan berdiri, duduklah.”

Romo melangkah maju, dan perlahan-lahan duduk di sofa, matanya selalu memandang Eli.

Laras memperhatikan pandangan papanya, dia sengaja menertawakannya, “papa, ada apa denganmu? Mengapa pandanganmu pada mama begitu lembut?”

Wajah Romo tiba-tiba memerah, menggaruk kepala, dia segera tersenyum, gerakan dan ekspresinya menjadi sangat canggung.

“Apa dengan apa? Mana ada, aku juga melihatmu.”

“Xixi, kalau begitu mengapa wajahmu memerah?”

“Mana ada, tidak ada kok, bagaimana mungkin wajahku memerah, kulitku begitu tebal dan kasar.” Romo menyentuh wajahnya sendiri, dia berpikir mengapa sudah umur segini, wajahnya masih bisa memerah? Begitu memutar kepala, dia melihat Laras tersenyum menutupi mulutnya, dia langsung tahu dirinya dijebak putrinya.

“Dasar kamu ini, bahkan menjebak papamu, benar-benar layak dipukuli!”

“Laras tertawa senang, hahahaha, ok ok, aku tidak mengejekmu lagi. papa, aku sangat serius menanyakanmu sesuatu.”

“Oke.”

“Apakah kamu merasa mamaku cantik?”

“Dasar anak ini, masih saja menertawakanku!”

“Tidak, aku benar-benar sangat serius bertanya padamu, ayo jawablah.”

Romo merasa segan, “Cantik, cantik.”

“Lalu banding dengan Bibi Reni, siapa lebih cantik?”

Wajah Romo menjadi tegang, dia menolak untuk menjawab.

“Ayolah katakan, aku bersumpah aku tidak pernah menyalahkanmu, aku hanya penasaran dan ingin membahasnya.” Laras berkata dengan tulus, “papa, aku juga ingin memahami potensi krisis dalam pernikahan. Lihat zaman sekarang, banyak pihak ketiga yang tidak sebagus istrinya baik dari dalam maupun penampilan luar, tetapi mengapa pria masih saja berselingkuh?”

“Lihatlah mamaku, dia cantik, berbakat, sifatnya lembut, baik hati, dan berperilaku baik. Nenekku selalu mengatakan temperamen mamaku sangat baik. Tentu saja, Bibi Reni juga tidak buruk.”

Laras menarik lengan bajunya dan berkata dengan genit, “Ayolah kita membicarakanny.”

Romo menghela nafas, ini adalah pertama kalinya dia mengatakan hal-hal dulu di depan putrinya, “Aku bertemu mamamu di saat kencan buta, pada saat itu, aku merasa sudah waktunya untuk menikah, jadi begitu menemukan seseorang yang cocok langsung menikah. Siapa tahu, tidak lama setelah menikah aku bertemu dengan Reni. Pada saat itu?? hehe, pria sampah bertemu dengan gadis nakal, dan kami langsung bersama, pada saat itu, kami merasa itu adalah cinta sejati, tetapi ternyata telah menyakiti orang di sekitar kami, terutama kamu dan mamamu.”

“Jadi, apakah kamu tidak pernah benar-benar mengerti mamaku?”

“Yah, kami menikah setelah kenalan tidak sampai sebulan, sepertinya dia baru saja putus dengan pacarnya saat itu, ketika kami menikah, tidak memiliki perasaan yang terlalu mendalam.”

Laras berkata dengan penuh perasaan: “papa, kamu salah, mama menikah denganmu karena mencintaimu.”

Romo tertegun, "Apa?"

“Pacar yang mama putusin adalah cinta pertamanya, yaitu Morales yang sekarang.”

“Benarkah?”

Laras menghela nafas, kelihatannya papanya benar-benar tidak mengerti mamanya, “Pada saat itu Morelas telah menikah, setelah mama tahu, dia langsung putus dengannya. Sebenarnya bibi Rihana yang memberitahuku tentang ini, bibi Rihana juga memberitahuku bahwa mama sangat mencintaimu, meskipun kamu tidak pulang, dia juga tidak ribut dan tidak menangis, dia berharap kamu dapat melihat dirinya yang pengertian dan murah hati, agar dapat mengubah pikiranmu suatu hari nanti.”

“mama menunggumu selama lima tahun, tetapi yang dia dapatkan adalah perceraian, dia akhirnya menerimanya tanpa ribut dan menangis. Ini bukan karena dia tidak peduli denganmu, tetapi karena dia terlalu mencintaimu.”

“bibi Rihana bilang setelah kamu pergi ke Australia bersama Bibi Reni, mamaku juga meninggalkanku, karena suatu malam mama mencekikku, dia takut dirinya menyakitiku, dan juga takut dirinya menjadi orang gila. bibi Rihana juga mengatakan bahwa mama pernah membunuh diri beberapa kali setelah kembali ke Inggris, kalau bukan ditemukan keluarganya, mungkin dia sudah mati dari dulu, terakhir kali dia bunuh diri dan diselamatkan, dia kehilangan ingatannya secara selektif dan melupakan kita sepenuhnya.”

“Setelah kalian bercerai, Morales juga bercerai, dan mengejarnya lagi. Pada waktu itu, mungkin dia juga sangat mencintai mama. Sebelum kekerasan dalam rumah tangga, aku pernah mencari tahu, Morales benar-benar sangat mencintai mama, tetapi rasa keinginan untuk memiliki dan mengendalikan terlalu kuat, mamaku hidup dengan sangat terikat.”

“Aku pernah bertanya pada mamaku apakah dia merasa bahagia saat ini. Kata mama, terpikir hari-hari yang menyakitkan sebelumnya, sekarang dia sangat bahagia.”

Suara Laras tiba-tiba berhenti, karena dia melihat papa di sampingnya telah menangis, sama seperti dirinya ketika mendengar ini dari mulut bibi Rihana, air matanya tidak bisa berhenti mengalir, dan semakin menangis, dia semakin merasa tidak nyaman.

Romo gagal mengendalikan emosinya dan terisak berkata: “Bagaimana aku bisa lupa bahwa keluarga nenekmu akan berimigrasi ke Inggris tapi hanya mamamu sendirian yang tidak pergi? Bagaimana aku bisa melupakan ini, dia tidak pergi demi diriku, aku malah menyakiti hatinya.”

Laras menepuk punggung papanya untuk membujuknya, dan berkata: “bibi Rihana bilang dia tidak tahu kapan ingatan mama kembali pulih. Ketika mengingatku, dia diam-diam meminta bibi Rihana untuk mencariku. Setelah mama mengenaliku, dia tidak berani memberitahu Morales, dan setiap kali berkontak denganku harus selalu bersembunyi. Kali ini Morales tiba-tiba melakukan kekerasan dalam rumah tangga, pasti berhubungan dengan kita.”

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu