Cinta Pada Istri Urakan - Bab 580 Kamu Melihatnya Baru Memiliki Dampak Visual

Menggunakan alasan mabuk, Gavin menginginkannya dengan agresif, dia langsung memeluk Laras duduk di wastafel, memegang kepalanya dan menciumnya dengan ganas.

Laras hampir tidak bisa bernapas, dia mendorong tangan Gavin dengan kuat, tapi tangan Gavin masih tidak bergerak sama sekali.

Gavin berhenti menciumnya dan membiarkannya bernapas, dia juga memperingatkannya dengan serius, "Kamu bukan tidak tahu betapa bahayanya pekerjaanku ini, kami adalah professional, ketika kami dalam bahaya, kami tahu bagaimana menghadapinya, tetapi kamu, jika kamu ketahuan, apa yang bisa kamu lakukan? "

Gavin berkata dengan tegas, tetapi bibirnya masih tidak meninggalkannya, "Jika kamu benar-benar menemukan harimau besar di belakangnya, orang tersebut bukan hanya akan melakukan hal-hal yang buruk terhadapmu, tetapi juga akan melakukannya terhadap anak kita, apa yang akan kamu lakukan pada saat itu? Dan apa yang bisa aku lakukan nanti?"

Tubuh Laras menggigil, dia benar-benar tidak memikirkan kemungkinan ini.

"Kita tidak perlu sebutkan contoh yang lain, contoh Darius saja, ketika kita memikirkannya, kita sudah berkeringat dingin, apakah kamu ingin mencobanya?"

Laras segera menggelengkan kepalanya.

"Jika kami yang ketahuan, penjahat tersebut masih akan takut pada kami, tetapi jika kamu yang ketahuan, penjahat tersebut hanya akan membalas dendam ratusan kali lipat terhadapmu, sudahkah kamu memikirkan konsekuensinya?"

Laras tercengang oleh perkataan Gavin ini, Laras yang sebelumnya tidak takut pada apapun, tetapi sekarang dia sudah punya anak, dan dia sangat menghargai nyawanya, Gavin berkata semakin serius, dia semakin takut.

"Beranikah kamu ikut campur dalam masalah ini lagi?"

Gavin bertanya sambil menggigitnya, dan tubuh Laras digigit sampai gemetar, Laras sudah mau gila, mana ada hukuman seperti ini?!

Lampu kamar mandi sangat terang, dan di belakangnya ada cermin besar, Laras malu ketika melihat apa yang dilakukan Gavin pada dirinya sendiri.

“Matikan lampu, matikan lampu.” Laras menuntut dengan tegas.

“Tidak!” Gavin terus berkata, “Kamu bisa memiliki dampak visual jika kamu melihatnya, sehingga kamu akan terkesan.”

"..." Ini benar-benar adalah pemikiran yang tidak bagus, tetapi Laras harus mengakui bahwa ketika dia melihat Gavin seperti ini, dia memang semakin bersemangat.

Pada akhirnya, Laras masih berkompromi di bawah kekuatan Gavin, dan setelah beberapa kali melakukannya, dia harus mandi lagi.

Hari berikutnya adalah malam sebelum tahun baru, hari terakhir dari tahun ini.

Gavin dan Laras pagi-pagi sudah pergi ke Mansion Atmaja untuk menjemput Romo, dan mereka bertiga pergi ke rumah lama keluarga Pradipta bersama-sama.

Pertempuran untuk merebut kekuasaan di tahun ini telah membuat Romo hampir kehilangan nyawanya, syukur dia sangat beruntung, dia bukan hanya melewati periode berbahaya tersebut, tetapi dia juga merebut kembali Real Estate Podomoro dari tangan Reni.

Namun, orang yang sudah setengah baya masih harus mengajukan gugatan perceraian, bagaimanapun juga, itu merupakan hal yang memalukan.

Karena jumlah aset yang terlibat sangat besar dan Reni merupakan warga negara Australia, sehingga perkembangan gugatan perceraian ini sangat lambat.

Satu-satunya hal yang memuaskan adalah kejahatan Reni yang menganiaya orang tua dan upaya pembunuhan yang disengaja pada dasarnya sudah dikonfirmasi.

Di dalam mobil, kedua junior tidak menyebutkannya, tetapi Romo sendiri terlebih dahulu memberitahu mereka, "Gavin, apakah kamu memiliki kenalan pengacara yang lebih hebat untuk memperkenalkannya kepadaku? Tim pengacaraku saat ini terlalu lemah, dan kasus perceraian ini ditunda sampai sekarang dan masih belum ada perkembangan apapun . "

Gavin: "Ada sih ada, tetapi perkembangan kasusmu ini memang lambat dan tidak bisa terburu-buru, mengganti pengacara sekarang sama seperti mengganti pelatih di tengah perlombaan, tidak ada untungnya.

Romo menghela nafas, "Haihs, masalah ini belum berakhir, beberapa hari yang lalu, pengacara Reni menghubungiku, Reni mengusulkan bahwa kecuali aku membatalkan penuntutan, kalau tidak, dia tidak akan setuju untuk bercerai. Aku juga sudah menyatakan dengan jelas, penuntutan tidak mungkin ditarik kembali, meskipun itu bukan untuk diriku sendiri, aku juga harus bersikap adil terhadap papaku yang sudah meninggal, aku harus bercerai dengannya, aku memberinya semua aset yang ada di Australia, tetapi aset di dalam negeri, dia jangan pernah memikirkannya, dia benar-benar tidak tahu malu. "

Ketika mendengar nada suara Romo yang sangat emosi, Laras cepat-cepat membujuknya: "papa, jangan marah ketika merayakan Tahun Baru."

"Ketika aku memikirkan dia bahkan ingin membunuhku, dan menyalahkannya ke Bobi, aku benar-benar tidak tahan, wanita yang kejam ini, dia bahkan tidak melepaskan anak-anak."

"papa, papa, kamu jangan marah ..."

Romo menepuk tangan Laras dan mengangguk, "Aku tahu aku tahu, sudahlah, jangan bicarakan masalah ini lagi, biarkan pengacara yang menanganinya."

"Ya."

"Ada satu hal lagi, itu kabar baik, Pamanmu sudah dibebaskan dari penjara."

"Apakah Paman ada datang mencarimu?"

"Tidak, aku pergi mencarinya dan dia masih mengabaikanku."

"Sikap Paman cukup sombong ..."

"Iya, mereka sudah berjalan sampai langkah ini, dan masih ingin membandingkan denganku. Haihs, papa sudah meninggal, hanya sisa kami kakak-beradik berdua, untuk apa dia begitu berambisi? Dia memang tidak berbakat untuk berbisnis, mengapa dia tidak mau mengakuinya? "

"Kak Maira memiliki saham di Blue City International, setiap tahun mendapatkan dividen miliaran, kehidupan mereka tidak akan susah, yakinlah."

"Aku khawatir pamanmu akan berpikir untuk memulai bisnis lagi dan memotong sumber keuangan putrinya."

"Paman seharusnya tidak akan membuat masalah seperti ini lagi, meskipun dia benar-benar ingin melakukannya, Kak Maira dan Bibi juga tidak akan setuju."

Sambil mengobrol, rumah lama Keluarga Pradpita sudah tiba, ada sepasang lentera berwarna merah yang tergantung di depan pintu besi besar rumah lama itu.

Gavin membawa mobil masuk, Bobi dan Nana sedang melambaikan tangannya melalui jendela di ruang tamu.

"papa, coba kamu lihat."

"Ya, aku melihatnya, selama aku melihat dua anak ini, semua kekhawatiranku hilang, ayo kita turun dari mobil."

Di dalam ruangan ada penghangat ruangan, dan stiker kartun dapat dilihat di mana-mana di ruang tamu yang besar ini, dan tidak perlu dipikir juga sudah tahu bahwa itu pasti merupakan karya dari Bobi dan Nana.

Laras tertegun, vas antik papa mertua yang paling berharga bahkan berpakaian seperti boneka, di atasnya mengenakan topi jerami, dan masih ada rangkaian bunga berbentuk bulat di atas topi jerami, fitur wajahnya adalah stiker, dan kedua tangan yang terkepal di depan dicat dengan pena cat air.

Hei, tunggu, tidak benar, kedua tangan yang terkepal di depan sangat jelas sedang meminta angpao, dan di atas tangan boneka kecil yang terkepal dilukis angpao dengan menggunakan pena cat air berwarna merah.

Laras menyeka keringat dahinya, sebelumnya, asalkan dia mendekati vas ini, mata papa mertuanya sangat berhati-hati, karena takut dia akan menabrak vas ini, sekarang vas antik yang berharga ini telah menjadi mainan anak-anak.

"Papa, kakek," Bobi dan Nana memanggil dengan serentak.

Ketika melihat Laras, mereka sangat antusias, "Mama Mama ..." Mereka bergegas masuk ke dalam pelukan Laras.

Bagaimanapun juga, mereka paling dekat dengan ibunya.

Laras berjongkok dan memeluk kedua anak itu dengan erat, "Kalian berdua yang nakal ini, hal buruk apa yang telah kalian lakukan?"

Nana segera mengerutkan wajahnya dan berkata dengan sedih: "Mama, kami tidak melakukan hal-hal buruk, kami setiap hari menceritakan lelucon kepada buyut, kakek, dan nenek, dan buyut tertawa sampai keriput di wajahnya bertambah banyak.

Laras: "..." Mana boleh begitu mendeskripsikan buyut, berhati-hati kalau dia marah.

Bobi berkata dengan serius, "Ya, kami tidak melakukan hal-hal buruk."

"Kalau begitu, siapa yang menempel stiker-stiker ini?"

Bobi dan Nana langsung menunjuk satu sama lain, "Itu dia."

"Kalian menyalahkan orang lain ya? Anak-anak yang tidak jujur tidak bisa mendapatkan uang Tahun Baru, angpao dari buyut, kakek dan nenek semuanya menjadi milikku!"

Bobi dan Nana: "Tidak, berikan padaku, berikan padaku."

Laras: "Berikan padaku, itu semua milikku."

Bobi dan Nana: "Tidak, itu milikku, milikku."

Ketiga ibu dan anak itu berebutan angpao, semuanya nakal.

Para senior melihat Laras berebutan angpao dengan Bobi dan Nana, mereka tidak keberatan sama sekali, melihat anak-anak tertawa, mereka juga bahagia.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu