Cinta Pada Istri Urakan - Bab 850 Siapa kamu? Di mana ini?

Setelah perpisahan dengan papanya, Gavin ke lantai dua untuk melihat dua anaknya yang sedang tidur lelap.

Terhadap Bobi, dia hampir bisa meramalkan jalan di masa depan, putra keluarga Pradipta, begitu langsung mengemban misi mulia, darah dalam tulangnya mengayunkan garis keturunannya ke depan.

Dia tidak terlalu mengkhawatirkan Bobi, yang dia khawatirkan adalah Nana.

Nana adalah seorang anak perempuan, dia sangat lembut, sangat lemah, dia tidak bisa merelakannya untuk terluka sedikitpun, ketika melihatnya air mata Gavin tidak tertahankan mengalir, dia ingin memenuhi seluruh harapan Nana.

Saat ini, perasaan batin Gavin sangat dalam, dia membungkuk dan mencium dahi putrinya dengan lembut, berbisik, " Nana kecil, putri kesayanganku, bahagia setiap hari, ketika papa dan mama tidak ada, jangan menangis, papa berjanji akan membawa mama kembali sesegera mungkin. . . "

Entah bagaimana, dia merasakan kesedihan, dia tidak meneteskan air mata ketika dia bekerja keras di medan perang, ketika dia berkeliaran di negara asing, dan ketika dia disiksa, tetapi ketika dia mengelus wajah putrinya yang tertidur saat ini rasanya sedih sekali.

Gavin tidak tahan, juga takut membuat anak-anak terbangun, jadi dia buru-buru meninggalkan kamar itu.

Ada cahaya di lorong, dan di bawah cahaya itu, wajahnya segera kembali ke bayangan yang serius.

Paman Dewa terus mengikutinya dari belakang, dia sambil berjalan, sambil berkata: “ Paman Dewa, aku ada tugas untuk pergi keluar, semua urusan rumah kuserahkan kepadamu. ”

Paman Dewa menganggukkan kepala: “Baik, itu otomatis, Tuan Muda diluar harus jaga diri. ”

“Baik. ”

Di pintu rumah, kediaman Gavin dan Paman Dewa mengantarnya pergi, satu tuan dan satu pelayan, dua orang dengan suasana hati yang berbeda, menyaksikan bayangan mobil Gavin pergi.

……. .

Laras bangun dengan bingung, reaksi pertama setelah sadar yaitu --- sangat pusing.

Ini adalah perasaan yang sangat akrab, yang mengingatkannya pada perasaan mabuk laut waktu itu saat berada di kapal barang di laut lepas.

Dia membuka matanya, hanya ada kegelapan didepannya, dia mengambil napas dalam-dalam, udara dipenuhi dengan bau amis, membuat kepalanya semakin pusing dan perutnya serasa terbalik tumpah kelaut.

Dia takut mati, dia mengakui nyalinya kecil, juga sangat takut mati, terutama setelah mempunyai dua anak.

Dia mencoba untuk mengingat kembali, hanya teringat bahwa dia sedang berbicara dengan gadis yang diam itu, pintu mobil tiba-tiba terbuka, dan kemudian seseorang memukulnya dengan tongkat, dengan cepat dan tanpa belas kasihan, sehingga dia langsung kehilangan kesadaran.

Tangannya menyentuh bagian belakang kepalanya sendiri, “Arghh…” sakit banget, orang itu sungguh kejam, kalau sampai dia menjadi idiot atau mati, bagaimana?!

Sudah terlambat untuk memikirkannya, yang paling ingin dia ketahui sekarang adalah di mana dia berada.

Tidak ada tali di tubuhnya, jadi dia perlahan berdiri bersandar di dinding.

Dindingnya sangat dingin, seperti tembok besi yang dicat, setelah berdiri, dia hanya merasa kakinya melayang dan kepalanya pusing.

Dia berpikir dalam hati: Apakah ini di atas kapal?

Setelah berjalan beberapa langkah, dia menjadi semakin yakin bahwa dia berada di kapal besar yang sedang berlabuh dan telah berada di kapal untuk waktu yang lama.

Karena, dia tidak akan pusing untuk waktu yang singkat di atas kapal, hanya untuk waktu yang lama naik dan turun, dia baru pusing.

Selain itu, dia pingsan, jadi tidak terlalu peka terhadap mabuk laut, dia pasti sudah berada di sini dalam waktu yang sangat-sangat panjang, baru bisa pusing ketika bangun

Waktu yang sangat-sangat panjang, sebenarnya berapa lama? …. Dia tidak berani lanjut berpikir.

Meskipun ketakutan, meskipun mabuk laut, tapi dia tetap harus mencari jalan keluar, dia benar-benar tidak ingin mati.

Laras mengambil napas dalam-dalam, bersandar ke dinding, sambil mengambil langkah kecil berjalan sambil menyentuh, dan tiba-tiba dia merasakan pegangan kecil, seperti pegangan jendela.

Dia memegangi pegangan itu erat-erat dan dengan hati-hati mencoba membuka jendela.

Didorong keluar, tidak bisa, ditarik kedalam, tidak bisa, dorong kekanan dorong kekiri, semuanya tidak bisa.

Jadi, dia mencoba mendorong keatas.

Bunyi “Krak”, dia mendorong satu garis.

Pada saat itu, angin laut bertiup kencang, meskipun memiliki bau yang amis, tetapi aromanya jauh lebih baik daripada udara di ruangan ini, dia menghisap udara segar dengan mulut besar dan merasa bahwa gejala mabuk laut juga telah berkurang banyak.

Dia membukanya sedikit lagi, melihat keluar dengan kedua matanya, melihat ke kiri dan ke kanan, dia menebak dengan benar, ini adalah kapal pesiar, dan tidak kecil.

Diluar adalah malam hari, tapi malam di laut tidak begitu gelap, pertama, kapal pesiar meiliki lampu yang dinyalakan di mana-mana, sangat cerah, dan kedua, tampak seperti dermaga yang sangat makmur di bibir pantai, dan matanya melihat penuh neon, bangunan paling tinggi yang ada dikejauhan sana memiliki strip neon cantik di setiap lantai, dan jumlah lantainya tidak dapat dihitung dengan jelas.

Meskipun hari sudah malam, tapi rasanya seperti siang hari, ketika angin laut sepoi-sepoi, ada suara samar-samar, yang datang dari pantai.

Dimana ini? Hati Laras berdebar-debar, dia belum pernah melihat pelabuhan yang semakmur ini.

Saat itu, ada langkah kaki di luar, dan dia segera menutup jendela.

Dia menempel di dinding, sigap mengangkat telinga untuk mendengarkan, tetapi apa yang dia dengar adalah bahasa yang tidak bisa dia mengerti.

Bicara apa? Juga bukan bahasa Inggris, kulukulu tidak mengerti semuanya.

Laras bingung, di mana aku? Paman sersan polisi Buddha Guanyin dapatkah kamu melindungiku?

Perlahan-lahan, suara itu jauh, hilang, Laras dengan hati-hati membuka pintu jendela lagi.

Aroma udara segar, dia merasa jauh lebih baik, tidak seburuk ketika dia bangun.

Yang terjadi selanjutnya adalah dia tanpa sadar menyentuh perutnya, rasa lapar yang kuat menusuknya, sangat lapar.

Tiba-tiba, sirene datang dari luar, dan alarm berbunyi.

Laras begitu ketakutan sehingga dia menutup jendela dan menempelkan badannya secara keseluruhan di dinding, dia membuka matanya lebar-lebar, kenapa, apa yang terjadi, di mana aku, siapa aku?

Di luar ada suara pintu terbuka, Laras menahan napas, dia tidak tahu apa yang akan dia hadapi setelah pintu terbuka.

Pintu terbuka, dan seberkas cahaya masuk dari luar, dia akhirnya melihat keseluruhan ruangan kecil yang gelap, ini adalah sebuah kamar, kelihatannya cukup bagus, setidaknya bersih dan rapi.

“Sudah sadar?”

Orang yang berbicara adalah seorang pria bertopeng dengan tangan di belakang, dan dia berbicara bahasa mandarin yang sesuai dengan standar.

Laras tertegun, dan seluruh tubuhnya gemetar, tetapi dia tenang dan bertanya dengan suara yang keras, "Siapa kamu? Di mana ini?

Dia berpikir hanya dengan suaranya cukup keras, dia bisa menutupi getaran dalam suaranya.

Sebenarnya, tidak bisa.

Pria itu tertawa, menyalakan lampu.

Cahaya menyilaukan menghantam mata Laras, dan dia secara naluriah mengangkat tangan untuk menghalangi.

Setelah matanya menyesuaikan dengan cahaya, dia perlahan membukanya dan melihat sekeliling, ruangan kecil ini tidak hanya bersih dan rapi, tetapi juga memiliki TV, ini adalah ruangan kecil tapi mewah.

Melihat pria bertopeng itu lagi, kira-kira lebih dari 180 cm, jika dia berkelahi, dia pasti akan kalah, jika dia berlari, dia lebih tidak bisa.

“Siapa kamu? Di mana ini?” Dia bertanya lagi.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu