Cinta Pada Istri Urakan - Bab 831 Tidak Akan Ada Yang Menyalahkannya

Jino memberi tahu kepada Gavin tentang semua yang dilihatnya di depan pintu kantor polisi.

"Bos, kakak ipar benar benar sangat hebat, berita yang sangat heboh, dibawanya kemari dengan cepat dan tak henti, beritanya benar dan akurat. Kali ini, Morales bakal kehilangan wajahnya. Eh, apakah kamu sudah menonton video itu di internet? Kakap ipar harimau, memarahi Morales sampai seperti seekor anjing. Dia... "

Jino tiba tiba berhenti bicara, dia melihat tatapan mata dari Gavin sedikit tidak biasa, “umm... itu..... aku melihat bahwa kakak ipar dapat mengatasinya, jadi aku tidak keluar, aku khawatir akan ketahuan jika aku keluar, kakak ipar tidak rugi apa apa, lihatlah di internet semua orang mendukung dia... "

Tatapan mata Gavin menjadi lebih dingin dan mengerikan, dan Jino akhirnya tidak berani berbicara lagi.

Pada saat ini ponselnya pun berdering.

"Halo?"

"Ketua Gavin, ini aku Suno Sumori."

"Kapten suno sumori, apa yang bisa aku bantu?"

"Itu, bukankah ini tetang masalah nyonya, masalah ini telah diselesaikan oleh biro kami, Meskipun Nyonya adalah pihak yang bersalah, tapi, ini, prinsip hukum tidak memandang perasaan manusia. Kami secara pribadi, sangat mengagumi perilaku nyonya. Dan kamu, ketika pulang bujuklah nyonya dengan baik, bantu aku katakan kepada dia, hukum pasti akan adil”

Gavin menghela nafas lagi, "Baiklah."

Setelah menutup telepon, wajahnya menjadi semakin tidak enak dilihat, Dia sudah mengatakan padanya berkali-kali, untuk tidak menimbulkan masalah dengan keponakan paman Jin, untung saja dia baik, dia tidak mempermasalahkannya. Kali ini, malah memprovokasi Morales.

Jino berkata dengan hati hati : "Bos, Kakak ipar berjuang juga karena bibi, bibi menghadapi hal semacam ini, tidak akan ada yang menyalahkannya."

Gavin memelototinya, "pergi kerja."

"..." Jino hanya bisa menerima perintahnya.

"Berhenti," kata Gavin, "Pastikan untuk mengawasi Morales, terutama dia dan grup lama, kita tidak tahu apa yang sedang mereka rencanakan, Begitu grup lama muncul, awasilah!"

"Baik!" Jino mengerti di dalam hatinya, sebenarnya semua mengerti bahwa tindakan kakak ipar hanyalah untuk kesenangan sesaat, dia sudah menyinggung Morales, tidak tahu apa yang akan terjadi, Bos juga sangat khawatir.

Asal usul grup lama adalah dari prajurit upahan, yang mereka lakukan hanyalah pekerjaan membunuh, Apa gunanya bagi Morales untuk mencari grup lama ?!

Namun, Morales dari sebelum masalah ini sudah ingin mencari grup lama, yang seharusnya tidak ada hubungannya dengan Laras.

Di malam hari, setelah bekerja, Gavin kembali ke rumah dengan wajahnya yang hitam.

Nana begitu melihatnya papanya pulang rumah, dia dengan segera mengambil biskuit yang dibuat olehnya untuk diberikan kepada papanya, "papa peluk, ini biskuit coklat untukmu."

Putrinya membuka tangannya dan menatapnya dengan penuh harapan, dia tidak bisa menolak, Dia mengendong putrinya, lalu mengeluarkan senyumannya yang kaku dan bertanya : "anak pintar, dimana mamamu?"

"mama ada diatas. Setelah makan siang, dia tidak turun. Kakek dan nenek mengatakan bahwa mama sedang tidur siang, dan menyuruh kami untuk tidak mengganggu. ayy, sejak kapan mama menjadi babi yang malas?"

Gavin memakan biskuit yang diberikan oleh putrinya, "yumm, enak sekali."

"Tentu saja, aku membuatnya bersama nenek."

"Anak pintar, kamu main dulu dengan kakakmu. Aku pergi lihat mama sebentar."

"Baiklah, kalau begitu bawakan sedikit biskuit untuk mama."

"Baik."

Gavin naik ke lantai dua. Suara Laras terdengar dari ruang buku, Dia tampaknya sedang berbicara dengan Rihana melalui telepon,untuk mengumpulkan informasi tentang bagaimana Morales mengendalikan kebebasan hidup dari Eli.

"Dug dug dug", dia mengetuk pintu.

" Bibi Rihana, kita besok lanjutkan perbincangannya, sampai jumpa besok."

Setelah tutup telepon, pandangan Laras kembali ke layar komputernya, kedua tangannya dengan cepat mengetik diatas keyboard, sedang menulis apa dia.

Gavin melangkah kedepan, baru saja membuka mulut, tetapi sudah terhalang oleh Laras, "Aku tahu apa yang ingin kamu katakan, tapi aku tidak punya waktu untuk bertengkar dengan kamu sekarang. Silakan pergi."

"..." sebagian hati Gavin menjadi dingin, Ketika dia sangat membutuhkan bantuan, malah dia tidak mengiginkan bantuannya.

Dia melihat sebentar ke layar komputer, informasi yang telah dia kumpulkan juga lumayan banyak, lebih banyak dari infromasi yang dipublikasi di internet, Ada juga beberapa bagian tentang penyakit Eli. Rihana adalah teman terdekat Eli, dan dia juga tahu banyak informasi tentang Eli.

Gavin duduk di sampingnya dan berkata : "Aku tidak ingin menyalahkan kamu, apalagi mengajari kamu, bisahkah kamu jangan begitu menghindariku?"

Laras membuka mulutnya, tetapi akhirnya dia tidak berbicara.

Gavin memegang pinggangnya, membawa dia kepelukannya, Bibirnya mendekati bahunya dan dia ingin menciumnya.

"Hiss..." Namun, begitu dia menempel padanya, dia langsung menghindarinya, dan memasang muka yang kesakitan.

"Ada apa?"

Laras menggerakkan bahunya, seolah-olah itu lebih menyakitkan daripada sebelumnya. Ketika dia mengetik, dia akan merasa sedikit sakit jika dia mengerakkan otot tangannya.

"Tidak apa-apa. Hanya terpukul pada saat berkelahi di pagi hari."

"Bagaimana bisa terpukul? Dimana terpukul?"

"Aku tidak ingat. Waktu itu tidak sakit."

"aku lihat sebentar."

"Tidak usah."

"Izinkan aku melihat!"

"..."

Atas desakan Gavin, Laras hanya bisa menerimanya, dia melepas setengah pakaiannya dan menunjukkan bahunya.

Awalnya bahu bulat sempurnanya memiliki memar besar, dan diantara memarnya itu ada sedikit darah yang terlihat jelas.

Gavin menatap memar itu, sampai bola matanya hampir jatuh, Sakit hati dan amarahnya semua terfokus pada matanya.

Laras menoleh dan melihat,"Oh, memar biasa. Aku akan meletakkan handuk panas nanti."

"Jangan bergerak!" betapa besar kemarahannya sampai memusatkan amarahnya ke matanya, nada suaranya barulah bisa menjadi lebih hangat.

Laras: "..." kamu sedang apa, kamu makan petasan, atau sudah menyalakan tipe petasan yang tidak bisa meledak.

Gavin mengambil obat, menuangkannya ke telapak tangan dan menghangatkannya sebentar, lalu mengoleskannya ke memarnya.

"Apakah dingin?"

geleng kepala.

"Apakah sakit?"

geleng kepala.

"Kalau begitu aku akan pakai tenaga. Kamu tahanlah sedikit."

Tenaga tangan Gavin tidak besar, dan tenaganya sesuai, tetapi rasa sakit itu membuat Laras menjadi gelisah.

"Ah... sakit sakit sakit, jangan terlalu kuat.”

"Bagaimana bisa sembuh jika tidak sakit, kamu tahan saja."

"Ah, bahuku sudah mau patah."

"lihat apakah kamu masih bisa berantem dengan orang ?!"

"bisa, sampah itu, setiap bertemu aku akan berkelahi."

"Lihat, dia sekarang sudah punya pengawal, ada 4 pula, bagaimana kamu bisa menang?"

"Tidak bisa jika mengandalkan kekuatan, maka aku akan menggunakan kecerdasan, ah! Kamu tidak bisa sedikit ringan!"

"sudah sudah, tunggu sebelum tidur barulah pakai handuk panas, besok sudah tidak masalah."

Laras mengangkat kepalanya, menatapnya dan bertanya : "benarkah kamu tidak menyalahkan aku? Ah, aku sudah mempersenjatai diri, tunggu kamu pulang untuk memberiku pelajaran."

"senjata apa?"

Laras mengedipkan mata, dan berkata : " tidak beritahu kepadamu, akan kusimpan untuk masa depan, bagaimanapun ini juga adalah senjataku."

"Baiklah, kalau begitu katakanlah kepadaku rencana kalian."

"Bagaimana, kamu ingin bekerja sama denganku dan berbagi informasi? Sudah pasti aku ada kondisinya. Kamu harus memberitahuku semua yang kamu tahu, Aku akan menilai apakah itu bernilai, Jika iya, barulah aku akan mempertimbangkan untuk bekerjasama dengan kamu."

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu