Cinta Pada Istri Urakan - Bab 18 Sedikit Mengontrol Dirimu

Bab 18 Sedikit Mengontrol Dirimu

"Uhuk uhuk, sudah lagi berciuman saja kalian, anak muda sekarang tidak bisa menahan diri, "Nenek menutup matanya, tetapi tampaknya tidak ada keinginan untuk pergi keluar, tertawa sambil berkata, "Vin, kamu keluar, ada yang mau nenek bicarakan denganmu."

Laras agak sedikit kesal, jelas-jelas sudah dirugikan tetapi tidak bisa menyalahkannya, hanya bisa seperti kemarin saat dia dicium diam-diam olehnya, anggap saja dia sedang sial.

"Oke, aku keluar." Mata Gavin yang menembus sangat dalam melihat lurus ke arahnya, mengandung peringatan, juga mengandung kehangatan yang tidak dapat diungkapkan, "Jangan mengecewakan nenek yang sudah begitu mendukungmu." Selesai bicara, dia masih mengecup sekilas bibirnya lagi.

"Dasar kurang ajar!" Laras memakinya dengan suara yang serak.

Gavin berdiri, saat dia menarik kembali tangannya, jarinya dengan sengaja mencubit sebentar bibirnya yang penuh.

"......" Tiba-tiba pada saat ini, rasa kesal Laras berubah menjadi kemarahan yang tak terlukiskan, amarahnya berubah menjadi debar jantung yang sangat cepat.

Dia mau tidak mau harus mengakui kalau pria ini benar-benar sangat tampan, hanya dengan gerakan kecil yang sewenang-wenang seperti ini saja penuh dengan daya tarik, setiap adegan bagaikan adegan film yang diambil secara close up, setiap framenya dapat membuat dia ingin menjilat layarnya.

"Kau juga sudah mendengar apa yang dikatakan nenek kepada ayah dan ibuku, jika kau ingin hidup dengan nyaman di keluargaku, harus pintar-pintar mengambil hati nenek."

"Tidak perlu kau beritahu, aku sudah tahu."

Di depan pintu, saat nenek Gavin melihat cucunya masih belum keluar, dia menunggu dengan sedikit tidak sabar, dia mendesak lagi sambil berkata, "Sudahlah, jangan sulit berpisah seperti itu, nenek hanya ingin berbicara beberapa patah kata saja, tidak sampai 3 menit."

"Aku datang." Gavin menjawab nenek, tetapi masih melanjutkan pembicaraan dengan Laras, "Baguslah kalau kau tahu."

Laras berusaha untuk tidak mengatakan apapun, level lawannya terlalu tinggi, dia hanya akan mendapatkan bagian pukulan saja, dia tidak terima, tetapi terpaksa menekan rasa tidak terima ini.

Bagaimanapun juga dia harus menghadapi kenyataan, saat ini hanya Gavin yang bisa memberikan dia tempat perlindungan dan keamanan finansial.

Nenek Gavin tersenyum lebar melihat gadis kecil yang ada di dalam menarik cucunya keluar dari dalam kamar.

"Vin, nenek mau bilang, nenek tahu kalian adalah pengantin baru, kamu juga masih muda dan penuh dengan vitalitas, tetapi hamil 3 bulan pertama adalah masa-masa yang rawan, terlebih satu bulan pertama, meskipun kau begitu menginginkannya tetap harus dikontrol sedikit, mengerti tidak?"

Waktu nenek Gavin membuka mulutnya, Gavin sudah langsung tahu apa yang mau dikatakannya, tetapi setelah didengar langsung, tetap saja terasa aneh, dia yang seorang pria dewasa dinasehati oleh orang tua mengenai hal ini, tidak bisa dipungkiri dia merasa sangat malu, "Aku sudah tahu."

"Kamu jangan berusaha membohongi nenek, nenek sudah lihat kamu tadi memeluk dan mencium gadis itu, begitu masuk kamar langsung melakukan hal itu, kamu sudah sangat tidak sabar?"

"......"

"Vin, dengar nasihat nenek, dikontrol sedikit, tunggu buyut nenek sudah keluar dengan selamat, bukankah terserah kalian mau berbuat apa?"

"......"

"Permintaan nenek tidak tinggi, hanya dalam 3 tahun memeluk 2 buyut saja."

"......"

"Kamu jangan merasa malu, nenek yang melihatmu tumbuh dewasa, kamu nungging saja nenek sudah tahu apa yang kamu pikirkan."

Gavin menegakkan punggungnya, "Aku tidak nungging."

Nenek Gavin pura-pura marah dan memelototinya, "Apa yang nenek katakan jangan kamu anggap angin lalu saja, jika buyut nenek sampai kenapa-napa, nenek tidak akan melepaskanmu."

"Nenek, aku....."

"Kamu tidak perlu mengucapkan apapun lagi, nenek sudah selesai bicara, kau ingat-ingat saja perkataan nenek, sekarang masuklah temani istrimu, nenek masih mau nonton televisi sebentar lagi."

"Nenek masih belum istirahat?"

"Orang yang sudah tua baru tidur cepat, nenek masih muda."

"......"

"Masuk sana, jaga Laras baik-baik, gadis ini cukup menarik, nenek suka."

Sambil bicara, Gavin didorong neneknya kembali ke dalam kamar, tiba-tiba dipanggil keluar, tiba-tiba dinasehati, tiba-tiba didorong masuk.

Seluruh prosesnya benar-benar sangat aneh.

Orang yang juga merasa sangat aneh adalah Laras yang masih duduk di sofa dengan bodohnya, dia melepaskan sepatunya, sepasang kakinya ditaruh di atas sofa, penampilannya santai dan natural, ditambah dengan anting-anting berbentuk tengkorak yang keren itu, bagaikan seorang preman kecil yang tidak masuk akal.

Gavin pada awalnya memang sudah sangat kesal, dijelek-jelekkan oleh Laras di dibelakangnya, diceramahi oleh nenek, sekarang ditambah melihat penampilannya yang santai dan masa bodo, dia benar-benar dipenuhi dengan kemarahan.

Aku tidak memintamu untuk menanggung beban ini bersama-sama, tapi jangan menambah masalah untukku!

"Nenek bilang apa?" Tetapi Laras sama sekali tidak menyadari kemarahannya, bahkan bertanya dengan penuh minat, "Jangan-jangan nenek takut kau merugikan 'bayi' kita yah?"

Sambil bicara, Laras membusungkan perutnya lalu mengelusnya, dia menaikkan alisnya untuk menggoda Gavin, nada bicaranya juga penuh ejekan, dengan berani menjadikan Gavin sebagai bahan candaan.

Gavin tidak mempunyai kemampuan yang hebat untuk menyenangkan perempuan, tetapi mengatur dan memerintah orang lain adalah kelebihannya, melihat penampilan Laras yang malas-malasan--duduk bukan, tidurpun bukan, dia tanpa berkata apapun maju ke depan lalu langsung menggendongnya.

"Hei, apa yang kau lakukan?!"

"Jika kau ingin kehilangan bekingan dari nenek, kau boleh berteriak lebih kencang lagi."

"......" Laras segera mengecilkan suaranya, lalu memakinya, "Dasar bajingan, ternyata berani mengancamku, seperti dugaanku, wajah malikatmu yang kemarin adalah palsu, pura-pura saja."

Gavin memicingkan mata dan memperingatkannya, "Kalau begitu aku akan menunjukkan padamu apa itu bajingan!"

Setelah selesai bicara, dia memeluk Laras dengan erat sambil jalan menuju ranjang, biar bagaimanapun Laras jago berantem, menghadapi 7, 8 orang yang mengepungnya saja dia bahkan tetap mampu berwajah datar, tetapi menghadapi 1 orang Gavin saja, dibelenggu oleh dia seperti ini, ternyata dia tidak dapat bergerak sama sekali, walaupun sudah berusaha sekuat tenaga untuk memberontak tetapi dia tetap tidak bisa lepas sedikitpun.

Setelah bertahun-tahun berkarir di dunia militer, Gavin telah dilatih untuk menjadi lebih kuat dibandingkan dengan orang-orang biasa lainnya, saat memakai baju kelihatannya kurus, tetapi saat membuka bajunya, semua ototnya terlihat, ilmu bela diri Laras yang cetek itu sama sekali tidak dapat dibandingkan dengannya.

"Gavin, kau mau apa?"

"Bukankah kau memakiku bajingan? Kalau begitu aku akan melakukan hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang bajingan."

Tanpa banyak bicara lagi, Gavin bagaikan melemparkan anak ayam, melemparkan dia ke atas ranjang.

Reaksi Laras sudah cukup cepat, begitu badannya menyentuh ranjang, dia langsung berusaha untuk berdiri, tetapi gerakan Gavin lebih cepat lagi, hampir di waktu yang bersamaan dia membungkukkan tubuhnya lalu menekan tubuh Laras ke ranjang.

"Gavin, kau pasti salah paham akan kata 'bajingan' ini, bajingan tidak akan berbuat seperti ini terhadap seorang perempuan, bajingan zaman sekarang sangat lembut, sangat menghormati perempuan."

"Benarkah?"

"Benar, 'bajingan' sebenarnya adalah kalimat yang berkebalikan artinya, sama seperti 'menyebalkan', itu adalah interaksi antara suami istri, kau jangan menganggapnya serius." demi tidak ditindas, Laras memeras otaknya, karena jika menggunakan kekuatan dia tidak bisa menang darinya, kalau begitu hanya dapat menggunakan otak.

"Apakah kau tidak merasa saat aku memakimu 'bajingan' sebenarnya sama dengan mengatakan 'menyebalkan'? Hahaha, itu adalah percakapan diantara orang yang sangat dekat , menurutmu bagaimana?"

Gavin tentu saja mengetahui tipuan kecilnya, gadis ini sangat pintar sekali.

Dia menundukkan kepala dan mendekatkan wajahnya, "Oh? Jadi maksudmu....Kita adalah suami istri yang....Sangat dekat?"

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu