Cinta Pada Istri Urakan - Bab 952 Aku Mau Menikah Dengannya

Laporan hasil pemeriksaan Eli telah keluar, otaknya memang masih ada gumpalan darah yang belum terserap, dia koma begitu lama, dan hampir tidak pernah berolahraga, hal tersebut sangat tidak bagus untuk penyerapan gumpalan darah, untuk masalah apakah saraf berbicaranya itu ditekan oleh gumpalan darah atau sudah rusak, sekarang masih sulit untuk dinilai.

Meskipun Eli tidak bisa berbicara, tetapi dia sangat bahagia setiap hari, senyum di wajahnya sudah cukup untuk menjelaskan semuanya.

Semua anggota keluarganya bergiliran menemaninya di rumah sakit setiap hari, dan dia merasa ini adalah hari paling bahagia dan paling nyaman dalam hidupnya.

Yang paling penting adalah bahkan Romo juga sering datang.

Pada hari Sabtu, Laras pagi-pagi sudah membawa Bobi dan Nana datang, dia juga membawa sekotak eggtart.

"Nenek, kami datang untuk melihatmu." Nana masih belum memasuki bangsal, tetapi suaranya sudah terdengar, "Nenek, kami hari ini membawakanmu eggtart, apakah kamu suka makan eggtart?"

Eli mengangguk dengan cepat dan memberi mereka acungan jempol

Nana berpakaian sangat cantik hari ini, dia mengenakan kaos rajutan berwarna putih di dalam dan rompi berwarna merah di luar, di bawahnya adalah stocking berwarna putih dan sepasang sepatu kulit berwarna hitam, rambutnya dikepang dua, dan dia juga memakai dua jepit rambut dengan model bola berwarna merah, dia berjalan sambil melompat, sehingga sepatu kecilnya mengeluarkan suara "tak-tak-tak".

Nana berlari ke depan Eli, dia memutarkan badannya terlebih dahulu, kemudian bertanya, "Nenek, ini adalah baju baru yang dibelikan mama untukku, apakah aku cantik?"

Eli memberinya acungan jempol.

"Ibu juga membelikanmu selendang sutra, selendang itu cantik sekali, Nana membatu nenek mengenakannya, boleh?"

Eli mengangguk dan tersenyum.

Bobi mengambil eggtart telur, kemudian membuka kemasan selendang, dia hampir saja mengucapkan "silahkan putri".

Laras berdiri di samping dengan tangan kosong, seiring dengan kedua anak tumbuh besar, keterampilan yang mereka kuasai juga semakin banyak, dan mereka juga semakin dewasa, dia yang sebagai ibu ini menjadi semakin bebas.

Nana mengambil selendang sutra, itu merupakan selendang berwarna biru langit yang dipilih olehnya dan mama untuk nenek, ada juga pola rumput hijau di atasnya, pola tersebut tidak terlalu mencolok, tetapi juga tidak terlalu polos, sangat cocok untuk dipakaikan di musim semi.

"Nenek, coba kamu lihat, apakah kamu menyukai pola ini?"

Suka, tidak ada alasan untuk tidak suka.

"Kata Mama, nenek suka melihat hujan di Solo, setelah nenek sembuh, kami membawamu pergi ke Solo, oke?"

Oke, oke, Nana benar-benar sangat pengertian.

"Kalau begitu, Nenek harus bekerja sama dengan dokter untuk melakukan perawatan, meskipun obatnya pahit, Nenek juga harus memakannya, meskipun rehabilitasi sangat susah, Nenek juga harus melakukannya, ketika aku belajar berjalan, aku juga jatuh berkali-kali, Nenek jangan berkecil hati.

Nenek tidak berkecil hati, Nenek pasti akan bekerja keras untuk melakukan rehabilitasi.

Nana melipat selendang sutra dan dengan hati-hati melilitnya di leher Eli, "Nenek, ketika kamu pergi berjemur di bawah sinar matahari, kamu tidak perlu takut lehermu akan kedinginan. Nenekku bilang orang tua paling takut lehernya kedinginan, begitu ditiup angin, lehernya akan kedinginan dan juga akan merasa tidak nyaman di mana-mana. "

Laras yang berdiri di samping melihat dengan bahagia, dia masih sedikit bangga di dalam hatinya, siapa yang melahirkan anak gadis yang begitu pengertian!

Bobi juga menatap adiknya dengan teliti, adikku sangat pintar, hebat sekali.

"Kak, coba kamu lihat, apakah nenek cantik?"

"Sangat cantik."

Bobi jarang berbicara, tetapi dia tidak pernah berbohong, jika dia mengatakan cantik, maka itu benar-benar cantik.

Eli tersenyum sampai tidak bisa menutup mulutnya, dia menggandeng tangan Bobi dan Nana, berterima kasih pada mereka dengan keras.

Laras berkata sambil tersenyum, "Sudahlah, ayo kita makan eggtart, Nana datang membantu mama, Bobi mendorong kursi roda nenek, ayo bertindak."

Mereka berempat bergaul dengan sangat bahagia, di luar bangsal, Romo berdiri di pintu dan melihat mereka begitu bahagia, dia juga tersenyum.

"Ayah, kamu sudah datang ya? Kenapa kamu berdiri di luar? Cepat masuk."

Romo tersenyum dan menggaruk rambutnya, dia juga membawa sesuatu di tangannya, "Aku baru saja tiba, aku melihat kalian mengobrol dengan bahagia, aku takut aku akan mengganggu kalian."

"Ayah tidak mengganggu kami kok, ayo masuk dan makan eggtart, eggtart Ini dibuat oleh Nana."

"Benarkah? Nana sudah bisa membuat eggtart?"

"Ya, apa yang bisa dibuat cucumu ini sangat banyak, Gavin sekarang sudah menghela nafas, tidak tahu bocah mana yang akan beruntung di masa depan, kami benar-benar ingin Nana tinggal bersama kami seumur hidup."

Bobi tiba-tiba berkata, "Mama, bukankah adik akan tinggal bersama kita seumur hidup?"

Laras mencubit wajah putranya dan menyeka sisa-sisa eggtart di sudut mulutnya, "Setelah adik tumbuh besar, dia akan menikah, dia akan tinggal bersama suaminya. Tidak hanya adik, kamu juga akan menikah, setelah kalian tumbuh besar, kalian tidak ingin tinggal bersama papa dan mama lagi. "

Nana tampaknya mengerti, "Aku akan menikah dengan Luki, dia tinggal di sebelah rumah kita."

Laras belum menjawab, dan Bobi telah menyangkal terlebih dahulu, "Kamu mana boleh menikah dengan Luki yang suka menangis itu? Taekwondo-nya sangat buruk, dia melatih melakukan split saja menangis, tidak boleh."

Laras tersenyum pahit, " Luki lumayan bagus, dia tampan dan juga sopan, setiap kali dia datang ke rumah kita, dia selalu membawa hadiah."

Nana: "Benar, Kak Luki sangat baik, aku ingin menikah dengannya ketika aku dewasa nanti."

Bobi: "Huh, tidak boleh, aku bilang tidak boleh, papa juga tidak akan setuju."

Nana: "Aku suka Kak Luki, aku mau menikah dengannya, Mama, aku mau menikah dengannya, boleh?"

Bobi: "Mama, jangan biarkan adik menikah dengan Luki, boleh? Boleh?"

Laras sekarang sangat dilema, putra dan putrinya memeluk pahanya, menggoyangnya, memohon padanya, dan menatapnya dengan tatapan yang sangat membutuhkan pengakuan.

"Uhuk uhuk, Bobi, Nana, pertanyaan ini masih terlalu dini, kita bicarakan nanti saja."

Dua bocah kecil ini akhirnya melepaskan tangannya, tetapi mata mereka masih sedang bertengkar.

Laras tidak tahu harus tertawa atau menangis, dia harus berbagi hal ini dengan Gavin, Bobi sudah mulai khawatir tentang masalah kencan adiknya, apakah ini adalah hal yang baik atau buruk?

Mata Romo dan Eli secara tidak sengaja bertemu satu sama lain, mereka terdiam satu sama lain, tetapi sepertinya mereka mengerti satu sama lain.

Detik berikutnya, mata Eli sedikit basah, dia menatap anak-anak dengan mata merah dan tersenyum.

——

Proses pemulihan Eli tidak termasuk cepat, tetapi juga tidak termasuk lambat, setelah bekerja keras selama dua minggu, dia akhirnya bisa berjalan.

Tapi dia masih belum bisa berbicara.

Musa memutuskan untuk kembali ke Inggris terlebih dahulu, dia telah meninggalkan Inggris terlalu lama, dan banyak pekerjaan yang telah menumpuk di perusahaan, dan mengharuskannya untuk kembali dan menanganinya sendiri.

Sejalan dengan itu, Dirga dan teman-temannya juga akan pergi bersamanya.

Setelah Dirga menyerahkan kapal pesiar ke perusahaan broker, meskipun dia bisa menjamin mereka bertiga hidup dengan nyaman selama beberapa kehidupan, tetapi dia masih begitu muda, dia tidak mungkin tidak bekerja.

Dia memutuskan untuk mematuhi pengaturan ayahnya dan pergi ke perusahaan untuk membantu ayahnya.

Hari itu, mereka sudah melewati pemeriksaan keamanan, dan Nguyen Song tiba-tiba pingsan di ruang VIP.

Amanda memberinya pertolongan pertama, dan staf medis di bandara juga segera datang.

"Kelopak mata bengkak, tangan dan kaki bengkak, tekanan darah tinggi, kami curiga ini adalah masalah ginjal."

"Tekanan darah terus meningkat dan harus segera dibawa ke rumah sakit."

Meskipun Amanda juga belajar kedokteran, tetapi dia tidak memiliki pengalaman klinis, sehingga dia juga kewalahan ketika melihatnya.

Nguyen Song dibawa dengan tandu dan ambulans siap untuk berangkat.

Dirga segera memutuskan, "Ayah, kamu kembali dulu, tidak ada gunanya kamu tinggal di sini, waktu boarding segera tiba, jangan menunda pekerjaanmu, kami akan membawa Nguyen Song ke rumah sakit, nanti kami akan memberitahumu bagaimana kondisinya."

"Baik, kamu cepat hubungi Laras."

"Aku tahu."

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu