Cinta Pada Istri Urakan - Bab 721 Diobati Wanita Sampai Mati

Kalau bisa, Laras sungguh ingin memfoto penampilan Aaron sekarang, kirim kepada Gavin untuk dilihat, agar Gavin bisa tertawa dengannya.

Kalau tertawa, sepertinya tidak begitu sopan, kalau tidak tertawa, sungguh sangat sulit menahannya.

Oleh karena itu, Laras menghibur dan berkata: "Suli, ada apa-apa bicarakam dengan jelas, menghindar bukan cara yang baik, kalian bicara dulu, aku keluar makan."

Selesia berkata, dia mengambil nasi kotaknya dengan cepat pergi dari tempat yang canggung itu, kalau terakhir mereka berbicara harus menggunakan ciuman, bukankah dia semakin canggung?

Di kantor hanya tersisa Aaron dan Suli berdua, Suli membelakanginya, memakan nasinya, tapi makanannya terasa hambar.

Aaron bukan ingin memaksanya, tapi dia sungguh tidak bisa menahan kondisi seperti dekat seperti tidak seperti ini, sungguh sangat menyiksa.

Dia berjalan, ke belakang Suli, dengan kesulitan berkata: "Aku menunggu semalaman di bawah rumahmu, aku sampai tidak tau kapan tertidur."

Suli menunduk memakan nasinya, masih tetap tidak bersuara.

"Aku tau apa yang kamu pikirkan, aku sama sekali tidak mempedulikan masalah papamu, papa dan mamaku sudah tidak begitu keras kepala setelah masalah Tasya, mereka akan menghormati pilihanku, apa yang kamu takutkan?"

Suli meletakkan sumpitnya, menghela nafas kasar dan berkata: "Kita begitu cepat bersama, bagi kak Minghe adalah sebuah luka, dan juga netizen akan sangat membencimu, aku sih tidak apa-apa, aku takut kamu akan dihujat."

"Untuk apa berpikir sebanyak itu?"

"Aku ada di lingkaran ini, harus memikirkannya, jadi kamu jangan terlalu memaksaku."

"Aku......"

Benar-benar satu masalah muncul, ada saja hal yang memberhentikannya, siapa yang menyangka, Aaron yang dulunya keras kepala, suatu hari, akan diobati oleh wanita sampai mati.

Aaron menjaga di bawah rumah Suli semalaman, dia memikirkan begitu banyak kata-kata, tapi semuanya hancur oleh satu kalimat Suli "jangan terlalu memaksaku".

Dia sungguh tidak bisa melakukan apa-apa pada Suli.

"Suli......"

"Sekarang kamu pulang, mandi dulu, rapikan dirimu, pergi bekerja dan sibuk, jangan hanya menjagaku dari pagi sampai malam."

Aaron seperti seekor anak anjing, menggoyangkan ekor dan dengan kasihan berkata: "Kalau begitu bisa tidak berikan aku nomor teleponmu, atau berteman di wechat? Kalau tidak aku selalu tidak bisa mencarimu."

Suli dengan tak berdaya mengeluarkan handphonenya, menekan sebuah nomor dan meneleponnya.

Lalu, telepon Aaron berdering, tiba-tiba hatinya bermekar, sikapnya yang murung itu langsung menjadi sumringah dan berkata: "Baik, semuanya sesuai apa yang kamu katakan."

Setelahnya Aaron seperti anak kecil pergi dari studio kerja, pulang ke rumah untuk membenah diri.

Laras dengan penasaran bertanya, "Kamu menyetujui apa kepadanya?"

"Memberinya nomor telepon."

"Pft....." Laras hampir tertawa, Aaron sungguh kamu mengalah sekali, bisa tidak belajar satu cara dengan kakak keduamu?

-----

Kesenjangan diantara Laras dan Sandra masih sangat ribut, bahkan Allan dan Anna pun terkejut.

Akhir pekan, mereka berdua suami istri seperti biasa tinggal di rumah lama Pradipta, Allan tidak cocok bertanya kepada Laras, jadi menyuruh Gavin pergi ke ruang kerja untuk berbicara.

Nana dan Bobi tinggal di rumah lama hidup dengan sangat baik, badannya mulai tinggi, pipinya juga mulai berdaging.

Laras awalnya khawatir kalau ketiga orang tua ini akan terlalu memanjakan anak-anak, tapi sekarang dilihat, dia hanya khawatir berlebihan.

Di dalam rumah lama, Allan adalah orang jahat, Anna dan nenek adalah orang baik.

Allan memang orang yang serius, tidak peduli terhadap dirinya, atau kepada junior, selalu sangat kejam.

Nana dan Bobi setiap hari jam 7 pagi harus sudah bangun, 10 menit bangun dan mencuci muka menggosok gigi, 10 menit mandi, 10 menit makan, jam 7.30 sudah berangkat dari rumah ke TK.

Permintaan Allan terhadap kegiatan dan istirahat kedua cucunya sangat ketat, kalau bukan prinsipnya ini, anak-anak pasti akan dimanjakan Anna dan nenek.

Juga karena ketaatan Allan, Anna dan nenek, kedua mertua dan menantu yang tidak cocok begitu lama, akhirnya menjadi berada di satu pihak, sekarang hubungan mereka sebaik ibu dan anak.

Anna sebelumnya mendengar dari temannya, nyonya Wang sana, tidak bisa menahan penasarannya dan bertanya Laras, " Laras, masalah kamu dengan anak gadis keluarga Sinos (keluarga Sandra Dewi), apakah ada salah paham?"

Laras menampilkan tatapan yang canggung, tidak disangka beritanya tersebar begitu cepat.

"Aku tidak percaya kalau kamu akan merebut kalungnya, kamu bukannya tidak ada, apakah dia sengaja ingin melukaimu?"

"Ma, aku akan menyelesaikan masalah ini dengan baik, mama jangan mendengar rumor di luar sana."

Anna tau, Laras menggunakan kata-kata ini untuk menutup mulutnya, hatinya tidak senang, untuk menghindari perdebatan, "Aku tidak setuju kamu diluar terlalu menampakkan muka, kalau tidak ada kerjaan lebih banyak menemani anak-anak apa tidak baik? Sebaik apapun kami kepada anak-anak, sebanyak apapun kami menemaninya, juga tidak bisa menggantikan orang tua."

Laras dengan segan mengangguk, "Ma, aku akan meluangkan lebih banyak waktu menemani anak-anak."

Karena masalah ini, kami dan keluarga kakak pertama juga sangat segan, Sandra adalah keponakan bibi kalian, membuat masalah seperti ini juga tidak enak dilihat."

"Baik, aku tau."

Dan juga di saat yang sama, Allan dan Gavin berdua sudah selesai berbicara dan turun dari lantai dua, Anna hanya bisa menyudahinya, hatinya kesal, sekarang Laras lebih mempunyai ide dari dulu, bisa melawan, juga bisa membuat orang marah, kedepannya hanya takut dia tidak menganggap mertuanya ini.

Nenek hanya sedih akan menantu cucunya, menarik tangan Laras dan berkata: " Laras, nenek juga percaya denganmu, kita tidak takut, kalau mau ke pengadilan, ke pengadilan saja, jangan biarkan dirimu kesulitan."

"Baik, nenek."

Hati Anna semakin kesal.

Sekembalinya ke kediaman Gavin, Laras bertanya: "Kamu sudah memberitahu papa?"

Gavin: "Sudah, papa tidak menyalahkanmu, tenang saja."

"Mamamu sepertinya tidak begitu senang kepadaku."

"Kamu peduli?"

"Aku tidak peduli, tapi bagaimana juga dia membantuku menjaga anak-anak, sedikit banyak juga harus menjaga perasaannya, tapi dia ingin aku tinggal di rumah, aku tidak akan menyetujui ini, banyak berbicara hanya akan membuatnya lebih marah, aku lebih baik tidak mengatakannya."

Gavin menjulurkan tangan memegang kepalanya, dengan tersenyum berkata: "Sudah besar, sudah bisa memikirkan masalah dari semua sisi."

Laras menepiskan tangannya, tidak menerima belaiannya, "Anakku saja sudah bisa membaca dan menulis, aku masih belum besar? Kamu saja yang selalu menganggapku sebagai anak kecil, oke?"

Gavin sedang menyetir, dengan cepat meliriknya, berkata: "Baik, baik, anak gadis sudah jadi wanita besar, aku suka wanita besar."

"Howl, terimakasih kakekmu."

"Aku tidak ada kakek."

"......" Laras tidak ingin berdebat dengannya, langsung memutarkan kepala melihat ke jendela, tidak lupa berpesan, "Menyetir yang baik."

Mengingat apa yang mama pikirkan, dia sampai sekarang tidak tau apakah harus memberitahu Gavin atau tidak, dia sangat takut akan mendengar penilaian Morales dari Gavin, kalau Morales adalah orang yang jahat, kalau begitu mama harus bagaimana?

Seorang diri, sangat sulit menentukan baik atau jahat, orang jahat juga ada sisi baiknya, orang baik juga ada sisi jahatnya, hanya dilihat dari sudut pandangnya, Morales sangat teliti menjaga mama.

Dia berkonflik dengan batinnya, dia kesal, tapi tidak berani menunjukkan begitu banyak di hadapan Gavin.

"Apa yang kamu pikirkan? Kenapa tampaknya stres sekali?"

"Tidak, aku hanya merasa bersalah kepada Nana Bobi, waktu menemani mereka terlalu sedikit. Aku berpikir tunggu semua pekerjaan studio sudah membaik, masalah Suli dan Aaron sudah terselesaikan, kalau begitu aku boleh melepaskannya, nantinya lebih banyak menemani anak-anak dan kamu."

"Baik." Gavin sebelah tangan memegang setir, sebelahnya dengan pelan menjulur menggenggam tangannya, "Jangan kelelahan."

"Baik."

......

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu