Cinta Pada Istri Urakan - Bab 279 Membaik

Keesokan paginya, Gavin membawa Anis pergi ke rumah keluarga Atmaja.

Anis juga membawa dua orang asisten wanita untuk mendampingi.

Dua asisten wanita ini sebenarnya juga pasukan wanita yang pernah menerima pelatihan khusus.

Menggunakan kesempatan dengan beralasan untuk mengobati Maira, dua orang tentara wanita yang hebat memasang kamera di setiap sudut penting di rumah keluarga Atmaja, terlebih lagi ruang baca dan kamar tidur Rama.

Usai mengobati, merka turun ke bawah.

Nagita yang menunggu di bawah sudah sangat cemas, “Dokter Anis, bagaimana putriku?”

Anis: “Bu Nagita jangan khawatir, kondisi putrimu lebih baik banyak dari sebelumnya, dia bisa menjawab semua pertanyaanku, juga menjawab dengan sangat baik. Dia juga dengan senang sekali memberitahuku dia sudah mau menikah.”

Nagita mengangguk, tapi di wajahnya malah dipenuhi dengan ekspresi cemas, “Ais, benar, Dokter Anis, kondisinya sekarang apa bisa menikah?”

Anis: “Dilihat dari kondisinya sekarang ini tidak cocok untuk menikah, yang terpenting untuknya sekarang ini masih perlu mengontrol dengan baik kondisi penyakitnya, tapi dilihat dari harapannya sendiri sepertinya sangat menantikan untuk menikah, kalau tiba-tiba memberitahunya tidak bisa menikah bagi dia ini adalah satu pukulan yang besar.”

Nagita: “Benar, masalah keluarga kami agak rumit, singkat kata dia dulu punya seorang calon suami, kemudian pihak lawan sebelah pihak memutuskan perjanjian pernikahan, merupakan pukulan besar baginya, sekarang pihak mereka bersedia untuk memperbaiki hubungan dengan kami, Maira juga sangat senang, jadi kami juga tidak tahu seharusnya mau bagaimana.”

Anis bertanya: “Apa mungkin tidak mempertimbangkan untuk membawa dia pergi jalan-jalan?”

Nagita menghela nafas ringan, “Perusahaan ayahnya baru saja mengalami masa sulit, sekarang baru saja lewat, tapi masih belum stabil, aku dan ayahnya juga tidak ada waktu luang, menyerahkannya ke orang lain kita juga tidak tenang.”

Anis: “Dari sudut pandang seorang dokter, masih berharap kalian lebih mementingkan kondisi pasien, penyakit nona Maira kalau diobati segera, berpeluang besar untuk sembuh total, tapi kalau diundur terlalu lama, bisa susah untuk dipastikan.”

Nagita mengangguk berkata: “Aku mengerti, terima kasih Dokter Anis.”

Selanjutnya, Gavin sekelompok lalu pergi dari rumah keluarga Atmaja.

Pada saat yang bersamaan, pemantauan terhadap keluarga Atmaja sudah disadap dari luar sampai ke dalam rumah.

Setelah sejak Dimas di Gunung Sumbing menemukan orang yang dicurigai sebagai Paman Keempat muncul di klinik kecil, seterusnya, bagaimanapun mereka memeriksa, juga tidak mendapat petunjuk sedikitpun.

Segerombolan orang ini, menghilang lagi begitu saja.

Terlebih lagi wanita yang dicurigai sebagai Jenny itu.

Darius dan Jenny pernah menjadi anggota penting pasukan khusus serigala, sangat mengerti jelas cara perang pasukan khusus, juga tahu tidak sedikit rahasia negara.

Darius sudah 5 tahun meninggalkan Pasukan Serigala, banyak info yang dia tahu sudah ketinggalan zaman, tapi Jenny baru saja meninggalkan pasukan tidak lama, kalau dia mau berpindah memihak dan masuk ke kelompok Paman Keempat, bagi pasukan khusus ataupun negara, ini merupakan hal yang sangat serius.

Jordan terus mencari keberadaan Jenny, tapi sudah beberapa hari, dia masih tidak bisa menghubungi adik perempuannya.

Kalau Jenny memang menjadi anggota musuh, bagi keluarga Wijaya, tanpa perlu diragukan lagi ini merupakan bencana yang mematikan.

Jordan mengajukan perintah untuk memeriksa sendiri ke Gunung Sumbing, tapi sudah berhari-hari, juga tidak ada hasil sedikitpun.

Di markas pusat pasukan khusus, Jordan dan Dimas masuk dengan cepat dan tergesa-gesa berjalan masuk ke ruang kerja komandan.

“Bos, tidak ada info keberadaan Paman Keempat, juga tidak ada berita tentang Jenny.” Jordan berkata, “Ayahku sudah memutuskan untuk melapor ke polisi, kalau Jenny memang menjadi anggota musuh, kita sekeluarga menyetujui untuk memberinya hukuman yang terberat.”

Saat Jordan berkata, ekspresi wajah seperti berdarah dingin, itu adalah adik kandung perempuannya, kalau dia memang menjadi anggota musuh, dia bersumpah akan menghabisinya sendiri.

Gavin melihat mereka terus-menerus, bertanya: “Sudah pergi begitu lama, sedikit petunjuk saja tidak ada?”

Jordan dan Dimas satu per satu menggeleng.

Gavin: “Kalau begitu hanya bisa mulai dari keluarga Wijaya, Jordan, apa perlu istirahat untuk beberapa waktu?”

Jordan menegakkan pinggang yang langsing, mengangkat tangan dan memberi hormat tentara, dengan suara yang lantang berkata: “Tidak perlu.”

Gavin mengangkat tangan menepuk pundaknya, “Kalau begitu terus bekerja yang baik.”

“Baik, Bos!”

Jordan menyahut dengan agak serius dan kacau, karena bukti yang bisa ditemukan saat ini, semuanya tidak menguntungkan Jenny, dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri.

Saat ini, ponsel pribadi Gavin tiba-tiba berdering, dia melihat sekilas nomor telepon, ternyata telepon dari kakek Mon.

“Halo, kakek.” Saat dia mengangkat telepon, pelacak panggilan telepon di waktu bersamaan muncul di monitor.

Suara kakek Mon cemas dan juga tergesa-gesa, berkata: “Pak Gavin, Parto datang…. datang mencari kami….”

“Kapan?!” Pupil mata Gavin mengecil, ini adalah suatu terobosan yang penting.

Di saat yang bersamaan, pria itu dengan sangat cepat sekali memberikan perintah, meminta Jino yang berada di luar dan langsung segera pergi ke tempat tinggal kakek Mon.

kakek Mon: “Tadi baru saja, dia sudah menjemput Mon, Minah sedang membereskan barang si kecil, aku menelponmu di kamar mandi. Pak Gavin, aku tahu putraku melakukan tindakan kriminal besar, dia bersalah, kamu harus menangkapnya, membantu masyarakat membasmi kejahatan.”

Gavin sangat salut dengan kakek Mon yang menjunjung tinggi kebenaran, orang tua yang tinggal di pedalaman gunung bisa bertindak seperti ini, sungguh tidak mudah, “Baik kakek Mon, kamu sebisa mungkin mengulur waktu.”

“Baik.”

Baru saja suara kakek Mon terlontar, dari telepon terdengar suara “Phang”, lalu suara seorang wanita, “Pa, apa yang sedang kamu lakukan?”

Kelihatannya, kakek Mon terpergok oleh menantunya, Minah.

Selanjutnya, suara rebutan dan marah yang kacau balau, selanjutnya lagi, telepon terputus.

telepon ini membuat semua anggota pasukan khusus senang bukan main, juga membuat situasi sulit ini ada petunjuk.

Gavin segera menghubungi Jino, “Kamu paling cepat butuh berapa lama untuk sampai ke tempat tinggal kakek Mon?”

Jino: “5 menit lagi sampai.”

Gavin: “Baik, kakek Mon sudah ketahuan, kamu dobrak pintu masuk langsung tangkap Minah, selamatkan sandera yang ada di tangan Parto, biarkan dia pergi.”

Jino: “Mengerti.”

Gavin membawa pasukan langsung mengejar ke sana.

Setelah kurang lebih 5 menit, Jino menelpon, “Bos, Minah membawa anak tidak tahu pergi ke mana, kepala kakek Mon terluka, nyawanya sekarat.”

Alis Gavin mengerut, “Kamu jaga kakek Mon dulu, Hendro akan segera periksa kamera di sekitar komplek, untuk mencari keberadaan Minah, kita akan mengejarnya.”

1 menit kemudian, Hendro sudah menemukan, “Bos, Minah pergi membawa seorang anak ketemuan dengan Parto, mereka sekeluarga berempat pergi ke arah bandara.”

Gavin: “Kejar!”

Weiner mengejek berkata: “Parto sungguh bermimpi di siang bolong, apa masih berencana pergi dari bandara?”

Sonny: “Parto saat ini tiba-tiba membawa anak pergi, satu keluarga berempat melarikan diri, seperti ini bukannya mereka ada perang internal? Kalau tidak kenapa mereka harus mengambil resiko ini?”

Tatapan mata Gavin yang khawatir terus melotot ke depan, berkata: “Setelah tertangkap kita akan mengetahuinya, Damar, ngebut sedikit!”

“Baik.”

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu