Cinta Pada Istri Urakan - Bab 326 Tuan Putri Memaksa Untuk Melakukan

Setelah putus, dunia Vero menjadi tak berwarna, depresi yang lama membuatnya menyendiri.

Dia dari wanita ramah yang menyukai matahari dan berolahraga berubah menjadi orang aneh yang tidak suka keluar dan bertemu orang lain.

Dan sekarang ini, dia tersenyum sambil melihat ke arah kamar Sonny.

Ini adalah pertama kalinya dia tersenyum dari hatinya dalam 3 tahun.

Jendela di ruang hatinya terbuka, sinar matahari masuk dari jendela, menyinari seluruh kamar.

Sejak itu, dunianya berwarna.

Didalam kamar, begitu Sonny masuk kekamar langsung menidurkan kepalanya di atas tempat tidur, memejamkan matanya, ada cairan bening yang pelan-pelan keluar dari sudut matanya.

Tangannya terulur menyekanya, membuat posisi bertiarap dan tidur.

Sudah lama tidak minum begitu banyak bir, sudah lama tidak pernah sesenang ini, juga sudah sangat lama tidak seperti sekarang ini begitu merindukannya.

Beberapa tahun ini, dia memfokuskan segalanya ke dalam pekerjaan, lari keliling lebih banyak dari orang, lebih semangat latihan dari orang lain, dia ingin menghabiskan semua tenaganya, lalu tidur dengan tenang dan nyenyak.

Kalau tidak, rasa rindu akan tumbuh dihatinya seperti kanker, menggerogoti seluruh hatinya.

Tidak lama dia tiduran, dari pintu luar tiba-tiba ada suara ketukan pintu.

Dia langsung mengangkat kepalanya, ada yang mengetuk pintu?

Lingkungan sekitar begitu tenang, suara ketukan pintu tok tok tok sangat jelas, tidak mungkin halusinasinya .

"Siapa?"

Tidak ada yang menjawab, hanya saja suara ketukan setelah berhenti 2 detik, lalu berbunyi lagi, dan juga lebih terburu-buru daripada yang sebelumnya.

Alkohol mulai menyelimuti kepala otaknya, Sonny dengan bimbang menyeret langkah kakinya dengan berat pergi membuka pintu.

Begitu pintu terbuka, dia merasa dirinya pasti sedang bermimpi, di dalam mimpi, dia melihat Vero lagi.

Dia menyeringai bodoh, mulutnya dengan tidak jelas berkata: "Sayang, jangan muncul seperti hantu, aku tidak merindukanmu."

"......" Vero berpikir dalam hati, tampaknya mabuknya lumayan berat.

"Aduh, kamu kenapa masih tidak pergi? Mau aku usir kamu ya?"

"Kamu coba saja!"

Suara yang keluar dari mulut Vero secara tiba-tiba membuat Sonny sedikit tersadar, dia memukul dahinya dengan kuat, lah, bukan mimpi, ini nyata.

"Aku-- aku --aku tidak berani."

"Bagus kalau tidak berani, " Vero mendorongnya, masuk lurus kedalam kamar, lalu memerintah, "Tutup pintu."

Sonny menutup pintu, berbalik dan bertanya: "Nona Vero, ada apa? Sudah malam sekali, kamu sembarangan masuk ke kamar pria, tidak begitu baik."

Vero melihatnya, dia yang mabuk jauh lebih lucu dibandingkan dengan saat tidak mabuk, setidaknya sangat menurut.

"Sonny, merindukanku tidak?" Tiba-tiba dia bertanya.

Sonny melihatnya dengan aneh, tidak bisa membedakan mimpi atau nyata.

"Merindukanku tidak?" Dia bertanya lagi.

Sonny mengangguk pelan, setelah tersadar lalu cepat-cepat menggelengkan kepalanya lagi, wajahnya yang bodoh tapi penurut, membuat Vero tersenyum.

Vero tersenyum, dia juga tersenyum, "Kamu......Kamu lebih cantik pada saat tersenyum, lain kali, lain kali harus banyak tersenyum......tersenyum, hehe, banyak tersenyum ya."

Vero maju satu langkah mendekat, sepasang mata cantiknya menatap matanya dengan lekat, "Sonny, dengarkan baik-baik, apa yang kulakukan hari ini semuanya atas dasar kemauanku sendiri dan juga apa yang selalu kumau, kalau kamu memang seorang laki-laki, lakukanlah apa yang memang harus dilakukan seorang laki-laki, jangan lari, jangan takut, bertanggung jawablah atas kewajibanmu."

Sonny tidak mengerti, "Ha?"

Tidak memberinya banyak waktu untuk merespon, Vero kearahnya, menjijitkan jari kakinya, memeluk lehernya, dengan perbuatan nyata mengungkapkan rasa cinta kepadanya.

"......" Sonny sampai tercengang, dia menarik lengan Vero, mencoba mendorongnya.

Tapi, badan Vero semakin mendekat, kedua lengannya memeluknya sangat kuat, dia tidak bisa melepaskannya, alam bawah sadarnya juga tidak ingin mendorongnya.

Aroma tubuh Vero masuk kehidung Sonny, merangsang saraf sensitifnya, tangannya yang berhenti ditengah udara, pelan-pelan terlepas kendali dan memeluk pinggangnya.

Vero sangat puas terhadap pembalasan Sonny, dengan kuat dia mendorongnya ke dinding.

Badan Sonny terayun bersandar ke dinding, kedua kakinya sedikit membengkok menyesuaikan tinggi Vero, otaknya yang setengah sadar menyuruhnya untuk cepat mendorong Vero, tapi tangannya tidak mau mendengar, lalu jiwanya mulai jatuh kedalam Vero.

Menciumnya, bau alkohol mereka bergabung menjadi satu, dan juga rasa familiar untuk satu sama lain yang sudah lama hilang, membuat setiap sel tubuhnya berlompat-lompat.

Kedua tangannya pelan-pelan menguat, memeluknya dengan erat.

Tiba-tiba, Sonny mengangkat badan Vero, menindihnya kedinding didepan, gerakan yang sama, saling bertukaran, dia yang dari pasif berubah menjadi agresif.

Sekarang ini, mood Sonny meroket, disuatu bagian juga sangat membengkak, insting prianya juga bangkit, sama sekali tidak bisa membedakan nyata atau mimpi, dia hanya tau badannya bergerak mengikuti hatinya.

Vero juga dengan kuat, menuntun Sonny mundur kebelakang, melihat posisi tempat tidur, lalu memeluk Sonny dan terjatuh keatas tempat tidur.

Ketika jatuh ketempat tidur, Sonny sedikit tersadar, dengan sigap menjauh dari badannya.

Ini adalah sebuah jebakan.

Vero memeluk kuat lehernya, berusaha kuat naik kebadannya, menindih Sonny yang dibawah, seperti tanaman membelitnya.

Vero menahan kedua tangannya disebelah telinganya, sambil menciumnya dan menggeliat diatas badannya.

Seorang pria yang normal, pria yang memiliki kebutuhan fisik, seorang pria mabuk yang normal dan mempunyai kebutuhan fisik, mana bisa menahan serangan wanita yang lembut ini.

Tidak lama, dia sepenuhnya dilucuti, jiwa dan raganya terjatuh.

Begitu memutar balik, dia mengambil alih peran agresif itu, melakukan sekali lagi kepada Vero apa yang tadi Vero lakukan padanya.

Gambaran sedikit kacau, pada saat mereka berdua akhirnya menyatu, mereka berdua pada saat yang sama menggeram pelan, tampaknya akhirnya badan mereka bangun, jiwa mereka akhirnya naik ke tingkat lebih tinggi, mereka menumpahkan rasa cinta mereka terhadap satu sama lain selama beberapa tahun ini.

------- "Walaupun pada saat putus aku masih memiliki perasaan terhadapmu, kalau begitu menurutmu setelah 3 tahun, perasaan pada saat putus, masih ada? Kamu terlalu kegeeran."

Pada saat Vero mengetuk pintu, kalimat ini terngiang-ngiang dikepalanya, dia juga takut perasaan Sonny kepadanya sudah hilang.

Tapi saat ini, dia tidak mencurigainya lagi, Sonny masih sangat mencintainya, seperti dia mencintai Sonny.

Satu malam yang gila.

Keesokan harinya, matahari pelan-pelan naik, cahaya yang hangat dan terang masuk dari jendela menyinari kamar.

Pria dan wanita diatas tempat tidur, masih berpelukan, dibawah selimut ada 4 kaki berbelit, tidak bisa membedakan yang mana aku dan kamu.

Sonny bangun terlebih dahulu, mabuk berat ditambah pekerjaan malam tadi, kepalanya sungguh mau meledak.

Tapi yang lebih membuatnya runtuh adalah semua yang ada didepan matanya.

Hanya melihat Vero yang berbaring disebelahnya, lengannya menjadi bantal Vero, wajahnya juga bersandar didadanya, kedua kakinya membelit dengan kakinya.

Dia mengejapkan matanya dengan kuat, kalau bukan karena rasa pegal di lengannya, dia akan mengira ini adalah mimpi indah.

Begitu dia bergerak, Vero juga terbangun.

Vero pelan-pelan membuka matanya, mata Vero melihatnya dengan suram, membuatnya tanpa sadar menahan nafas dan tidak berani bergerak.

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu