Cinta Pada Istri Urakan - Bab 989 Resiko Yang Terburuk

Tatapan Ariel yang penuh dendam itu membuat Sandra ketakutan, mendorong ringan, Sandra pun menabrak dan tersandar di dinding koridor, seperti es tipis.

Manda samar-samar mendengar percekcokan mereka, dengan sekuat tenaga membuka mata, tetapi tangan kaki yang tak bertenaga dan tak bisa dikendalikan, "Turunkan aku, aku, aku meminta suamiku untuk datang menjemputku."

Ariel menoleh dan memberi isyarat pada Luci, Luci mengendong Manda langsung berbalik ke arah lift.

Sandra yang ingin menahan, tetapi ada kakak sepupu menghadang di depannya.

Sekujur tubuhnya yang gemetar, dengan erat memegang kedua ponsel di tangannya.

"Berikan ponsel Manda padaku!" Ariel melotot, membuka telapak tangannya, membiarkan dia sendiri yang menyerahkannya.

Sandra yang menyaksikan Manda dibawa masuk ke dalam lift oleh orang itu, pintu lift yang tertutup, dia merasakan tekanan seperti sedang mencekiknya.

"Kakak sepupu, akan terjadi masalah, apakah kamu tidak berpikir apa akibatnya? Kamu akan menyakiti Kak Rendra."

"Ha, bukankah dia mencintainya dengan tulus, kalau ternyata wanita yang dicintainya telah mengkhianatinya, dia masih tidak bisa melepaskannya, itu aku akui."

"Ini tidak disebut pengkhianat, ini disebut memperkosa, kakak sepupu, kalian tidak bisa berbuat seperti ini, ini melawan hukum."

"Selama kamu tidak banyak ikut campur, dia sudah mengkhianati Rendra," Ariel membantah kata-katanya, dengan amarah mengumumkan, "Ini adalah kenyataan, apa yang aku katakan itulah kenyataannya, kamu berikan ponselnya padaku."

Sandra perlahan menggerakan tangannya ke belakang punggung.

"Berikan padaku!" Ariel langsung maju untuk merampasnya.

"aku ingatkan padamu, kamu anggap saja tidak mengetahuinya masalah ini, kalau kamu banyak mulut, perusahaan Ayahmu tidak akan bangkrut semudah itu saja."

Sandra ketakutan berdiri diam di sudut dinding, dahulu melihat kakak sepupu, matanya dipenuhi dengan rasa kagum, tidak tahu sejak kapan dimulai, rasa kagum itu dipenuhi dengan keraguan, sekarang, tatapannya melihat kakak sepupu dipenuhi rasa takut.

"Kamu, sekarang, pulang ke rumah, pikirkan baik-baik, baru datang bertemu lagi padaku."

Menghadapi kekuatan kakak sepupu, Sandra tidak punya pilihan lain.

Di pintu hotel, Sandra panik tetapi dengan sangat hati-hati berlari keluar, memastikan kakak sepupu tidak mengikutinya keluar, dia langsung mengeluarkan ponsel yang disimpannya di pinggang rok.

Saat itu Ariel hanya melihat tangan kanannya yang memegang ponsel, tetapi tidak menyangka tangan kirinya juga memegang ponsel.

Sandra dengan panik mencari bantuan lain.

Tetapi, ponsel di tangannya ini, adalah milik Manda, dia tidak bisa membukanya.

Kalau tidak telepon 110 saja, akan tetapi, dia juga takut kalau masalah ini diperbesar, kakak sepupu akan melakukan sesuatu terhadapnya.

Selama ini, dia dengan mata sendiri melihat bagaimana kakak sepupu memperlakukan musuhnya.

Seorang bintang wanita, yang pernah merebut kata sambutan dari kakak sepupu, sekarang di industri hiburan sudah tidak terjumpa orang itu lagi.

Seorang sutradara terkenal, pernah mempersulitnya saat syuting, dan masih memotong adegannya, sekarang sutradara itu hanya bisa menjual karya seni di pinggir jalan saja.

Dan Kak Lei yang awalnya bertanggung jawab atas kegiatan yayasan amal, karena "Penipuan sumbangan" harus ada orang sebagai kambing hitamnya, dia langsung mendorong Kak Lei keluar, banyak bukti yang menyatakan kalau Kak Lei menggunakan puluhan miliar uang yayasan amal untuk kepentingan pribadinya, dan sekarang Kak Lei masih berada di dalam penjara.

Berpikir tentang hal-hal ini, di musim panas bulan 8 ini, Sandra berkeringat dingin, sudah menelepon 110, dan akhirnya dimatikan oleh tangannya yang gemetar itu.

Waktu berlalu setiap detiknya, dia berdiri di pinggir jalan, melihat mobil yang datang dan pergi, segelombang kepanikan muncul di dalam hatinya, dia tahu banyak hal tentang kakak sepupu, akan tetapi, dia malah tidak mempunyai bukti nyata sedikitpun di tangannya.

Rekaman suara di telepon, juga hanyalah sebuah catatan telepon yang diam-diam disimpannya, apapun tidak bisa dibuktikan, menurut caranya kakak sepupu, mungkin bisa saja akan membantah.

Dan ketika dia kebingungan, tiba-tiba ponsel di tangannya berbunyi, dia menunduk dan melihatnya, ternyata telepon dari Kak Rendra.

Kak Rendra sudah menelepon Manda.

"Halo?" dengan secercah harapan, dan secercah permohonan bantuan, dia berkata, "Kak Rendra, kamu dimana?"

Hati Rendra yang cemas, tangan yang memegang setir mobil sedikit bergetar, "Manda mana? Ipar sepupumu mana?"

"Kakak ipar dia?? Dia?? aku juga tidak tahu, kamu dimana???"

"aku sebentar lagi sampai, kakak iparmu mabuk?"

"Ya??"

"Kalau begitu kamu lihat dia dengan baik, aku akan segera datang." Lampu merah di depannya, Rendra mengerutkan kening, tak sabar langsung turun dari mobil.

Nada suara Sandra yang sedikit bergetar, "Maafkan aku?? Tidak bisa melihatnya??"

Rendra cemas memandang lampu merah di depannya, "Apa yang terjadi? Kamu jangan cemas, kamu biarkan Manda mengangkat telepon."

"Dia tidak bisa mengangkat telepon, Kak Rendra, kamu cepat datang kesini, kakak ipar mengalami masalah."

Wajah Rendra yang cemberut memandang lampu merah yang sudah berubah hijau, tetapi mobil di depannya masih berhenti tidak bergerak, dia terus menekan klakson tidak berhenti, memutar balik setir, langsung dari samping memotong jauh mobil itu.

Sandra berkata kalau Manda mabuk dan dibawa Luci masuk ke dalam kamar hotel, seluruh tubuhnya sudah meledak, kedua matanya yang berapi-api, menekan gas mobil dengan kuat, seperti terbang kesana.

Rendra melihat Sandra di depan hotel, dia turun dari mobil, tatapannya yang tajam, ekspresi yang kejam, seperti sekujur tubuhnya yang dipenuhi dengan api.

"Kak Rendra??" Sandra pertama kali melihat Rendra seperti ini, selama ini, Rendra terlihat hangat dan anggun, sifat yang hangat, suara yang halus, memperlakukan orang dan benda pun begitu baik.

Sandra sedikit takut, hari ini, kakak sepupu yang diketahuinya, bukan kakak sepupunya yang dulu lagi, kakak sepupu laki-lakinya, juga bukan kakak sepupu laki-lakinya yang dulu lagi.

Rendra sambil berlari masuk ke dalam, sambil bertanya: "Mereka ada di kamar mana?"

Sandra terus mengikuti Rendra, "aku juga tidak tahu, harus tanyakan pada kakak sepupuku."

Rendra menoleh memelototi dia, "Ariel?"

Tatapan seperti ini, dia benar-benar terkejut, secara moral dan pertolongan hidup seseorang membuatnya tidak bisa egois lagi, dia menjawab dengan jujur: "Iya, kakak sepupuku juga berada di dalam, keseluruhannya nanti aku jelaskan padamu, sekarang yang terpenting adalah menolong ipar sepupu, kalau terlambat sudah tidak ada gunanya."

Benar, hal ini, terlambat satu detik saja sudah menjadi kesalahan terbesar, sejak dia berada di lampu merah dia telah memberitahu Gavin, saat ini, Gavin yang sangat efisien dalam menyelesaikan masalah telah mengirimkan nomor kamar ke ponsel Rendra, selain itu, penanggung jawab hotel juga sudah menerima instruksi dari atasannya, sedang bergegas keluar menyambut Rendra.

Suasana lobi yang sibuk dalam sementara waktu, Rendra dan Ariel yang saling berpapasan, Ariel yang berdiri diam di tempat, melihat Sandra dan Rendra yang muncul bersama, tanpa sadar dia mengetahui, dia akan selesai.

Saat ini Rendra tidak ada waktu untuk mengurusi Ariel, hanya saja ketika mereka bahu menyapu bahu, Rendra memberikan tatapan ganas padanya, tatapan ini seperti sedang memberitahu "Kalau saja Manda kehilangan satu helai rambut pun, aku ingin nyawamu sebagai bayarannya!"

Memasuki lift, naik ke lantai atas, berlari kencang, Rendra berada di barisan terdepan, penanggung jawab hotel dan dua orang satpam mengikuti di belakang, Sandra terengah-engah karena berlari menggunakan sepatu hak tinggi, juga mengikuti mereka.

"Setelah membuka pintu, kalian tunggu di luar." Di dalam lift, sekujur tubuhnya yang sudah dipenuhi dengan api dan mengatakan hal ini dengan menahan seluruh amarahnya.

Semua orang diam, siapapun tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalam kamar tersebut, dan Rendra, sudah memikirkan resiko yang terburuk.

Novel Terkait

Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu