Cinta Pada Istri Urakan - Bab 749 Akhir Yang Buruk

Toreto Han dan Adel Han bersama mengikuti mobil polisi pergi ke kantor polisi, Toreto Han sepanjang jalan dengan tidak tenang memberitahukan anak perempuannya apa yang harus dia katakan dan apa yang seharusnya tidak dia katakan, tapi Adel Han tidak setuju dan memaksa ingin kantor polisi untuk memberikan permohonan maaf secara formal kepada mereka.

Bahkan dia juga membuat sebuah komentar di internet, mengatakan pesannya yang terbuka untuk publik sudah dihapus, juga mengatakan dia menerima banyak surat ancaman, tapi dia tidak akan kalah dengan kejahatan, dia pasti akan membantu suaminya mendapatkan keadilan.

Untuk sesaat, perasaan warganet tergerak oleh dia, mereka pun mulai mempertanyakan Gavin.

Saat pendapat publik datang menyerang, komentar tersebut ingin dihapus pun sudah tidak berguna lagi, karena menghapus komentar tersebut tidak secepat perkataan orang-orang warganet.

Akhirnya, polisi mengeluarkan pernyataan kepada publik lalu membentuk tim khusus untuk memeriksa kejadian pertengkaran yang melukai orang di taman kanak-kanak XX.

Sesampainya di kantor polisi, Kepala Polisi Suno dengan ramah mempersilahkan mereka masuk dan berkomunikasi dengan mereka secara personal.

Bukti pertengkarannya ada, termasuk kesaksian orang tua yang ada di TKP, juga rekaman video dari handphone salah satu orang tua yang ada di TKP, ditambah lagi, masih ada empat bukti laporan terluka, diantaranya ada Guru Vega yang terluka paling parah dengan tiga tulang rusuk yang patah di punggungnya.

Adel Han melihat semua itu dan mengendus dengan hidungnya, “Seberapa susah bagi Gavin untuk memalsukan semua laporan terluka ini? Dan juga, Sun Alvia terkunci didalam, bagaimana dia bisa diperiksa? Gavin melebih-lebihkan laporan tersebut sampai menyatakan luka anaknya juga akan diperiksa, bagaimana dengan anakku, anakku juga terluka, wajahnya terluka parah.”

Kepala Polisi Suno mengeluarkan lagi sebuah dokumen laporan, “Ini adalah laporan terluka milik Sun Alvia dan Sun Bong, sesampainya di kantor polisi langsung ada dokter militer yang memeriksa mereka dan menyambungkan kembali tulang Sun Alvia yang terkilir, Sun Alvia hanya terluka ringan, tapi untuk Sun Bong, hanya luka cakaran kuku saja.”

Adel Han mencibir, “Ah, sepertinya Kepala Polisi Suno sudah melakukan persiapan untuk berhadapan denganku ya.”

Kepala Polisi Sunotidak ingin berseteru dengan Adel Han, dia malah berpaling dan berkata kepada Toreto Han : “Direktur Han, ini adalah fakta-fakta yang ditemukan oleh tim khusus kami, korban terluka masih dirawat di rumah sakit, apakah masih ada yang belum kalian mengerti?”

Adel Han : “Jangan berbasa-basi dan cepat lepaskan mereka.”

“Kamu diam!” Ini adalah pertama kalinya Toreto Han memarahi anaknya sendiri, “Bagaimana seharusnya kamu berbicara kepada Kepala Polisi Suno?! Apakah kamu tidak bisa membedakan dalam berbicara dengan orang tua!!”

Adel Han : “......”

Toreto Han tahu anaknya sudah membuat ulah, meyinggung Kepala Polisi Suno, juga menyinggung Gavin, yang artinya sama dengan menyinggung semua orang dalam militer dan kepolisian.

“Kamu ya, pernahkan kamu melihat video ini? Sun Alvia yang memukul duluan, kalau tidak menangkan dia, menangkap siapa lagi?”

Adel Han menggerutu sedih: “ Gavin itu juga sudah memukul orang, apakah luka di tubuh Sun Alvia bukan luka?”

“Kalau begitu apakah bisa dibandingkan?” Toreto Han bukan hanya marah, dia juga kebingungan, kebingungan yang tidak berujung, dia tidak bisa memperkirakan seberapa besar masalah yang ditumbulkan anaknya.

Adel Han meratakan bibirnya dan semakin bersedih, “papa, sebenarnya kamu memihak siapa?”

“Faktanya ada didepan matamu, kamu masih ingin membantu membela Sun Alvia ? Siapa yang memberikan kamu hak untuk melawan hukum, kamu masih harus mematuhi hukum!”

“papa......”

Kepala Polisi Suno melihat situasi seperti itu, berpikir bahwa seharusnya dia bisa menutup kasus ini, “Direktur Han, jadi maksud kamu, kalian bersedia menerima hasil akhirnya?”

Toreto Han menganggukkan kepalanya dengan tidak berdaya, “Iya, kalian sudah bekerja keras.”

Kepala Polisi Suno: “Kalau begitu, kami akan mengumumkan hasilnya kepada publik, disaat yang sama juga tolong nona Adel Han untuk memberikan penjelasan yang masuk akal untuk dimasukkan kedalam pernyataan publik, pencemaran nama baik dan penghinaan kamu kepada Kepala Pradipta, termasuk dampak untuk kedepannya, sudah cukup untuk menuntut kamu atas dasar pencemaran nama baik.”

Toreto Han selalu bersikap rasional, tapi tidak dengan Adel Han, dia langsung meludah dan berkata: “Cuih, jangan membawa hukum untuk mengancamku.”

Sejauh ini, Kepala Polisi Suno sudah tidak mau berbicara lagi dengan Adel Han, “Direktur Han, jadi maksud anda?......”

Toreto Han dengan ekspresi tenang, menganggukkan kepalanya, “Kita akan memberikan penjelasan dan meminta maaf secara publik, jika Kepala Pradipta ingin melakukan pemeriksaan, kita juga akan bersedia bekerja sama.:

Kepala Polisi Suno: “Kalau begitu tolong tanda tangan di dokumen laporan pemeriksaan, kasus taman kanak-kanak sampai disini saja, untuk urusan hukum lainnnya, kita harus menunggu keputusan pihak Kepala Pradipta.”

Toreto Han sangat tidak berdaya, dia mengambil pulpen dan merasakan perasaan yang sangat berat.

Tadinya diperseteruan rahasia antara dia dengan Gavin ini, dia ada di posisi menang, dia hanya saja tidak bisa melihat anak muda yang mengandalkan kemampuan militernya untuk ikut campur dalam masalah, dengan ingin mematahkan semangat Gavin, kalau begitu bagus, tapi kalau tidak berhasil mematahkan semangatnya, dia akan membiarkan orang lain untuk mengangkapnya.

Disaat itu, seorang petugas polisi masuk dengan terburu-buru dan membisikkan sesuatu kepada kapten Busro, kapten Busro terlihat terkejut lalu bersenyum.

kapten Busro dengan cepat menghilangkan senyumannya dan dengan ekspresi serius berjalan ke samping Kepala Polisi Suno, lalu membisikkan sesuatu kepadanya.

“Benarkan?”

“Ya, orang di Departemen Teknologi dan Jaringan menanyakan apakah kamu perlu kendali.”

“Tidak perlu, tidak akan pernah.”

Kedua orang itu saling menatap, Kepala Polisi Suno dan kapten Busro tertawa diam-diam.

Adel Han masih ada banyak keluhan, semua ini berbeda total dengan apa yang dia perkirakan, kalau mengikuti tempramennya, dia sudah sedari tadi akan membalikkan meja, tapi emosinya ditekan oleh Toreto Han.

Sikap arogan Adel Han dia dapatkan dari papanya sendiri, kalau papanya melarang dia untuk bergerak, dia tidak akan berani bergerak.

Saat pergi dari kantor polisi, hari sudah menjelang malam, angin dingin dari barat laut menghebus mengenai wajah, terasa sakit, Adel Han naik ke mobil sambil bermarah-marah, “Dia bermarga Sumori kan, dilihat-lihat juga tidak terlalu tua, baru menjadi Kepala Polisi kan? Tunggu saja, yang bermarga Sumori, besok aku akan memberikan kamu pelajaran.”

Toreto Han menatap anaknya, “Masih saja berbicara, diam.”

“papa, kamu sebenarnya kenapa?”

“Naik mobil dulu baru kita bicarakan!”

Adel Han naik dan duduk didalam mobil, suara marahannya semakin keras, “papa, Kepala Polisi Basri dari kantor pusat saja menghormatimu, dia yang hanya seorang Kepala Polisi dari kantor kecil, mempermalukan kamu seperti itu.”

Toreto Han dengan wajah suram, menghela napas dengan susah, “Astaga, Adel, aku peringatkan kamu, kamu tidak perlu mengurus masalah ini, sesampainya dirumah nanti kamu tulis dengan baik sebuah ulasan.”

“Mengenai apa?”

“Masalah pribadi Gavin bisa membuatmu terpancing?” Toreto Han semakin berpikir, semakin membuat dia merasa kebingungan, kalau Gavin membuat sebuah artikel tentang masalah ini, dia kemungkinan besar akan digantung dan dipukuli oleh Gavin dan Sardi, akhir yang buruk.

Disaat yang sama, wechat di handphone Toreto Han mulai bergetar, awalnya hanya sedikit, lalu dengan cepat langsung menjadi kacau, handphone-nya berdatangan pesan yang banyak, bergetar tanpa henti.

Toreto Han mengeluarkan handphone-nya dan membuka wechat, semuanya adalah pesan pribadi yang dikirimkan kepadanya

——“Direktur Han, masalah yang ada di internet, apakah benar?”

——“Direktur Han, cepat lihat berita yang ada di internet, apakah kamu sudah lihat?”

——“Direktur Han, kamu sekarang ada dimana? Cepat lihat berita, berita besar.”

——“……”

Disaat dia melihat isi pesan wechat itu, jantung Toreto Han langsung berdebar kencang, sebenarnya apa yang terjadi?!

Dia merasa tangannya gemetaran, bahkan napasnya juga gemetaran.

“papa, kamu kenapa?” bahkan Adel Han juga merasa terkejut.

Toreto Han dengan ragu dan tidak berani membuka pesan-pesan tersebut, Adel Han langsung mengambil handphone papanya dan melihat isi pesan-pesan didalam wechat, “Ada apa, aku lihat.”

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu