Cinta Pada Istri Urakan - Bab 502 Aku Bertanggung Jawab Kalau Rusak Dimanja

Berita Romo sadar dan juga sedang memulihkan kesehatan, dibawah bantuan Gavin, tertutup sangat rapat, orang diluar hanya tau kalau Romo sudah sekarat, tinggal beberapa hari lagi.

Kantor pusat real estate Podomoro langsung kacau, harga sahamnya juga terus menurun.

Sebelumnya dikatakan kalau Romo menghadapi masa kritis, sedang ditolong di rumah sakit, sementara perusahaan diurus oleh nyonya presdir Reni, saat itu sudah sangat banyak rumor di dalam perusahaan.

Manajemen perusahaan dididik oleh Romo, masing-masing dari mereka sangat mandiri, begitu Romo kecelakaan, dalam waktu singkat sama sekali tidak akan merugikan perusahaan.

Tapi begitu Reni mengambil alih perusahaan, hal yang pertama dia lakukan adalah memulai dari manajemen, dia mencari kerabat dari keluarganya masuk ke perusahaan untuk menggantikan manajemen yang semula, membuat orang di perusahaan mengeluh.

Reni tidak mengerti manajemen, kerabat yang dia cari juga tidak pandai dalam bisnis, kedua sisi saling berbentrokan, hanya dalam dua bulan, membuat perusahaan menjadi merosot.

Reni tidak bisa menyelesaikan masalah ini, dengan panik kembali ke Australia mencari cara, bagaimana juga kekuasaan dan koneksinya semua ada di Australia.

Dia hanya menunggu nafas Romo putus, lalu kembali ke Jakarta dengan resmi mengambil alih real estate Podomoro, pada saat itu nanti, dia bisa berhak penuh menyelesaikan semua masalah real estate Podomoro.

Walaupun dalam kesusahan, akan ada keuntungan yang bisa didapatkan, nanti pada saat itu, perusahaan entah dijual atau dititipkan, dia adalah satu-satunya orang yang diuntungkan.

Rumah sakit, ruang inap.

Gavin membawa Nana dan Bobi datang ke rumah sakit untuk menjenguk Romo, Nana senang sekali, langsung duduk di atas tempat tidur, menyanyikan satu per satu lagu anak-anak yang dia pelajari di TK untuk Romo dengar.

Laras: "Nana, kamu istirahat sebentar ya? Kakek bisa kecapekan."

Romo menggeleng tangannya, "Tidak lelah, aku paling suka dia menyanyi, begitu mendengar suaranya aku langsung senang, Nana, nyanyi saja."

Nana melihat melon yang di tangan kakaknya, mulutnya rakus, "Kakek, Nana menyanyi sampai mulutku sudah kering, istirahat sebentar, lebih baik kakek makan melon dulu?"

Laras langsung mengerti maksudnya, "Jelas-jelas kamu sendiri mau makan, nah, ambil ini."

Gigi taring Nana melahap sepotong melon, memutarkan kepalanya melihat Gavin, "Terimakasih paman Dita."

Laras tidak senang, "Hei, aku yang memberikan padamu, untuk apa berterimakasih padanya?"

Nana berbicara dengan penuh kebenaran: "Paman Dita yang memotongnya."

Laras: "......"

Bibir Gavin tersenyum, berpikir dalam hati: Anak perempuannya juga yang sayang padanya.

Bobi sudah makan cukup banyak, berlari ke tempat tidur Romo, bertanya: "Kakek, kakek hilang begitu lama rupanya tinggal di rumah sakit, kakek, sekarang sudah sembuh?"

"Sudah, sudah, tunggu beberapa hari lagi sudah bisa bawa Bobi pergi memancing."

Bobi dengan serius berkata: "Kakek, aku tidak suka memancing, aku suka makan, paling bagus ikan yang tidak berduri."

"Haha, baik, nanti tunggu kakek keluar dari rumah sakit langsung bawa kamu pergi makan," Romo memegang wajah kecil Bobi, lalu melihat Nana, dia sangat tidak tega terhadap mereka, "Beberapa waktu ini, sudah membuat kalian susah."

Nana sambil makan melon, sambil berkata: "Kakek, kamu tidak susah kok, paman Randi dan paman Dita membawa kami pergi bermain, seru sekali."

Wajah Gavin mengeras, kenapa masih memikirkan paman Randi?!

"Sudahlah, kakek sungguh harus istirahat, kalian pulanglah."

"Kamu juga pulang saja Laras." Ucap Romo.

"Pa, aku tidak bisa pergi, aku mau disini menjagamu."

"Luka bahumu masih belum sembuh sepenuhnya, jangan kecapekan, aku disini ada penjaga yang menjaga, tidak apa-apa, lagipula kalian terlalu sering keluar masuk, mudah membocorkan kabarnya keluar."

Laras melirik sinis Gavin, dengan pandangan memberitahunya-----Siapa suruh kamu bicara?!

"Pa, aku hanya retak tulang, tidak apa-apa."

"Hanya retak tulang? Kamu sungguh ceroboh sekali." Romo melihat kearah Gavin, "Kamu, bawa mereka semua pulang, jaga mereka dengan baik."

Gavin mengangguk, "Tenang saja, anda beristirahat dengan baik dirumah sakit, masalah diluar serahkan saja padaku."

Laras mendengar nada bicaranya yang berjanji ini langsung marah, "Apa hubungannya ini denganmu? Kamu jangan asal berjanji, begitu kantor pasukan menelepon, tetap juga harus pergi bukan? Nanti menelantarkan masalahnya padaku, lebih baik dari awal jangan ikut campur."

"......." Wajah Gavin sangat canggung.

"Laras," Teriak Romo, "Kurangi bicara sedikit, kamu bawa anak-anak pulang saja, jangan nanti kemalaman."

Laras mengangguk, "Baik, kalau begitu kami pergi, papa ada apa-apa harus meneleponku."

"Tidak akan terjadi apa-apa, pulanglah."

Keempat orang berjalan keluar dari rumah sakit, dilihat dari wajah murung Gavin, moodnya sepertinya tidak terlalu bagus, tetapi Laras tidak peduli moodnya bagus atau tidak, seperti yang dikatakan semakin besar harapan maka kecewa akan semakin besar juga, dia hanya tidak ingin terlalu mengandalkannya.

"Mama, gendong." Nana berjalan setengah jalan lalu tidak ingin berjalan lagi, "Aku lelah sekali, gendong."

Gavin tanpa banyak bicara langsung menggendong Nana, sebelah tangannya menggendong Nana, sebelah tangannya lagi menggandeng Bobi。

Laras langsung memberhentikannya, "Untuk apa kamu menggendongnya, biarkan dia jalan sendiri, jangan memanjakannya sampai rusak."

"Hanya gendong sebentar, memangnya dia bisa seberat apa?"

"Apa kamu tidak bisa lihat dia ini sedang manja? Jelas-jelas bisa jalan sendiri, malah mau digendong, kamu gendong dia sampai kebiasaan, dia semakin tidak mau jalan sendiri."

"Kalau begitu aku gendong dia selamanya."

"Bercanda apa kamu ini?"

Gavin tiba-tiba menghentikan langkahnya, membalikkan kepalanya melihat Laras berkata: "Aku gendong anak perempuanku sendiri, tidak boleh? Aku bersedia memanjainya, aku bertanggung jawab kalau dia rusak dimanja."

"Kamu......Siapa yang anak perempuanmu, kamu jangan mengaku-ngaku, Nana, turun."

Nana memeluk Gavin erat, bibir kecilnya berkerut, dengan tidak adil berkata: "Mama, mama sendiri tidak mau menggendongku ya sudah, kenapa tidak membolehkan paman Dita menggendongku?"

"Harus membiasakan mereka dari sekarang untuk melihat situasi saat mereka sudah besar nanti, sekarang kalau tidak belajar aturan dengan benar, kedepannya akan lebih sulit. Saat aku menjaga mereka tidak pernah ada kebiasaan buruk ini, dari kecil mengerjakan sesuatu sendiri, hanya kamu saja yang apa-apa memanjakannya."

Sebenarnya Laras masih ada beberapa kata yang dia simpan di dalam hatinya tidak diucapkan, dia ingin mengatakan, tunggu nanti suatu hari kamu menghilang lagi, siapa yang akan membiasakan kebiasaan buruknya ini?!

Gavin tidak ingin membuatnya marah, takut dia nanti tidak senang lalu marah-marah kepada anak-anak lagi, oleh karena itu, dia tetap diam tidak membantah.

Saat ini, dari belakang terdengar suara yang sangat jelas, "paman muda."

paman muda? Laras terkejut, seluruh badannya merinding, dia melihat kesana, tampak seorang gadis muda berlari kearahnya.

Gavin membeku, situasi apa ini?

Almora Ren berlari kecil kemari, dia menggunakan kemeja putih dan rok mini putih, roknya mengembang lebar, menunjukkan setengah pahanya, rambutnya yang dikucir di belakang bergoyang ke kiri dan kanan, tampaknya seperti mahasiswa, muda sekali.

Dia berlari mendekat, dadanya naik turun mengambil nafas, kedua pipinya memerah, keningnya juga mengeluarkan keringat kecil.

"paman muda......kebetulan sekali......disini......bertemu denganmu......"

Wajah Gavin menghitam, satu kata "paman muda", dia mendengar saja sudah tidak senang, apalagi Laras, kecurigaannya itu, pasti akan salah paham lagi.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu