Cinta Pada Istri Urakan - Bab 637 Mulai Dari Terharu Dulu

Setelah membuka pintu, Dao Minghe dengan tersenyum masuk, sambil berjalan ke arah dapur, sambil berkata dengan tersenyum, "Lihat aku membeli begitu banyak, mengisi penuh kulkasmu, cukup untuk kamu makan sampai beberapa hari."

Suli juga ikut tersenyum, bertanya: "Dibawah ada wartawan tidak?"

"Kenapa kalau ada, aku masuk dengan terhormat dari pintu depan, aku berencana besok pagi baru pergi, terserah mereka mau bagaimana menulisnya."

"Ah?" Wajah Suli mengeras, bergumam pelan, apa besok pagi baru mau pergi?

Dao Minghe membalikkan kepalanya, "Membohongimu saja, setelah aku temani kamu makan langsung pergi, nanti malam sudah janji mau rekaman."

"Oh, album barumu?" Topik pembicaraan beralih lagi, dia menghela nafas lega.

"Benar, dua tahun ini hanya syuting film, sampai lupa kalau diri sendiri masih penyanyi, juga sudah sangat lama tidak latihan menari, sudah menjadi kaku."

"kak Minghe, kamu pasti bisa, aku menunggu lagu barumu terkenal dan meledak."

Dao Minghe melihatnya dalam, "Terimakasih......kenapa masih diam disana, cepat datang bantu membereskan, apa kamu sungguh tidak melakukan apa-apa hanya duduk menikmati hasil?"

Suli melipat lengannya, bergabung membereskan, "Aku saja."

Pria dan wanita bekerja sama, maka tidak akan lelah, dua kantong plastik yang berisi bahan makanan itu, sangat cepat sudah diletakkan di tempat masing-masing.

Suli tadi masih ragu mau menyuruhnya tinggal untuk makan atau tidak, dia langsung berkata dulu: "Suli, maaf aku tidak bisa menemanimu makan, asisten masih menungguku dibawah."

"Terburu-buru sekali? Tadi masih bilang mau tinggal sampai besok pagi."

"Kenapa, tidak tega aku pergi?"

"......"

Dao Minghe melihat wajahnya yang sudah merah dan menunduk, tidak bisa menahan bercanda: "Kalau tidak kamu ikut aku pergi, wartawan itu sudah menunggu di bawah rumahmu seharian, bagaimana juga harus membiarkan mereka memfoto beberapa hal yang berharga, agar nanti bisa dipertanggung jawabkan kepada atasannya."

Suli tentu saja tidak bersedia, "Jangan membuat asisten menunggu lama, kamu sibuk cepat pergi."

"Sungguh tidak mau pergi?"

"Tidak, jangan terlalu berprofil tinggi."

Dao Minghe mengulurkan tangannya mencubit wajahnya, dengan lembut berkata: "Hanya bercanda denganmu saja, untuk apa seserius itu? Suli......Kamu tidak......menyesal bersama denganku kan?"

Suli canggung sekali, dia sangat takut dirinya akan mengangguk denga sendirinya, dia tertawa garing, mengubah pembicaraan, "Kalau kamu tidak pergi makan saja dulu baru pergi, aku langsung masak."

Sambil berkata, Suli langsung mengeluarkan udang dan brokoli dari kulkas, berbalik pergi ke dapur.

"Suli......" Tiba-tiba Dao Minghe memeluknya dari belakang, nada bicara yang terdengar malas membawa sedikit manja, "Jangan sibuk lagi, aku tidak ada waktu untuk makan, asisten sudah memesankan makanan instan di mobil, aku memberinya waktu 10 menit untuk makan."

Juga yang artinya, dia naik ke atas, hanya ada waktu 10 menit.

"Maaf, akhir-akhir ini sungguh sibuk sekali, album ini sudah direncanakan selama 2 tahun, tapi terus ditunda, sekarang sungguh harus dibuat, kalau tidak teman-teman yang membantuku di layar belakang tidak ada penghasilan."

Sama-sama orang di bidang yang sama, bagaimana mungkin Suli tidak mengerti kesibukannya, "Kalau memang sibuk sekali, masih harus mengeluarkan waktu untuk datang melihatku, juga membelikan begtu banyak barang untukku, aku terharu sekali, sungguh."

"Ehn, bagus kalau terharu, mulai dari terharu dulu."

"Apa?"

Dao Minghe tersenyum, "Tidak apa-apa, aku hanya berharap kamu setiap hari begitu membuka kulkas langsung teringat kalau daging sapi itu aku yang beli, sayur ini aku yang beli, bahan kecap ini juga aku yang beli, aku mau kamu memikirkanku setiap hari, sama seperti makan setiap hari."

Suli tidak bisa menahan tawanya, "Bisa tidak jangan tiba-tiba menjadi melow? Tidak tampak, kamu mempunyai potensi pemeran pria drama percintaan."

"Tentu saja, kalau mau berakting drama percintaan pemeran pria dengan bagus, harus pelan-pelan masuk dari kehidupan nyata dulu."

"Baiklah, kamu menang, 10 menit sudah habis."

Dao Minghe menghela nafas berat, dengan tak berdaya mengatakan: "Aku pergi dulu, kalau kamu bosan boleh banyak lihat ucapan selamat para penggemar di internet, semua orang sedang menyelamati kita."

"Baik."

Terakhir, Dao Minghe melihat waktu, lalu dengan terburu-buru tapi juga dengan tidak rela pergi.

Di luar pintu, dia menundukkan kepala berpikir dalam hati, Suli, sebenarnya yang belum aku beritahu padamu adalah, hanya dengan membuat memikirkanku menjadi kebiasaanmu, aku baru ada kemungkinan bisa benar-benar masuk ke dalam hatimu.

......

Di keluarga Rope, Ali kembali bekerja lagi, tugasnya tetap bodyguard Tasya.

Bruno dan Olip sangat senang, dengan begini anak gadis mereka kalau berpergian mereka juga lebih tenang.

Sekarang Tasya dengan Aaron juga sudah bertunangan, mereka sebagai orangtua juga tidak bisa terus melarang putrinya keluar, aturan larangan seperti 'jam 10 harus pulang kerumah', juga dengan sendirinya dibuang.

Sejak bertunangan, apalagi akhir-akhir ini beberapa waktu ini, Tasya terkadang tengah malam baru pulang rumah, terkadang hari kedua baru pulang rumah, mereka khawatir dalam hati, tapi mulut juga tidak bisa berkata apa-apa.

Sekarang setelah ada Ali seperti dulu melindunginya, mereka tentunya lebih tenang.

Ali sangat tau batasan, waktu Tasya dan kawannya kumpul bersama, dia langsung mengasingkan diri, bersembunyi di tempat tersembunyi melindungi, tidak akan menganggu Tasya, tunggu sampai Tasya sudah sendiri, Ali akan muncul menemaninya dan melindunginya.

Ali orang yang sangat tau batasan, juga sangat pandai melihat kondisi, ini juga alasan kenapa Bruno dan istrinya sangat mempercayainya.

Setelah makan malam, Tasya naik ke atas kembali ke kamarnya, Ali juga dengan sendirinya kembali istirahat.

Bekerja di rumah Rope, makan dan tidur semuanya ditanggung, pelayan, supir, bawahan semuanya tinggal di lantai bawah, kamar Ali dan kamar Tasya hanya dibatasi sebuah lorong koridor dan tangga setengah lantai.

Di keluarga Rope, Ali tentunya tidak berani pergi ke kemar Tasya.

Tapi, Ali tidak berani kesana, Tasya malah berani kemari.

Tengah malam, semuanya sudah tidur, di jalan koridor hanya ada lampu redup yang menerangi, Tasya diam-diam keluar dari kamarnya, membungkukkan punggungnya, dengan diam-diam berjalan ke arah lorong.

Setelah melewati lorong, lalu naik beberapa tangga, dia dengan cepat mengetuk kamar Ali.

Ali tidak berani tidak buka pintu, dengan cepat membuka pintu membiarkannya masuk.

"Nona muda, kamu tidak tinggal dikamarmu dan tidur, untuk apa datang kemari?" Takut kalau dilihat oleh orang lain, hal pertama yang Ali lakukan adalah menarik tirai jendela,

Begitu tirai jendela yang tebal ditarik, awalnya kamar yang redup berubah menjadi sangat gelap, Tasya tertawa pelan memeluk punggungnya, menggigit telinganya, "Aku ingin tidur denganmu, hahahaha."

Suara tawa pelan ini membuat Ali semangat juga khawatir, kedua tangannya kebelakang menahannya, berkata: "Jangan sembarangan, ini rumahmu."

"Di rumah baru lebih ekstrim."

"Kalau ketahuan tuan dan nyonya, aku mati seratus kali pun tidak cukup."

Tasya memeluk erat lehernya, "Aku tidak akan membiarkanmu mati."

Ali dengan serius berkata: "Aku matipun tidak kasihan, tapi nama baikmu tidak boleh rusak karenaku."

"Kita hati-hati saja," Tasya menggigit telinganya lagi, berkata pelan di telinganya, "Aku sendirian tidak bisa tidur, aku merindukanmu, merindukanmu, merindukanmu......"

Ali digoda Tasya sampai tertawa, dia memeluknya ke hadapannya, dengan intim bertanya: "Bagian mana yang merindukanku?"

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu