Cinta Pada Istri Urakan - Bab 418 Kamu Jangan Mencoba Kekuatan Seorang Pria Normal

Dagu Manda sangat bengkak dan sangat merah, wajahnya juga sangat merah, pose ini membuat situasi kedua orang ini canggung dan juga intim.

Semakin dia memeluk erat dirinya sendiri, nafas Rendra semakin berantakan, tangannya tiba-tiba menjadi tidak tau mau diletakkan dimana, jelas-jelas sangat serius sedang membersihkan badannya, tapi hatinya malah berpikir hal yang lain.

Walaupun mereka tinggal bersama, biasanya juga melakukan hal intim diantara kekasih, tapi dari awal sampai akhir tidak pernah sampai titik terakhir.

Rendra bukannya tidak mau, tapi menghargai.

Dia tidak ingin Manda merasa kalau dia menyuruh Manda tinggal disini demi kepuasan pribadi pria.

Dan juga, lukanya baru saja sembuh, dia berpikir lagi, juga tidak boleh tidak menjaga kesehatannya.

Sejak kedua orang ini tinggal bersama, setiap hari dia selalu memikirkan hal itu, setiap hari menderita juga bahagia, setiap hari selalu menunggu hari dimana dia sembuh.

Sekarang baru saja tubuhnya hampir sembuh, malah dipukul oleh Nagita lagi.

Selain sedih karena dia terluka, juga sangat kesal karena alasan ini.

Rasa kesal ini tidak bisa dikatakan, hanya bisa dipendam di dalam hati.

"Jangan dipeluk begitu erat, aku lihat dulu apa masih ada luka atau tidak."

Manda malu-malu membalikkan badannya, "Tidak ada lagi, sisanya aku bisa bersihkan sendiri, kamu keluar."

"......" Kedua kaki Rendra seperti diikat oleh dua timah, tidak bisa bergerak, "Aku bersihkan saja, tidak apa-apa."

"Kamu tidak apa-apa, aku ada apa-apa."

"Ada apanya apa?"

"......" Manda tergagap tidak bisa mengatakan dengan jelas, "Itu......Ini bukan......Aduh, aku bersihkan sendiri saja aku bisa, kamu keluar dulu."

Rendra sama sekali tidak melangkahkan kedua kakinya, juga tidak menggerakkan pandangannya, "Tidak."

"Kamu......" Wajah Manda seperti apel merah yang sangat matang, bahkan telinganya pun sangat merah.

Rendra dari belakang memeluknya, bibir tipisnya menempel di belakang lehernya, pelan-pelan berpindah ke daun telinganya.

Manda seperti tersengat listrik, sengatan itu mengikuti perpindahan bibirnya, bibirnya, lembut, dingin, mencium lehernya membuat lehernya sedikit geli.

Tidak sama seperti setiap ciuman sebelumnya, kali ini, dia bisa merasakan perasaan api kecil yang tiba-tiba meledak menjadi kobaran api yang besar, emosinya langsung menyala dalam sekejap, bahkan membuat emosi Manda juga ikut menyala juga.

Sepasang pria dan wanita di dalam ruangan, di dalam kamar mandi, setengah telanjang, sedang berciuman, setiap kata-kata digabung sama saja dengan suasana yang panas.

Rendra juga tidak ingin menjadi pria baik apa lagi, sudah tinggal bersama, setiap hari juga seranjang, dia masih mau menjadi pria baik dan teguh apa lagi.

Dia juga sedang duduk di tepi bathup, dengan berperasaan membawanya ke depan, bibirnya mencium bibir Manda dengan kasar.

"Ehn.......Sakit......" Saat bibirnya dicium Rendra, sebuah rasa sakit datang dari dagunya, Manda langsung mendorongnya.

"......." Kedua mata Rendra membawa keinginan yang kuat, tapi begitu dia meneriak kesakitan, dia juga tidak melanjutkannya lagi.

"Maaf membuatmu sakit, coba aku lihat ada kenapa-kenapa tidak." Dia langsung mengangkat kepalanya, dengan hati-hati melihat dagunya, lalu meniup dagunya sebentar, "Tidak apa, tidak apa, masih sakit tidak?"

Manda kesakitan sampai mau menangis, "Ehn."

Rendra akhirnya tidak bisa menahannya lagi, membuang nafas dengan kasar, menundukkan kepalanya, keningnya bertemu dengan kening Manda, hidungnya juga bertemu dengan hidung Manda.

"Baiklah, aku tahan beberapa hari lagi."

Manda tertawa seperti menangis, "Sebenarnya tidak apa-apa."

"Sh......" Rendra dengan menderita memotongnya, "Jangan menggodaku, kamu jangan mencoba kekuatan seorang pria normal."

Manda mengerucutkan bibirnya dan tersenyum, sebenarnya dia sudah mempersiapkan diri untuk menyerahkan dirinya pada Rendra, tapi Rendra lah yang terus ragu, yang penting dia ingin, kapan saja Manda bisa.

Rendra menarik nafas dalam-dalam beberapa kali, matanya juga tidak berani melihat dada Manda lagi, "Kalau begitu kamu bersihkan sendiri, aku tunggu di luar, kalau tidak bisa panggil saja aku."

Manda menggodanya, "Memanggilmu masuk untuk apa?"

"......Kamu sengaja."

"Iya, kenapa rupanya?"

Rendra sangat ingin sekarang ini juga memakannya, semacam yang makan sampai tidak mau memuntahkan tulang, semacam yang bisa mencairkannya kedalam tulang darahnya.

"Kamu tunggu," Dia mempertimbangkan lagi, setengah mengancam setengah mengingatkan, "Tunggu kamu sudah sembuh pulih, kamu tunggu saja!"

Manda tersenyum nakal, "Ehn, kutunggu kamu."

"......" Tidak bisa, dia harus cepat keluar.

Walaupun sangat tidak tega, tapi akhirnya, Rendra pun keluar juga, begitu keluar, dia membuka keran di wastafel, menyiramkan air dingin ke wajahnya dengan cepat.

--

Setelah Laras berpisah dengan Manda dari rumah sakit, suasana hatinya seperti sangat bersemangat.

Gavin sudah kembali ke pasukan, bukankah itu juga artinya kalau dia segera pulang ke rumah?

Sebentar sebentar dia akan melihat handphone, memeriksa apa ada telepon atau pesan yang masuk.

Walaupun setiap kalinya kecewa, tapi malah semakin berharap dan bersemangat.

Tapi sudah 3 hari, satu telepon ataupun pesan tidak dia dapatkan.

Dia dari semangat menjadi terbiasa, dari terbiasa menjadi kecewa, pada saat itu seberapa berharap, sekarang seberapa kecewa.

Setelah prajurit Anis kembali pasti akan mengungkit kepada Gavin tentang dia bertemu Laras di rumah sakit, apakah waktunya untuk mengirimkan sebuah pesan wechat pun tidak ada? Sungguh sesibuk itukah?

Saat wanita berpikir sembarangan, diri sendiri saja pun akan ketakutan.

Apalagi wanita yang sedang marah.

Pada saat Laras memeriksa twitter lalu melihat sebuah artikel, judulnya adalah "Mengetahui rasa cinta seorang pria padamu dari kecepatan membalas pesan", judul seperti ini langsung menusuk kedalam hatinya, akhirnya dia menekannya, kalimat pertama didalam adalah--kalau seorang pria sungguh mencintaimu, dia akan membalas pesanmu dalam hitungan detik.

Hitungan detik sudahlah, haknya untuk mengirimkan pesan pun tidak ada.

Lanjut membaca, kalimat kedua juga ditulis seperti itu, kalau seorang pria sungguh mencintaimu, tidak mungkin waktu untuk meneleponmu atau mengirimkan pesan padamu pun tidak ada, dia mencintaimu, walaupun waktu untuk pergi ke toilet, dia pasti akan menghubungimu.

Laras sebentar saja langsung terbakar, bukankah ini adalah perasaannya saat ini?!

Jelas-jelas Gavin tau Laras yang menunggu di rumah pasti akan panik, sedikit kabar pun tidak ada, apakah sengaja mengacuhkannya? Apakah sengaja tidak pulang ke rumah? Apa sudah tidak mencintainya lagi?

Saat wanita berpikir sembarangan, dia sendiri saja pun takut, dia menakuti dirinya sendiri sampai menangis sepanjang hari tidak bisa tidur, karena dia merasa Gavin tidak mencintainya lagi.

Hari Sabtu pagi, Laras masih sedang tidur, nenek dengan tidak sabar mengetuk pintu kamarnya.

"Laras, cepat bangun, Rendra mau melamar Manda."

"Ha?" Karena insomnia, semalam dia tidak tau tidur jam berapa, sekarang ini dibangunkan nenek, matanya sampai tidak bisa terbuka.

Nenek dengan gembira berkata: "Tadi Rendra meneleponku, bilang kalau malam ini memesan restoran, dia ingin melamar Manda, Manda masih tidak tau, dia ingin memberikan kejutan kepada Manda, menyuruh kita kesana menjadi saksi."

Akhirnya Laras mengerti, dengan kuat membuka kelopak matanya, "Oh, kabar baik."

"Rendra menyuruhmu mengajak Manda keluar, dia mau pergi ke restoran mendesain sendiri."

"Oh, boleh, tidak masalah."

"Kamu jangan beritahu Manda ya."

"Ehn, aku tau."

Nenek melihatnya yang seperti tidak bersemangat, tidak bisa tidak khawatir, "Laras, kamu kenapa? Aku lihat kamu sepertinya sedang tidak senang, bukankah beberapa hari yang lalu kamu sepertinya senang sekali?"

Laras hanya bisa mencari alasan untuk membohongi nenek, "Nenek, ujian akhir hampir datang, aku tadi malam belajar sampai sedikit malam."

"Begitu ya, kalau begitu kamu jaga kesehatanmu sendiri."

"Baik nenek."

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu