Cinta Pada Istri Urakan - Bab 790 Pengasuh Keluarga Rendra

Pagi-pagi, Laras sudah sampai di rumah Manda, sambil membawa satu buket bunga anyelir.

Rendra dan Manda tidak tinggal bersama orang tua mereka, mereka tinggal di kediaman Oldtown, dibandingkan dengan kediaman Gavin yang modern, kediaman Oldtown lebih sederhana, namun, meskipun kediaman ini sangat kuno, tetapi sangat dekat dengan kediaman Presiden, dan yang tinggal di sekitar adalah orang-orang kaya.

Dalam perjalanan Laras kemari, dia melihat beberapa kediaman kuno, sampai saat ini masih ada orang yang tinggal di dalamnya.

Setelah Rendra dan Manda menikah, kehidupan pernikahan mereka sangat tradisional, pria menjadi kepala keluarga bekerja mencari nafkah di luar sedangkan perempuan menjadi mama rumah tangga, Wulan dibesarkan oleh Manda sendirian.

“Ting Tong!”bunyi suara bel pintu, pengasuh Leli membukakan pintu, “Kamu siapa?”

Laras terkejut, dia tidak mengenal Leli, dan Leli juga tidak mengenalnya, dia memperkenalkan dirinya: “Aku adik Manda.”

“Oh, adik Nyonya, silahkan masuk, aku Leli, aku pengasuh yang baru datang bulan lalu.”

Leli menunjukkan senyum hangat, seperti pemilik rumah yang mempersilahkan Laras masuk, Laras merasa ada aneh, tapi dia tidak bisa mengatakan dimana yang aneh.

Dia menyerahkan seikat bunga kepada Leli, “Tolong taruh di vas bunga, terima kasih.”

Leli memegang bunga, matanya bersinar, bertanya dengan rasa ingin tahu: “Kak, apakah ini bunga anyelir?”

“Hmm, iya.”

“Bunga ini sangat cantik, buketnya sangat cantik, bunganya lebih indah, aku sangat menyukainya, terima kasih.”

“……”

Leli dengan senang hati menaruh bunga di vas, pertama-tama dia menaruh vas itu di atas meja teh, lalu menaruh di lemar TV, seperti seorang pemilik rumah.

Meskipun Laras tidak sengaja memandang Leli, tapi dia mengingat setiap tindakan Leli, Leli sangat muda, mungkin belum berusia 20 tahun, selalu ada pesona yang kuat dalam diri gadis muda, terutama untuk seorang Leli yang polos.

Apakah aman menaruh seorang pengasuh muda di samping? Pikir Laras dalam hati.

“Kak, duduk, kamu ingin minum apa?”

“Air putih saja, mana Manda?”

“Oh, Nyonya mengatakan cuaca hari ini bagus, jadi membawa Wulan berjemur matahari, sebentar lagi kembali.”

“Ok, aku akan menunggunya.”

Di depan Laras, Leli tiba-tiba mengingat sesuatu, dia terburu-buru berlari ke kamar utama.

Laras menatapnya dengan curiga, melihat dia bergegas ke kamar tidur utama sambil membuka pakaian, lalu dengan cepat mengganti pakaian, dan menggantung satu per satu pakaian yang berserakan di tempat tidur ke lemari.

Saat itu Laras sangat marah, seorang pengasuh memakai pakaian Nyonya, ini masalah profesionalitas.

Setelah Leli merapikan pakaian di kamar tidur utama, dia buru-buru keluar menjelaskan, “Kak, ini adalah pakaian laundry Nyonya, pagi tadi baru diantar kemari, aku sedang membantunya merapikannya.”

Laras berhenti berbicara, dan Leli menjelaskan: “Sweater kasmir Nyonya sangat cantik, aku tidak bisa menahan diri lalu memakainya sebentar, kamu jangan beritahu Nyonya ya.”

Ya, pakaian, Laras tiba-tiba menyadari, seorang pengasuh memakai sweater kasmir seharga puluhan juta ini terlalu berlebihan.

Laras pura-pura berkata dengan santai: “Normal, hal kecil, mengatakannya atau tidak tidak ada bedanya.”

Leli memohon dengan kedua tangannya: “Tolong kak, jangan beritahu Nyonya, Nyonya pasti akan marah, aku takut dia akan mengusirku.”

Laras sudah memiliki rasa kewaspadaan, drama menyedihkan semacam ini, dia tidak akan menganggapnya serius, hanya saja dia tetap berkata: “Baik, aku tidak akan mengatakannya, kamu tenang saja.”

“Terima kasih kak, kamu sangat baik, aku pergi bersih-bersih dulu.”

“Ok.”

Laras melihat Leli melompat-lompat kegirangan, lalu diam-diam menghela nafas, Manda Manda, pengasuh seperti apa yang kamu cari, ini sangat tidak bisa diandalkan, pura-pura polos!

Sebuah bingkai besar diletakkan di meja rias, Laras tahu, di sini dulu diletakkan foto kakak pertama dan Manda dengan bingkai kecil, sekarang berubah menjadi foto keluarga tiga orang dengan bingkai besar.

Tunggu, salah!

Setelah melihat sekilas, dia melihatnya dengan hati-hati, dan tiba-tiba menyadari ternyata di belakang bingkai besar, ada bingkai kecil.

Laras melangkah maju, memindahkan bingkai foto besar ke samping, mengangkat bingkai foto kecil di sebelahnya, ya, ini baru cara peletakan yang benar.

Leli yang memegang alat penyedot debu, melihat tindakan Laras, berkata: “Oh, itu Nyonya yang meletakkannya, karena Wulan mengatakan itu foto papa dan bibi, Nyonya yang mendengarnya tidak senang, jadi hanya bisa menaruh foto bertiga, dan menaruh bingkai kecil di belakang.

Laras tidak mengatakan apa-apa, dia tidak ingin memberitahu Leli, fotografer yang mengambil foto kedua orang ini adalah dirinya sendiri, kala itu Laras sangat menyukai foto itu, dan secara khusus mencetaknya dengan bingkai foto, terakhir kali dia datang bertamu, Manda melihat foto ini dengan tatapan waktu berlalu begitu cepat.

Gadis kecil, kamu masih belum dewasa, ingin berbuat jahat di keluarga Pradipta, tidakkah kamu tahu semua pria di keluarga Pradipta memiliki istri? Tidakkah kamu tahu pria keluarga Pradipta sangat berhati batu memperlakukan selingkuhan diluar?

“Kak, kenapa kamu menatapku seperti ini?”ucap Leli merasa bersalah.

Laras tersenyum, “Tidak ada, ei, tidak tahu kapan dia kembali, sudahlah, lebih baik aku meneleponnya, kamu lakukan saja pekerjaanmu.”

Laras pergi ke balkon meneleponnya.

Laras yang dulu mungkin tidak akan berpikir terlalu banyak, tapi setelah melewati begitu banyak masalah, secara alami dia memiliki kemampuan untuk menilai seseorang, Leli ini sama sekali tidak baik.

“Halo, Manda, aku di rumahmu, pengasuhmu mengatakan kamu membawa Wulan keluar.”

“Ok, jangan terburu-buru, aku akan menunggumu.”

Ketika menelepon, Laras diam-diam menggunakan sudut matanya melirik Leli, heh, gadis kecil ini benar-benar sembarangan dalam melakukan pekerjaan rumah tangga, penyedot debu hanya bergerak di pintu masuk dan di tengah ruang tamu, tanpa menyentuh sudut.

Di kediaman Gavin, dia tidak perlu mengatur pekerjaan bawahan, tapi, bagaimana dengan kinerja mereka, sebagai Nyonya dia bisa menilainya, seperti sikap kerja Leli, bahkan sebagai pembersih halaman di kediaman Gavin juga tidak memenuhi syarat, jangankan diangkat menjadi pelayan pribadi.

Dia tidak tahu bagaimana Manda menemukan Leli ini, dan juga tidak tahu apakah Manda menyadari tindakan Leli yang tidak benar, kalau di rumah dia ada seorang wanita yang mengincar suami sendiri, suasana hatinya akan menjadi buruk.

Tak lama, Manda pulang menggendong putrinya.

Lama tidak berjumpa, Wulan semakin lama semakin aktif, ketika melihat Laras, dia berteriak manis memanggil: “Bibi.”

“Ei, bibi peluk.”Laras mengulurkan tangan memeluk Wulan, “Wulan, masih ingat bibi, bibi sangat senang, hari ini bibi datang ke rumahmu untuk numpang makan, boleh tidak?”

Wulan tidak mengerti maksud dari numpang makan, dia hanya mendengar “Boleh tidak”dua kata ini, lalu secara naluriah menjawab: “Boleh boleh.”

“Wulan, kamu sangat manis, maukah kamu ikut bibi pulang?”

“Mau mau.”

“Nanti tinggal bersama bibi, di rumah bibi ada kakak dan kakak, kamu diberikan ke bibi saja ya?”

“Iya, iya.”

Laras memeluk keponakan kecilnya dan menciumnya, “Iya iya, bibi paling suka mendengar Wulan mengatakan iya iya, kamu sangat lucu, sini bibi cium.”

……

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu