Cinta Pada Istri Urakan - Bab 74 Jangan Bicara Hal Rasional Dengan Wanita (1)

Gavin terdiam cukup lama, setelah dipikir-pikir, dia masih tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Dimarahi, saling memarahi, semuanya terserah kamu, kenapa harus perang dingin?

Gavin jalan mondar-mandir kesana-kemari didalam kamar, tiba-tiba kakinya menginjak suatu benda yang keras, dia membungkuk dan mengambilnya, sebuah anting tengkorak, milik Laras.

Seolah ada topik pembicaraan untuk baikan, Gavin memegang anting itu, dan mengetuk pintu kamar tamu.

“Sudah tidur belum?”

Tidak ada jawaban.

“Sudah, aku tidak akan memarahimu lagi, aku baru pulang kamu sudah mau pisah kamar denganku?”

Masih tidak ada jawaban.

Gavin memegang wajahnya, dan memegang anting di telapak tangannya, dan dengan hati-hati memutar pegangan pintu, tapi pintu dikunci dari dalam.

Setelah melihat pintu dikunci dari dalam Gavin benar-benar ingin melawan, dia memberi alasan untuk dirinya baikan dengan Laras selangkah lebih lebar lagi. Dia berjalan ke teras, membuka jendela, hembusan angin dingin seolah telah mencari jalan keluar, dia masuk dari jendela. Dia menggulung lengan bajunya dan melakukannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Dalam kegelapan, tubuh Gavin seperti Cheetah dalam rerumputan, tangkas, hati-hati dan penuh dengan keindahan kekuatan, melompat dari balkon besar ke balkon kecil, itu semuanya hal kecil baginya.

Melompat, menerobos jendela, masuk kedalam, seluruh proses dilakukannya dengan tepat, dan sama sekali tidak bersuara.

Dia berdiri di balkon kecil kamar tamu, membuka tirai dan melihat ke dalam ruangan, hanya ada satu lampu disamping tempat tidur di ruangan itu yang menyala, air mata gadis kecil itu sangat indah, aku melihatnya sangat menyedihkan, dan begitu melihatnya sudah tidak marah.

Tangan Gavin memegang pegangan pintu, dan membukanya dengan perlahan.

“Siapa?” Laras terkejut dan langsung duduk di tempat tidur, “Siapa diluar?”

Di kediaman Pradipta bisa masuk pencuri juga? Ya tuhan, pencuri ini nyalinya besar sekali!

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Laras menarik selimutnya menutup dirinya sampai kepala, dan bersiap-siap melawan pencuri sampai mati.

Begitu pintu terbuka, Gavin yang berjalan diam-diam seperti hantu, dan Laras yang cemburu dan benci dengannya, ini adalah pertemuan mereka yang canggung.

“……”

Laras menatap pencuri yang menyelinap ke kamarnya di malam hari, dan menghela nafas berat, dia meletakkan kembali perhiasan di tempatnya dan bertanya: “Apa yang kamu lakukan tengah malam begini?”

Saat ini Gavin masih bersikap tenang, tapi dalam ketenangannya ada rasa malu, dia menepuk sakunya, meraba mencari anting dalam saku, “Ini punyamu, begitu kecil, jatuh dilantai nanti susah dicari, kalau tidak mau buang saja, kalau mau simpan yang baik.”

Anting tengkorak itu, tidak hanya sekali di komplain Gavin, Laras melepaskannya dan menaruh sembarangan, selepas itu dirinya sendiri juga sudah lupa.

Dia menerima anting itu dan berkata: “Terima kasih.”

“Apa perlu diantara kita berdua begitu sungkan?” Tatapan mata Gavin yang panas terus mengikuti dia, dia yang berjalan selangkah, Gavin juga mengikutinya jalan selangkah, Laras berbalik badan, Gavin langsung memeluknya dari belakang, “Kalau kamu mau berterima kasih, jangan mengabaikanku.”

Laras terkejut, menerobos jendela sudah cukup mengejutkannya, sekarang masih mencari alasan untuk baikan, apa ini hal yang biasa dilakukan Gavin? Ini terlalu tidak nyata?!

Gavin memeluknya erat-erat, dengan suara serak rendah, berbisik disamping telinganya, “Sudah satu bulan lebih tidak memelukmu, begitu aku kembali kamu begini?”

“Kamu yang begitu pulang yang langsung memarahiku begini begitu.”

“Kita bisa tidak adil sedikit, aku tidak memintamu untuk yang bagaimana, masalah membereskan kamar kamu tinggal panggil pelayan, bukankah ini hanya masalah mengucapkan satu kalimat saja?”

“Aku suka yang berantakan tidak boleh?”

“……”Kadang kala berbicara hal rasional dengan wanita, sama saja merepotkan diri sendiri, Gavin benar-benar merasakan arti dari kalimat ini, “Boleh, kamu suka yang bagaimanapun boleh, selama kamu senang, terserah kamu.”

Sudut mulut Laras menyeringai, permintaan dan tindakan ini sama sekali tidak seperti Gavin biasanya, dia sengaja berkata: “Aku mau kamu pakai anting ini, kamu pakai tidak?”

“Aah? Aku tidak ada lubang anting.”

Laras berbalik, meraih telinganya, menjepitnya, dan sudah terpasang, “Pakai satu bulan penuh.”

“……”Wajah Gavin menunjukkan keengganan, “Tidak mungkin, di pasukan tidak diizinkan.”

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu