Cinta Pada Istri Urakan - Bab 626 Sudah Bukan Miliknya Lagi

Setelah saling mengucapkan selamat tinggal, Suli memegang ujung gaunnya berjalan masuk ke dalam gedung apartemen, Dao Minghe melihat dia pergi, hingga dia berjalan masuk ke dalam gedung apartemen baru pergi.

Dalam jangka waktu ini Suli juga merasa tidak ingin berpisah, dia sungguh sangat berterima kasih atas bantuan teman lamanya ini, dia mulai mengenalnya lagi.

Setelah Suli masuk, Dao Minghe dengan senyuman bahagia masuk ke dalam mobil.

Semua interaksi dan ekspresi mereka berdua, terutama pandangan Dao Minghe yang penuh perhatian dan kehangatan, semua sudah dilihat oleh Aaron yang berdiri di tempat gelap.

Pria lebih mengerti dengan pria, sekilas saja dia sudah tahu.

Dulu, saat dia masih menjadi manager Suli, Dao Minghe sudah berulang kali menciptakan kesempatan kerja sama antara mereka berdua, hanya saja semua dihalangi olehnya, dia tidak suka pria tampan mendekati Suli.

Tapi sekarang, dia tidak bisa menghentikannya, dia tidak bisa menghentikan pria mana pun mengejar Suli, karena Suli, sudah bukan miliknya.

Melihat Dao Minghe pergi jauh, kedua kaki Aaron tidak bisa dikendalikan, berbalik dan melangkah menuju apartemen.

Dia mempunyai kartu akses di sini, sekali gesek langsung bisa masuk.

Benar, tidak salah, di alam bawah sadarnya, dia tidak pernah menjaga jarak denganya.

Suli masih menunggu lift, mendengar suara buka pintu di belakang, secara naluri langsung melirik ke belakang.

Tidak lihat tidak tahu, begitu lihat, jelas sekali tubuhnya bergetar, bahkan jas mantel juga jatuh karena gemetar.

Dia ingin membungkuk mengambilnya, tapi sebelum membungkuk harus menutupi dadanya dulu, ini bertambah satu tindakkan, sehingga membuat Aaron yang mengambil mantelnya terlebih dulu.

Dua orang berdiri saling berhadapan, jarak tidak terlalu jauh, Aaron mengangkat mantel di udara, Suli juga tidak berani mengambilnya.

“Tidak mau lagi?”

Saling menatap, Suli bergegas mengalihkan pandangan, bahkan langkah kaki juga ikut mundur setengah langkah ke belakang.

Aaron melihat bagian payudaranya yang agak terbuka, di depan kamera memang terlihat bagus, tapi di kehidupan nyata terlalu menusuk mata, dia bergegas maju selangkah, mengenakan mantel di atas bahunya, “Mau pakai maka pakai dengan baik, tengah malam berpakaian seperti ini, baju hampir terbuka ke pusar, jika ketemu pria yang muncul niat jahat, coba kamu katakan kamu harus bagaimana? Sampai ke pengadilan orang akan bilang kamu sengaja menggoda.”

“......” Suli kehabisan kata-kata, “Mana ada terbuka sampai ke pusar, kamu bicara terlalu berlebihan.”

“Kalau begitu kamu pergi keliling satu putaran di jalanan, jika tidak ada pria yang bersiul padamu maka aku jadi pembantumu.”

Suli melototinya sejenak, tidak ingin bicara.

Lama sekali lift masih tidak datang, Suli agak cemas, melihat angka di atas yang menunjukkan dari atas turun ke bawah, kemudian macet di lantai dua puluh tidak bergerak lagi, sudah tertahan sangat lama.

Aaron pencet sekali lagi, “Jangan-jangan lift ini rusak?”

Baru saja selesai bicara, staf dari pengelola gedung tergesa-gesa masuk kemari, “Lift rusak, di dalam masih ada orang.”

Aaron: “......”

Suli: “......”

Diikuti, dari pihak pengelola datang beberapa orang lagi, “Sudah lapor polisi, pemadam kebakaran tiba dalam lima menit lagi.”

“Ada apa ini, kemarin masih diperbaiki dan tidak masalah, kenapa hari ini tidak bergerak lagi?”

“Di dalam ada berapa orang?”

“Dua.”

“Sungguh mencelakai orang, masih macet di lantai dua puluh lagi, Pak Liu kamu jemput pemadam kebakaran di sini, kami naik tangga ke atas untuk melihatnya.”

Beberapa orang dari pengelola gedung berunding sejenak, membagi tugas dan bekerja sama, segera mulai penyelamatan.

Lift macet di lantai dua puluh, dan di dalam masih ada dua orang, masalah ini menyangkut nyawa.

Suli berdiri jauh sekali, Aaron tidak mengatakannya dia masih tidak merasakannya, begitu dia mengatakannya, dia merasa dirinya berpakaian seperti ini memang tidak cocok muncul di hadapan orang, apalagi staf dari pihak pengelola gedung yang bertugas semuanya pria.

“Gunakan tangga naik ke atas?” Aaron mengusulkan.

Suli berkata dengan suara pelan: “Itu juga masalahku, kamu masih tidak mau pergi?’

“Kamu jalan sendiri, aku jalan sendiri, aku juga tidak menyuruhmu menggendongku.”

“......kenapa kartu aksesmu masih ada?”

“Kenapa aku tidak boleh memilikinya?”

“Kembalikan padaku.”

“Berdasarkan apa?”

“......” Suli tidak ingin bertengkar dengannya di sini, membalikkan badan, memegang ujung gaunnya berjalan ke tangga.

Aaron diam-diam ikut naik.

Baru berjalan dua langkah, dia mengatakan: “Aku bantu kamu memeganginya saja.”

“Tidak perlu.”

“Tapi ujung gaun sudah terseret di lantai, mungkin saja bagian yang kotor tidak bisa dicuci bersih, gaun ini, seharusnya kamu masih perlu mengembalikannya bukan?”

Suli terdiam, membungkuk dan menggulung semua ujung gaun, digulung menjadi satu dan memegangnya.

Aaron mengingatkan lagi: “Tidak boleh seperti ini, kain khusus jenis ini, jika terlalu kusut tidak bisa kembali seperti semula, takutnya lebih sulit menyelesaikannya daripada kotor.”

Suli ketakutan langsung bergegas menaruh ujung gaun ke bawah, Dao Minghe yang membantunya pinjam gaun kelas atas ini, bagaimanapun jangan sampai merusak reputasi Dao Minghe.

Melihat dia tidak bersuara, Aaron sedikit menutup bibirnya, tersenyum sejenak, kemudian secara alami langsung mengangkat ujung gaun yang ada di belakangnya, “Ayo sini, tidak perlu segan-segan, kamu pegang bagian depan, aku pengangi bagian belakang, berusaha meminimalkan kerugian.”

Di ruang tangga yang sempit dan gelap ini, bicara juga ada suara gema, Suli tidak ingin menggunakan suara keras berdebat dengannya.

“Ayo cepat jalan, nanti tim pemadam kebakaran juga lewat sini, menyelamatkan orang bagai menyelamatkan kebakaran, lebih baik kita jangan menghalangi jalan.”

Suli mengerutkan alis, tapi juga tidak berdaya, dia juga takut menunda tim pemadam kebakaran melakukan penyelamatan.

Untuk itu, dua orang satu di depan satu di belakang sambil memegangi ujung gaun, memakai sepatu hak tinggi berjalan di tangga, rasa lelah berlipat ganda, kaki juga terasa sakit.

“Lagipula juga tidak ada orang yang melihatnya, lebih baik kamu buka sepatu hak tingginya, berjalan juga akan jauh lebih santai.”

Aaron sedang bicara, begitu Suli tidak hati-hati kaki kanannya keseleo.

“Aihhh......” Dia sangat gesit dan responsif ke depan memegang pinggangnya, “Tidak apa-apa kan? Sungguh tidak hati-hati.”

Kontak fisik yang mesra seperti ini, membuat Suli bagai terkena sengatan listrik, dia membalikkan pinggang dan menyingkirkan tangannya, bergeser sedikit ke samping, “Tidak keseleo.”

“Tidak keseleo paling bagus, jika keseleo aku masih harus menggendongmu.”

“Siapa yang mau kamu gendong.”

“Kalau tidak kamu mau merangkak ke atas?”

“......” Suasana seperti ini membuat Suli sangat tidak nyaman, dia tidak mengerti sebenarnya untuk apa dia ke sini.

Aaron menari-narik ujung gaun, berkata: “Buka saja, bisa jalan lebih cepat.”

Suli sangat tidak berdaya, tapi kedua kaki benar-benar lelah dan sakit, karena sudah melakukan maka sekalian saja, dia langsung melepaskan sepatu hak tinggi.

“Aku bantu kamu bawa, cepat naik ke atas.” Aaron mengulurkan tangan langsung mengambil sepatu hak tinggi.

“Kamu......”

“Aku apa aku? Kamu cepatan, tim pemadam kebakaran segera tiba.”

Tempat tinggal Suli tidak terlalu tinggi, hanya lantai sepuluh saja, tapi mereka berada dalam hubungan yang canggung, masih harus dituntun sambil berjalan ke lantai sepuluh, dia merasa perjalanan ini sungguh panjang.

Di bawah sudah ada suara keras, petugas pemadam kebakaran dengan kecepatan tinggi berlari menaiki tangga, berada di jalur tangga yang tenang ini semakin terdengar nyaring dan jelas.

Tim pemadam kebakaran semuanya sudah terlatih, kecepatan berlari di tangga secepat kilat, mereka hanya naik setengah lantai, para petugas sudah hampir mengejar ke atas.

“Minggir ke samping, biarkan mereka jalan lebih dulu.” Aaron memperingatkan dari belakang.

Suli segera bersandar ke dinding, meluangkan ruang paling besar di jalur tangga, agar tim penyelamat bisa lewat.

Dia mendongak begitu melihat, sudah naik sampai lantai tujuh, sudah hampir tiba, tapi dia sudah sesak nafas, di kening juga sudah penuh butiran keringat.

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu