Cinta Pada Istri Urakan - Bab 62 Aku Tidak Ingin Melahirkan Anak (1)

Mengingat keadaan Laras yang baik, dokter rumah sakit mengijinkannya pulang setelah dua hari tinggal dirumah sakit.

“Nyonya Pradipta, kamu nanti pulang kalau ada pusing, mual, sesak dada atau semacamnya, harus segera datang kerumah sakit, selama sebulan tidak boleh olahraga berat, sebisa mungkin kurangi olahraga, gegar otak ringan biasanya tidak akan meninggalkan gejala, tapi juga harus diperhatikan.”

“Iya iya, terima kasih dokter.”

Keluar dari rumah sakit, Laras sama senangnya seperti burung-burung dilepaskan ke hutan.

Karena operasi, rambut di bagian belakang kepalanya dicukur, jadi dia memakai topi rajutan, warnanya krem, dibagian atas ada bola dan disamping ada dua telinga besar, gayanya sangat lucu.

“Gavin, apa kamu yang memilih topi ini?”

“Ehn hmph, cantik kan?”

“……Kamu buat aura gue hilang, cantik darimana.”

Gavin mengangkat wajahnya, “Coba katakan gue sekali lagi?!”

“Aku, aku,”Laras menepuk dadanya sendiri, “Aku yang selalu bersikap nona besar, kamu tiba-tiba menyuruhku memakai topi lucu ini, aku mana bisa bersikap anggun lagi?”

Gavin mengendarai mobil, dan mengatakan, “Mau jadi nona besar, pertama-tama tumbuhkan rambut dulu.”

“……”

Setelah tenang tidak sampai tiga menit, Laras tiba-tiba bertanya dengan rasa ingin tahu: “Gavin, bisa tidak aku pergi melihat beberapa cambuk……uhuk berani mengikatku, aku harus mencambuk mereka beberapa kali.”

Gavin yang mengendarai mobil, memberinya tatapan tidak senang, “Hentikan niatmu ini, kamu tidak akan melihatnya.”

“Bukankah bisa menunjuk orang, raja kotor ini harus masuk penjara, apalah artinya beberapa cambukan, Gavin, selama kamu bersedia membantu pasti bisa, iya kan?”

Gavin melihatnya dan mengajukan pertanyaan dengan penuh semangat, sekali lagi dia berkata dengan serius: “Omong kosong, aku tidak ada hak istimewa seperti ini.”

Laras mencemberutkan mulutnya, dan mengendus tidak senang, “Hmph, tidak bisa ya sudah tidak bisa, tidak usah marah?”

“……”Begini saja sudah marah? Aku begini marah? Aku marah dimananya?

Pantasan saja Konfusius mengatakan hanya wanita dan anak kecil yang susah dididik, kalimat ini memang ada benarnya, bahkan benar sekali, beberapa hari yang lalu dia mengeluh dia hanya peduli pada pekerjaan dan tidak pulang, sekarang dia menemaninya dua hari, dia masih banyak mengeluh tentang dirinya.

Didepan ada lampu merah, Gavin menghentikan mobil, menatap ekspresi marah di wajahnya, dia membujuknya dengan sabar, dan dengan suara rendah berkata: “Ada aturan dalam tim, semuanya harus dilakukan sesuai aturan, tidak seperti yang kamu bilang ingat lihat tinggal lihat, ingin mencambuk tinggal mencambuk? Lagian, kami juga tidak dapat menyalahgunakan hukuman mati tanpa melewati pengadilan.”

Laras mengangkat dagunya tinggi-tinggi, seakan sedikitpun tidak senang, biasanya dia murah senyum dan penurut,“Aku ingin mencambuk, ingin mencambuk, ingin ingin dan ingin!”

Gavin menggunakan kesabaran tertinggi dalam hidupnya, dan berkata dengan pelan: “Kuberi kamu cambuk, bisa kan?”

Laras mengangkat bibir cemberutnya dengan tinggi dan berubah, ingin tersenyum, tapi menahan tawanya.

Sudah lampu hijau, mobil belakang membunyikan klakson, Gavin meraih setir dan perlahan menyetir mobil.

Setelah menyetir, satu tangannya kosong, lalu dia menjulurkan tangannya, menarik tangannya dua kali, lalu memegangnya dengan erat.

“Sedang apa?” Laras menghempaskan tangannya, dan matanya terus memandang keluar jendela.

Gavin tidak ingin melepaskan tangannya, malah menyematkan jarinya diantara jemarinya dan memegangnya dengan erat, “Tidak apa-apa, hanya pegang tangan saja.”

“Menyetir yang fokus, Jenderal Gavin?!”

“Pakai satu tangan juga bisa nyetir.”

Laras sengaja meninggikan suara, dan bertanya dengan hati-hati: “Menggunakan satu tangan menyetir tidakkah itu mengancam keselamatan, menyetir sambil menerima telepon juga, kamu ini sambil menyetir sambil menggoda orang, kalau kelihatan polisi, pasti dihukum, tiba waktunya kamu akan dibebaskan dari hak istimewa ini.”

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu