Cinta Pada Istri Urakan - Bab 956 Arti Dibalik Kata Selamat Malam

Pikiran Dirga kosong selama 3-5 detik, hanya Laras yang sedang berdiri hadap-hadapan baru bisa melihat senyuman kecil di bibirnya, bahkan dia tidak menyadari kalau dia sendiri tersenyum.

Senyuman kecilnya sudah memperlihatkan suasana hati yang bahagia.

“Apa, aku, aku ---- aku tidak tahu.” Dia bahkan berbicara dengan nada yang tinggi.

Laras sudah tahu tentang suasana ini, dia merasa kalau dua orang ini punya harapan, dia mengingatkannya lagi dan berkata : "Bahkan aku merasakannya, apa kamu tidak merasakannya? setiap kali dia melihatmu, matanya terus melihatmu, kamu tidak merasakannya?"

Dirga terus menekan mulutnya agar tidak tersenyum,, tapi ekspresi kebahagiaan itu hanya selama beberapa detik saja, dia langsung merubah wajahnya yang kaku lagi dan menghela nafas : " Aku tidak menginginkan hal-hal ini sekarang."

"Sudah boleh dipikir-pikir, kamu hanya beberapa tahun lebih muda dari Ketua Pradipta, bahkan anak-anaknya sudah SD, apa kamu tidak mau lebih cepat lagi ?"

"Mendengar nada suaramu, sepertinya Ketua Pradipta tidak begitu menyukainya."

"Emhh, ya, dia seperti dewa kematian, melihati orang rasanya seperti sedang dilihat oleh raja neraka, siapa yang tahan ? wanita-wanita yang mengagumi penampilannya belum pernah bertemu dengannya, tentu saja mereka tidak punya kesempatan untuk bertemu dengannya. Tapi kamu berbeda dengan abang ipar, kamu begitu tampan, mudah tertawa, kuat dan kamu juga bisa menyihir ribuan gadis. "

Dirga dengan canggung menggaruk ujung hidungnya, " ehekk, ehekk (suara batuk ), Laras, kamu mungkin belum mengenal aku." Dia tidak menyangkal kalau dia tampan, tetapi dia tidak berani menyangkal kalau dia begitu ramah.

Laras tersenyum, "Aku tidak perlu memahamimu, kita adalah sepupu yang punya hubungan darah, bahkan kalau kita hanya bisa bertemu beberapa kali dalam setahun, kita bersaudara, hubungan ini tidak akan putus, selama ada orang yang memahamimu itu sudah cukup, menurutmu ? "

"......" Dirga menunjukkan rasa malu seorang pria dewasa, walaupun umurnya sudah tua, tapi dia bahkan belum pernah pacaran, bujang sepert mereka ini, untuk apa ikut urusan pernikahan yang buat orang capek saja, tidak punya orang dekat, tidak punya beban, makan sendiri dirumah dan duduk tenang tanpa mengkhawatirkan orang lain bukannya sudah selesai.

"Abang ipar, kupikir Yuka lumayanlah, coba kamu pikir-pikir lagi, kalau kamu suka, berikan respons kalau kamu suka, kalau kamu tidak suka, jangan beri mereka harapan."

Dirga langsung bertanya : "Bagaimana caranya meresponnya ?---- Sekarang aku tidak punya waktu untuk memikirkan masalah seperti ini. "

"Aku tahu, tetapi seorang gadis seperti Yuka, yang ayahnya adalah seorang profesor di kedokteran dan sekarang sudah begitu terkenal dan menjadi seorang pahlawan, seharusnya banyak orang yang memperhatikannyalah. Gadis kecil ini masih labil, kalau sudah lama tidak bertemu, rasa cintanya begitu cepat hilang, kalau saat ini ada yang mengeluarkan kartu, cinta gadis kecil ini akan dengan cepat berpindah. "

Wajah Dirga langsung terlihat abu-abu, wajahnya terlihat tidak begitu menyenangkan seperti sebelumnya, bahkan sedikit terlihat gugup. "Jadi ---- jadi bagaimana aku harus meresponnya ? Mereka juga tidak mengatakan apa-apa kepada aku.”

" Abangku, masalah seperti ini kamu masih mau wanita duluan mengatakannya ?"

“…… Aku tidak tahu. "

Laras menghela napas dalam-dalam, "Bagaimana kamu bisa membiarkan seorang gadis berbicara lebih dulu, lagipula kamu juga sudah sangat tua, bagaimana mungkin kamu ingin seorang gadis kecil duluan mengatakannya ?"

"......" Dirga dalam hatinya diam-diam menghitung jarak usianya dengan Yuka, sepertinya jaraknya lumayan banyak, apa seperti ini bisa menyakit dia ? " kupikir ya sudahlah, aku benar-benar tidak punya waktu untuk memikirkannya sekarang."

Laras juga langsung kesal, " Ok, ok, ok, kaisar tidak bisa diganggu dan aku hanya terlalu ikut campur."

Melihat Laras bangkit untuk pergi, Dirga buru-buru memanggilnya. "Ah-------- kalau begitu kamu ajari aku..."

"Ok, aku bicara kamu dengarkan, ikuti saja apa yang aku bilang."

"Katakan padaku."

"Sebelum kamu pergi, minta dia untuk bertemu denganmu, selesaikan apa yang seharusnya kamu katakan dan ungkapkan dengan jelas apa yang harus kamu ungkapkan, Jika kamu tidak bisa mengatakan apa-apa, aku bisa membantumu di sini, katakan saja aku menyukaimu, terus apa kamu ingin menunggu aku kembali, seperti ini saja sudah boleh "

“…… kenapa langsung sekali ? "

"Atau kamu bisa memikirkan cara yang lebih baik untuk mengungkapkannya."

"Tapi ---Tapi--- Tapi..." Dengan kebingungan, Dirga akhirnya mengatakan kekhawatiran terbesarnya, "Aku tidak yakin apa aku akan tinggal di kota Jakarta, untuk apa aku menggoda dia lagi ? ayahku sudah mengurus untuk tinggal di Inggris, gadis manja seperti dia, tidak mungkin pergi bersamaku, Jika aku orang tuanya, aku tidak akan setuju. "

"Sepupuku, ibuku sudah pasti tidak akan pergi ke Inggris, Nenek dan kakek juga memiliki keinginan untuk kembali, Pamanku juga sudah mempertimbangkan untuk pindah kembali ke Indonesia. Aku rasa meskipun semua orang punya keinginan, tidak ada yang tidak dapat diwujudkan, kamu juga bisa bicara sebentar dengan pamanmu. "

“……”

"Aku tidak bilang kamu harus menentukan hubungan kalian sekarang, Aku rasa walaupun kamu juga suka dengan dia, bukannya lebih baik berikan respon kepada dia, setidaknya berikan kesempatan, iya kan ?"

Dirga mengangguk dan merasa itu masuk akal.

"Emh, jadi maksudku seperti itu, jadi kamu pertimbangkan sekali lagi, ayo Semangat."

Malam itu, Dirga memikirkan begitu banyak hal, kenapa dia pernah tidak ingin bagus-bagus mencintainya ?! Dia dulunya tidak begitu peduli dan samas sekali tidak berani memikirkan hal-hal ini.

Seperti kata Laras, sekarang dia sudah menemukan identitasnya dirinya, kalau dia sudah punya keluarga, kalau sudah berkeluarga pasti akan punya ikatan, harapan keluarga kepadanya juga akan menjadi bagian dari hidupnya, dia tidak bisa dengan bebas lagi menjalani kehidupan seperti di masa lajangnya.

Memikirkan tentang hal itu, dia mengeluarkan ponselnya, kemudian menekan profile wechat Yuka, dia dengan hati-hati mengetik pesan, ketik – hapus, hapus – ketik lagi –hapus lagi -ketik lagi, setelah lumayan lama seperti itu, akhirnya dia mengirim 4 kata dan tanda baca --- "Apa kamu sudah tidur?"

Setelah dikirim, dia menyesalinya, dia merasa itu tidak sesuai dengan temperamennya yang keras dan dingin.

Tapi sebelum dia bisa menarik kembali pesannya, Yuka sudah duluan menjawab, "Belum, ada apa?"

Dia membalas pesannya dengan begitu tulus.

—— "Apa kamu punya waktu besok ? Aku ingin mengajakmu pergi makan." Dia memutuskan untuk menunjukkan ketulusan terbesarnya dan ketulusan terbesarnya adalah tidak bertele-tele.

—— " Aku ada waktu kok, pergi kemana ?"

—— " Besok aku akan beritahu kamu alamatnya."

—— " Ok, sampai jumpa besok."

——"Sampai jumpa besok, Selamat malam."

Yuka aga lama tidak balas pesannya, tetapi Dirga terus melihat kata-kata "mengetik " di kotak dialognya, dia berpikir dalam hati, apa begitu sulit, apa dia masih ingin bercerita padaku?

Setelah menunggu agak lama, akhirnya dia mendapat balasannya : " Apa kamu tahu arti dari balik kata “ selamat malam " ? "

Wajah Dirga langsung kacau, kata Selamat malam memiliki arti di baliknya? Selamat malam adalah selamat malam, bukan?

—— " Tidak tahu."

Dia begitu lama sedang "Mengetik ", Dirga khawatir, kemudian dia mengirim pertanyaan dia di satu web tanya jawab ---- “ Tolong ajari saya apa maksud dari kata “selamat malam “ ditambah dengan ekspresi memeluk.

Kemudian akhirnya setelah menunggu agak lama, hanya saru kata - "Google "

"?" Dirga tidak mengerti sama sekali, apa jangan-jangan karena perbedaan generasi ?

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu