Cinta Pada Istri Urakan - Bab 86 Kucambuk Dua Kali, Oke? (2)

Setelah terbangun, ia tidak ingin meninggalkan tempat tidurnya. Hanya hangatnya tempat tidurnya saja yang dapat mengisi rasa kehilangannya itu. Ia sangat merindukan Gavin.

Ia pun bangun dari ranjangnya, menghirup sedikit udara di balkonnya. Dalam keheningan ia memandang lapisan salju putih dan kegelisahan hatinyapun perlahan tenggelam.

Di halaman bawah ada beberapa orang sedang menyapu. Badai salju tadi malam sangat besar, sehingga salju itu menumpuk hingga setengah meter.

Orang-orang yang menyapu di halaman itu, di bagi menjadi dua bagian.

“Nyonya, anda sudah bangun, “ Lira sang pelayan itu melambaikan tangannya dan berteriak kepada Laras, “ Maukah Anda makan?”

Laras : “ Tidak perlu, tunggu makan siang saja. Mengapa kamu tidak membangunkan aku?”

Lira : “ Tuan Muda menyuruh aku untuk membiarkan nyonya bangun sendiri.”

Wajah Laras menjadi memerah.

Lalu Lira kembali berbicara :” Nyonya, tadi pagi ada yang sebuah surat yang dikirimkan kepadamu.”

Surat ? Laras terdiam, itu bukan transkip ujian akhir bukan?

“Aku akan segera turun.” Dia segera menutup jendela, dengan tergesa-gesa turun ke bawah.

Surat itu di letakan di atas meja bersamaan dengan koran. Lalu ia segera mengambilnya dan merobeknya.

Namun, ia tidak berani membukanya. Sehingga akhirnya ia pelan-pelan membukanya.

“Bagaimana ini?!” Ia sangat marah sehingga menaruh transkrip itu di atas meja. Tiga mata pelajaran tidak lulus, semua hanya kurang tiga atau empat poin saja.

Sebenarnya, jika dilihat dari hasil tes ini kemampuannya sudah mengalami banyak kemajuan. Setidaknya nilai merahnya tidak semua, tapi hanya kurang sedikit saja ia dapat lulus, sungguh menyebalkan.

Tepat pada saat itu Manda menelpon, “Laras, apakah kamu telah menerima rapotmu?”

“Belum, jalan bersalju, sehingga tidak dapat menerimanya.”

Manda tertawa lalu bertanya,” Merah berapa pelajaran?”

Laras menggelengkan kepalanya dengan terpaksa mengatakan: “Tiga pelajaran, semuanya hanya kurang tiga atau empat poin, Dosen sangat benci kepadaku.”

“ Oh, bagus-bagus. Kamu telah memiliki kemajuan, seharusya kamu puas.”

“Aku tidak puas dengan dosen yang memberi nilai.”

“Hahaha, kenapa kamu tidak bertanya nilaiku?”

“ … rasanya aku tidak ingin tahu.”

“Hahaha, beasiswa tingkat pertama di kelas adalah milikku.”

Mendengar hal itu suasana hati Laras menjadi buruk, masih bisakah berteman dengan bahagia? “Aku sangat sibuk, sudah dulu ya!”

Di setiap liburan musim panas ataupun musim dingin, dia selalu suka bekerja paruh waktu, atau pergi berlibur. Dia sangat suka berpegian kesana kemari.

Tapi liburan musim dingin tahun ini dia merasa sangat bosan.

Terutama ketika Manda datang lalu pergi, juga Gavin yang datang lalu pergi. Dia merasa sangat bosan.

Untungnya malam tahun baru akan segera tiba.

Menjelang waktu itu, rumah Keluarga Pradipta akan dibersihkan, lalu di beri dekorasi sederhana dengan sentuhan rasa Tahun Baru.

Sampai melewati Tahun Baru, keluarga itu sangat sibuk. Banyak orang akan datang berkunjung, dan juga ada pertemuan besar dengan kurang lebih seratus orang teman maupun kerabat.

Setiap tahun, Anna akan ambil bagian. Hal ini bukan saja sebagai reputasinya, tetapi untuk reputasi keluarga Pradipta.

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu