Cinta Pada Istri Urakan - Bab 80 Ukuran Kita Berdua Cocok (2)

“itu karena Laras beruntung”, kakek menghelakan nafas, “sudahlah, jangan di bahas lagi, tapi dihati kalian masing-masing harus mengerti, kalau perlu minta maaf, minta maaflah, itu adalah keluarga Pradipta, Laras adalah menantu keluarga Pradipta, kalian pastinya lebih tau dariku hubungan baik dan buruknya.”

Nagita dan Rama saling bertatapan satu sama lain, Nagita mengangguk dan berkata : “ tidak salah apa yang ayah bilang, Rama, lagipula semua orang sudah tau hubungan mereka berdua, berdasarkan cinta dan logika, kita harus bertemu dengan Kepala keluarga Pradipta, bagaimana menurutmu?”

Rama masih ingat dengan kata-kata Kepala keluarga Pradipta 'seorang pembunuh tidak dapat diampuni', “bagaimana kalau kita tunggu tahun baru saja, sekalian kita bersilahturami kesana, coba kamu telepon Manda, suruh dia bertanya ke Laras bagaimana sikap keluarga Pradipta, kita harus lebih berhati-hati, jangan sampai menyinggung keluarga Pradipta. ”

Maira bersandar dan berkata dengan nada jijik: “tidak kusangka, perempuan ceroboh yang kampungan itu bisa menjadi kaya, selera Gavin benar-benar aneh.”

Kakek berkata: “Maira, Laras adalah adik perempuanmu, kenapa kamu berkata seperti itu?”

Maira membuang muka, lalu berkata: “halahh aku tau, kamu perhatikan saja Picasso mu, ngapain ngurusin aku? ”

Kakek menghela nafas, dia tidak begitu mendapatkan kepercayaan dirumah ini, jika tidak, dia juga tidak akan melihat Laras diintimidasi sejak kecil oleh keluarganya, dia sudah berumur, banyak hal yang tidak dapat diurus lagi olehnya dan dia juga tidak mempunyai cara untuk mengurus.

Nagita berkata : “Maira, kamu mau ngomong seperti apapun dirumah tidak masalah, diluar kamu harus tau batasan, masa depan kita bergantung pada Laras.”

Didalam hati Maira sangat tidak puas, tapi dia juga tidak dapat mengelak, “iya, aku tau.”

Nagita berkata: “Maira, kamu jangan bersikap seperti itu setiap kami menceramahimu, kamu mau pergi dari rumah juga tidak masalah, besok ke kota saja untuk menemani mereka.”

“aku tidak akan pergi.”

“hei, kamu tidak senang aku ngomong sama kamu? kamu itu kakak paling besar, sudah bukan anak kecil lagi, masa muda seorang perempuan hanya beberapa tahun, laki-laki keluarga Pradipta juga bukan hanya Gavin sendiri, aku lihat Aaron juga sangat berbakat, kalau kamu malu, mama akan bantu kamu ngomong.”

Maira menjawab dengan marah: “mama, masalahku kalian tidak perlu ikut campur, mending kalian mengurus masalah yang kalian perbuat saja.”

“anak ini, benar-benar tidak bisa dinasehati sepatah katapun.”

——

Pemandangan disekitar danau sangat indah disaat musim dingin, cahaya lampu-lampu di danau es membuatnya terkenal diseluruh dunia, wisatawan dari seluruh dunia datang kesini karena kagum.

Hotel Humpre ini berbentuk setengah oval, tempat yang semakin tinggi luasnya semakin kecil, beberapa lantai paling atas digunakan oleh para pembisnis kelas tinggi, setengah terbuka atau bisa dikatakan tidak terbuka untuk umum.

20 lantai Hall Cahaya Humpre di hotel Humpre, dengan dinding kaca transparan 360 derajat dapat memberikan pemandangan malam seluruh area danau yang indah, yang juga merupakan tempat terbaik untuk menyaksikan pemandangan malam danau.

Disini hanya terbuka untuk pelanggan VIP hotel Humpre pada waktu tertentu, dan harus ditinjau dan dipesan terlebih dahulu, meskipun banyak syarat, tetap saja dicari-cari oleh orang.

Ada tulisan yang selalu tertulis disana “tidak datang ke Hall Cahaya Humpre sama saja dengan tidak pernah datang ke danau Humpre”.

Namun, Hall Cahaya Humpre hari ini telah di booking semua oleh Aaron.

Orang yang bisa membooking seluruh Hall Cahaya Humpre, pasti harus punya banyak uang baru bisa melakukannya, Aaron adalah pemegang saham terbesar hotel Humpre, banyak uang, ada kewenangan, dan banyak menjalankan bisnis.

Namun, dia membooking Hall Cahaya Humpre untuk berpesta, hanya dapat dikatakan kemiskinan membatasi imajinasi orang, orang kaya menghamburkan uang belasan miliar seperti orang awam membeli sebungkus rokok.

Manda tergesa-gesa sampai kedepan gerbang Hall Cahaya Humpre, dan dihalang oleh penjaga “nona, disini ada pesta pribadi, apa Anda mendapat undangan?”

Undangan seperti apa? Manda menggelengkan kepala.

“maaf nona, Anda tidak bisa masuk tanpa undangan ”

“aku kenal dengan Tuan Pradipta.”

Penjaga sudah sering bertemu dengan tipuan seperti ini, mereka menunjukkan senyum hinaan, “banyak orang yang kenal dengan Presdir Pradipta.”

“......”benar juga, Manda sangat cemas, matanya tertuju kepada lagu dan tarian yang ada di dalam, tetapi ia tidak bisa melakukan apa-apa.

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu