Cinta Pada Istri Urakan - Bab 734 Memikirkannya Saja Merasa Takut

Di kamar pasien, Laras masih tidur tak sadarkan diri, tidur kali ini, tidak tahu harus tidur sampai kapan.

Anis dari sudut pandang dokter, membujuk dengan tenang berkata: “Hasil laporan pemeriksaan seluruh badan yang dilakukan Arisa pada kakak ipar juga sudah keluar, sangat baik, dia tidak menderita luka atau kekerasan apapun.” Tapi jika di lihat dari sudut pandang seorang pria, dia juga sangat marah, “Ini tidak masuk akal, membawa orangnya ke sana, juga tidak melakukan apa-apa, atau ada rencana jahat lainnya?”

Pada saat ini, ponsel Gavin berdering, telpon dari Jino.

“Katakan.”

“Bos, Morales Jin diundang minum teh oleh pemimpin biro pajak.”

“Kapan?”

“Satu jam yang lalu, karena dibawa secara rahasia, jadi kami juga baru saja mendapatkan informasi.”

“Kalau begitu sementara kalian jangan bergerak dulu.”

“Baik.”

Setelah menutup telpon, Gavin menghela nafas, sangat beruntung, “Mungkin aku sudah tahu alasannya.”

Anis: “Apa?”

Gavin: “Barusan dapat informasi dari Jino, satu jam yang lalu Morales Jin diundang minum teh oleh pemimpin biro pajak, mungkin inilah sebabnya kenapa Alvin mendadak pergi.”

Anis: “Biro pajak?”

Raut wajah Gavin mulai memberat, “Semoga biro pajak hanya menanyakan hal biasa saja, jangan sampai informasi bocor dan membuat pihak sana menyadarinya, jika tidak usaha kita selama satu tahun ini, semuanya sia-sia.”

Setelah itu, datang telpon dari Jordan.

“Halo Jordan, katakan.”

“Bos, semua cctv di hotel sudah diambil, Alvin jam 18.05 masuk ke kamar, jam 18.08 langsung buru-buru pergi, tidak sampai tiga menit, tidak bisa melakukan apa-apa.”

“Kamu kirimkan semua video cctv padaku.”

“Baik.”

Semakin banyak bukti yang menunjukkan, bahwa sampai akhir Alvin tidak melakukan apa-apa pada Laras, perlahan-lahan Gavin baru merasa lega, tapi begitu memikirkan hal ini, begitu memikirkan cara-cara kotor mereka, dia langsung berkeringat dingin.

Anis membujuk, “Bos, jangan terlalu gugup, syukur kakak ipar tidak terluka, nanti setelah kakak ipar bangun melihat kamu begitu gugup, bagi dia itu juga menyakitinya.”

Gavin mengangguk, “Aku hanya......memikirkannya saja merasa takut......”

Anis mencoba mengalihkan topik pembicaraan, bertanya: “Begitu membicarakan Jordan aku langsung teringat dengan Jenny dan Kak Darius, sebenarnya ada apa dengan pengadilan, kenapa begitu lama masih belum memberikan hasil? Bukankah Kak Darius sudah menunggu hasil ini selama setahun lebih, jika terus diundur seperti ini kapan baru bisa berakhir?”

Perlakuan dingin terhadap Darius Maeli, para anggota dari Pasukan Khusus Serigala juga sangat marah dan merasa tidak adil, dia demi menyelesaikan tugas negara, melakukan penyamaran dan menyembunyikan identitasnya selama sepuluh tahun, dalam waktu itu keluarganya juga mati tragis, beberapa kali nyawa hampir saja melayang, tapi karena dia membunuh Parto Dwi penjahat yang sudah menyerah, dia harus dipertanyakan dan dihakimi oleh negara.

Bagi semua anggota Pasukan Khusus Serigala, ini adalah sebuah hal yang sangat mengecewakan dan sakit hati.

Gavin dengan identitasnya sebagai komandan tertinggi di Pasukan Khusus Serigala menjadi penjamin Marius Daeli, tetap tidak mendapatkan perhatian dari atasan, dia juga sangat tidak berdaya.

“Atasan mengira, Kak Darius terlalu lama kehilangan kontak dengan pasukan, ditengah rentang waktu itu dia juga membantu paman keempat melakukan kejahatan dan membunuh orang untuk menghilangkan jejak, tidak bisa dipastikan dia demi hasil akhir dari kasus atau demi kepentingan dirinya sendiri. Atasan juga berpikir, mungkin Kak Darius benar-benar sudah berkhianat, hanya saja kemudian karena Jenny, dan Jino bergabung, baru membuat dia ada rencana untuk memperbaiki kesalahan dan mulai dari awal lagi. Memang jasanya yang paling besar, tapi berkhianat, juga mungkin sungguh dilakukannya.

Anis: “Bukankah Jenny sudah membuktikan niat asli Kak Darius, pada saat itu Jenny benar-benar sudah mau berkhianat dari pasukan, Kak Darius yang sudah membujuk dan menasehatinya.”

Gavin: “Karena hubungan istimewa Kak Darius dan Jenny, atasan tidak menerima laporan Jenny. Mereka mengira Jenny mengorbankan diri sendiri demi melindungi Kak Darius, jadi baru berkata demikian. Atasan juga tidak seratus persen percaya dengan Jenny, dan pada awalnya Jenny memang melanggar aturan sehingga dipecat oleh Serigala, jika tidak ada aku dan Jordan serta kedua orang tua wijaya sebagai penjamin, takutnya sekarang pekerjaan Jenny di kantor polisi juga sudah tidak ada.”

Anis menghela nafas dalam-dalam, “Sungguh merasa tidak pantas untuk Kak Darius.”

Gavin berkata lagi: “Masalah yang dipertimbangkan atasan juga tidak salah, aku juga merasa cara penanganan Kak Darius terlalu yakin pada diri sendiri, siapa yang tahu, Kak Darius juga orang yang sangat kasihan, sebagai rekan seperjuangan dan sahabatnya, yang bisa kita bantu usahakan semaksimal mungkin membantunya, yang lain, hanya bisa mendengarkan kata takdir.”

Memikirkan tatapan putus asa kakak ipar Daeli sebelum melompat dari gedung, memikirkan wajah Bobi yang imut dan periang, memikirkan para polisi narkoba yang sudah mengorbankan diri, siapa yang masih bisa menepuk dada sambil bersumpah mengatakan orang baik akan sehat dan damai seumur hidup?!

Gavin sedikit menghela nafas, “Di sini tidak ada masalah lagi, sudah larut malam, kamu pulang saja.”

Anis mengangguk, “Ada situasi apa bisa menelponku, setiap saat.”

“Baik.”

Anis pergi, di kamar pasien hanya tersisa mereka sepasang suami istri, Gavin berjalan ke samping tempat tidur, perlahan duduk, mata sama sekali tidak bergerak terus menatap Laras.

Dia mendekatkan tubuhnya ke sana, sangat dekat sekali, mengulurkan tangan mencubit-cubit wajahnnya, berkata dengan suara pelan, “Sekarang aku sedikit mengerti dengan Kak Darius, jika terjadi apa-apa denganmu, aku juga akan membunuh orang, tanpa peduli dengan konsekuensinya.”

Pada saat ini, di kamar pasien sangat sunyi bahkan hanya terdengar suara bernafas Laras, mendadak dalam benak Gavin muncul sebuah ide, mungkin, bisa membuat Kak Darius menebus kesalahannya.

……

Dini hari berikutnya, langit timur langit muncul fajar kelabu, kemudian fajar kelabu perlahan berubah menjadi warna oranye, hingga matahari melompat keluar dari awan di sebelah timur, seketika, cahaya fajar pagi berwarna oranye memenuhi langit.

Laras yang sudah tertidur semalaman akhirnya akan bangun, bulu matanya sedikit bergerak, berusaha membuka kelopak mata.

Pertama yang masuk dalam pandangan adalah langit-langit berwarna putih, melirik kamar yang polos dan tenang ini, dalam benaknya segera muncul tanda tanya.

Apakah ini di rumah sakit?

Kemudian, perlahan dia melihat ke bawah, melihat Gavin sedang setengah terbaring di tepi tempat tidur, kedua tangan masih memegang tangannya.

Aku kenapa?

Tangannya bergerak sedikit, Gavin langsung bangun, sudah menjaga semalaman, raut wajahnya sangat kusam dan lesu, garis ganda kelopak mata berubah menjadi tiga garis, sangat mencolok ke dalam, dagu juga dipenuhi selapis jenggot tipis berwarna abu-abu.

Dia menundukkan kepala, menggunakan keningnya menekan ke kening Laras, merasa gembira dan berkata: “Akhirnya kamu sadar, apa yang dirasakan?”

Laras mendorongnya, bertanya dengan serius: “Kenapa bertanya begitu padaku? Apa yang telah terjadi?”

“Apakah kamu lupa kemarin kamu membuat janji bertemu dengan Alvin?”

Laras segera menyangkalnya, “Bukan aku yang mengajaknya bertemu,, Almora yang mengajakku untuk bertemu, aku juga setelah tiba baru tahu kalau Alvin juga ada di sana.” Dia teringat dengan sesuatu, langsung sadar, “Apakah anggur yang bermasalah?”

“Kamu sudah merasakannya?”

“Aku hanya minum segelas kecil, tidak lama kemudian langsung pusing, sangat cepat sudah hilang kesadaran.” Laras semakin gugup, detak jantung juga semakin cepat, “Jangan-jangan aku sudah di itu?”

Gavin tersenyum, “Tidak tidak ada.”

“Sungguh?” Laras melihat-lihat pakaian di bawah selimut,cemas sekali, “Lalu pakaianku yang sebelumnya? Dia sangat cemas sampai hampir menangis, sangat takut ada sesuatu yang disembunyikan Gavin darinya, “Kenapa aku mengganti pakaian pasien?”

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu