Cinta Pada Istri Urakan - Bab 63 Pertarungan Antara Mertua Dan Menantu (1)

Yang mengejutkan semua orang adalah, malam itu bukan hanya Anna saja yang datang, tetapi Jenny juga ikut datang.

Semua yang datang ke rumah adalah tamu, jadi sekesal apapun Gavin saat ini, dia tetap tidak mungkin mengusirnya keluar.

Terlebih lagi, Jenny diajak oleh ibunya kemari.

Mereka semua duduk di depan meja makan berbentuk persegi panjang, Anna dan Jenny duduk di sisi sebelah sana, sedangkan Gavin dan Laras duduk di sisi satunya lagi, Jenny dan Laras duduk berhadap-hadapan.

Suasananya terasa canggung.

Untuk membuat situasi menjadi tidak terlalu canggung, Gavin bertanya terlebih dahulu : "Kenapa Ayah tidak datang?"

"Akhir-akhir ini kesehatan ayahmu tidak begitu baik."

"Sakit apa, kenapa tidak memberitahuku?"

Anna melirik Laras sekilas lalu balik bertanya dengan tidak puas : "Selain harus mengurus pekerjaan, kamu masih harus mengurus yang di rumah, memangnya kamu masih bisa mengurus ayahmu?"

Pundak Laras bergetar, perkataan ini jelas-jelas ditujukan kepadanya.

"Aku yang adalah ibumu, jika ingin bertemu denganmu saja harus membuat janji terlebih dahulu, aku bahkan harus menunggumu hampir seharian karena kamu tidak ada di rumah, ayahmu hanya sakit biasa, dia tidak mau mengganggumu."

"......." Gavin menghela napas berat, dia tidak mempunyai cara untuk melawan wanita yang sengaja mempersulit segala hal, mau menjawab apapun, tetap saja salah, lebih baik sekalian tutup mulut saja.

Anna menilai Laras, ini adalah yang kedua kalinya dia bertemu dengan Laras, sejujurnya, dia jauh lebih enak dilihat daripada saat bertemu pertama kalinya, setidaknya mata, hidung, bibir dan bajunya terlihat sesuai dengan bentuknya.

Beberapa waktu belakangan ini dia sudah memeriksa latar belakang Laras dengan sangat jelas, orang tuanya sudah bercerai dan masing-masing sudah menikah lagi, meskipun dia ikut dengan ayahnya, tetapi ayahnya sudah berimigrasi ke Australia, ayahnya sama sekali tidak mempedulikannya, dia dibesarkan oleh kakek dan neneknya di rumah pamannya, Rama Atmaja.

Bahkan jika Gavin memilih salah satu dari putri kandung Rama saja dia tidak akan menyetujuinya, apalagi keponakannya.

Jika hanya masalah perbedaan status maka dia tidak akan terlalu mempermasalahkannya, tetapi Laras adalah seorang gadis yang suka membuat masalah, di sekolah dia tidak hormat kepada gurunya, suka menindas temannya dan juga suka bertindak sewenang-wenang, penilaian setiap guru dan murid-murid terhadapnya sangat buruk.

Terus terang saja, Laras bisa dibilang adalah seorang anak yang tidak memiliki ayah dan ibu yang mendidiknya, dia benar-benar tidak tahu sebenarnya apa yang disukai putranya dari anak yang liar dan tidak pernah diajar seperti Laras ini.

Putranya sangat lurus, dari kalangan atas, terhormat, masa depannya menjanjikan, dia adalah segalanya bagi dirinya dan suaminya, dia juga adalah kebanggaan mereka, bagaimana bisa membiarkan seorang gadis yang tidak berkualitas seperti ini memonopoli dirinya?

Belum lagi perbedaan status, kedudukan dan kebiasaan hidup mereka berdua, bahkan jika mau dilihat dalam jangka panjang, karakter dan latar belakang keluarga Laras yang seperti ini bisa memberikan apa untuk Gavin? Takutnya dia hanya akan menjadi beban untuk putranya!

Yang paling membuatnya marah adalah, mereka sebagai orang tua tidak menyetujuinya, tetapi mereka berdua sudah memberitahu pernikahan mereka ke seluruh dunia, teman lama suaminya selama puluhan tahun bahkan berkata kalau suaminya tidak setia kawan, karena tidak memberitahunya kalau putranya sudah menikah, karena suaminya tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, dia menjadi benar-benar marah sehingga membuat tekanan darahnya meningkat, saat ini suaminya hanya bisa istirahat di atas ranjang.

Semakin dipikirkan, Anna semakin merasa marah, tatapannya terhadap Laras juga semakin lama semakin penuh dengan kebencian.

"Dengar-dengar kamu adalah jagoan di kampus, kamu juga bersikap sangat angkuh, untuk apa saat ini kamu menundukkan kepalamu?"

Laras merasa sangat tegang, nenek tua yang pintar ini tidak mudah untuk dibodohi, dia mengangkat wajahnya perlahan-lahan, setelah itu dia bertatapan dengan wajah mertuanya, dia tersenyum, "Ma..."

"Jangan panggil aku mama, aku tidak berani menyandang gelar itu."

Anna memotong ucapannya, suasananya kembali menjadi dingin.

Gavin ingin mengatakan sesuatu, tetapi kaki Laras yang berada di bawah meja menendangnya dua kali, mengisyaratkannya untuk tidak marah.

Karena mertuanya sudah menyelidiki semuanya, kalau begitu dia tidak perlu berpura-pura lagi, dia bukan saja tidak marah, bahkan dia tersenyum semakin lebar, "Kalau begitu aku akan memanggil anda nyonya besar saja, sama seperti Dewa dan para pelayan yang lain, asalkan anda bahagia, maka aku akan memanggil anda seperti itu."

Senyuman Laras menekan amarah yang ada di hati Anna, perkataan yang sudah lama dipikirkan oleh Anna ingin dia katakan kepada Laras tersangkut begitu saja di tenggorokannya.

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu