Cinta Pada Istri Urakan - Bab 55 Kemampuan Akting (2)

Saat ini hati Rama dan Nagita bergejolak, tapi tidak ditunjukkan di wajah, Rama untuk sesaat tidak sadar, tetap Nagita yang lebih cerdik, dia mengatakan dengan berlebihan: “Iya, iya, tentu saja bisnis lebih penting, 70 miliar, ya tuhan, kak Tere hebat sekali, seandainya keluarga Atmaja mempunyai 10 persen kemampuan mu saja sudah bagus.”

Ada sesuatu di hati Rama, ekspresinya sedikit canggung, Nagita terus mengoceh panjang lebar, “Ei, Rama kita akhir-akhir ini tidak tahu kenapa, kondisi badan tidak enak, perusahaan tidak berjalan mulus, kurang beruntung semuanya.”

Rama mengangguk, tapi sekarang dibenak dia ada satu masalah, tidak peduli bagaimanapun dia harus memastikannya, “Kak Tere, jadi kamu dan keponakanku tidak terjadi apa-apa kan?”

“Iya, dik, kamu kenapa? Bukannya barusan aku sudah mengatakannya dengan jelas?”

Nagita mendorong suaminya, “Kamu ini, bilang kamu loli ternyata benaran loli, yang penting sekarang kak Tere dapat banyak uang, dia bahkan memperhatikan apakah perusahaan kita melewati krisis tidak, niat baik ini harus kita ingat.”

Rama sepertinya tiba-tiba sadar, lalu memegang tangan Tere Liye, dia bersyukur dan berkata: “Kak Tere, untung ada kamu yang membantu baru perusahaan bisa melewati masa krisis, kebaikan Anda sulit untuk dilupakan, selama Anda membutuhkan ku, hanya sekali teriakan, adikmu ini pasti akan maju pantang mundur.”

Ternyata memang benar dua orang ini bersekongkol, kemampuan akting mereka sangat bagus.

Tere Liye melihat dua sosok masuk melewati pintu, dan dalam sekejap matanya cerah, “Hei, Laras, akhirnya kamu kembali.”

Rama dan Nagita menoleh melihat, bukankah itu Laras, mereka berdua takut hingga tidak berani keluar, diam-diam saling berpengangan tangan, seakan di depan Tere Liye salah tingkah.

Tere Liye senyum sumringah diwajahnya dan melambaikan tangan pada mereka, dia mempunyai wajah yang lebih friendly, saat tersenyum, daging di pipinya menumpuk, membuat matanya yang besar terjepit hingga tidak ada tempat, seakan membuatnya terlihat dia tidak membuka mata.

“Laras, Manda, beberapa bulan tidak jumpa, kalian sudah tambah cantik saja, sini, sini.”

Karena sudah ketemu, Manda juga tidak enak tidak menyapa, dia menyapa dengan sopan, “Paman Tere apa kabar.”

Laras yang melihat Tere Liye dengan wajahnya gemuk bulat ingin muntah, masalah dia dengan paman, bibi dan Tere Liye tahu dengan jelas, dia tidak bisa akting, berperilaku seperti mereka seakan tidak ada masalah yang terjadi.

“Sini sini, aku bawa hadiah untuk kalian.” mata Tere Liye berbinar melihat Laras, dia melihat dua bocah ini tumbuh besar, semakin lama semakin lincah, terutama Laras, wajahnya yang kecil, pinggangnya yang ramping, kakinya yang kecil, seperti wanita yang keluar dari komik anime, sungguh sangat menggoda.

Tere Liye sudah lama menyukai putri keluarga Atmaja selama bertahun-tahun, dia suka wanita di bawah umur, agak pedofil.

Maira semakin lama semakin dewasa, cantik si cantik, tapi bukan style yang dia suka.

Manda juga boleh, lincah, ceria, sewaktu senyum sangat manis.

Laras baru memenuhi selera dia, Jadi saat Rama mengungkit Laras sebagai barang pertukaran, dia tidak pikir panjang langsung mengiyakan, kalau bukan karena ada masalah mendadak, dia pasti akan menyimpan Laras untuk waktu yang lama, rasa itu, hanya dengan memikirkannya saja sudah menggertarkan jiwa.

“Sini, sini,” Tere Liye mengeluarkan hadiah, membagikan pada keduanya, “Ini, paman Tere khusus membawakannya dari Amerika, kalian anak gadis bukannya suka lipstik brand ini? ini ambil, satu orang satu.”

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu