Cinta Pada Istri Urakan - Bab 191 Kamu Tidak Setuju Untuk Kembali Bersama?

Lubang itu sangat basah, dan tanah serta sekelilingnya adalah bebatuan yang tertutup lumut.

Rendra merasa bahwa Manda menggigil, dia tidak bertanya, jadi dia mengulurkan tangannya untuk memegangnya.

Dia menghiburnya dan berkata, "jangan takut, seseorang akan datang untuk menyelamatkan kita nanti."

Bagaimana bisa hati Manda tidak tergerak ?!

“Oh ya, kamu baru saja mengatakan .......gempa bumi? "

"Em, getarannya jelas, dan ada suara “Blar” ledakanyang keras, tapi cuma sebentar."

Rendra semakin mendengarkan, semakin bingung, dia bertanya, "Apakah itu gempa bumi atau ledakan?"

Ini.... aku tidak tahu. Lagi pula, ini sangat keras seperti suara ledakan, dan kemudian telapak kakimu terasa bergetar. Bukankah semua gempa bumi bergemuruh? "

"Tidak ada gempa bumi."

"Tidak ada?" Manda memikirkannya dengan seksama. Jika tidak sekuat itu, dia akan berpikir itu adalah ilusinya sendiri. "Tidak, itu pasti. Aku yakin tanahnya bergetar."

Rendra berkata, "Gempa bumi kita yang dibawah masih tidak merasakan?"

"Bagaimana dengan ledakannya? Kalian juga tidak dengar itu?"

"Tidak mendengar."

"Kalau begitu bisa jadi gempa kecil, hanya terjadi di atas gunung," tebak Manda

"Mungkin saja." Rendra memiliki keraguan dalam benaknya, tetapi tidak bisa menjelaskan fenomena saat ini, "kamu kedinginan?"

Manda mengerutkan bibir tidak berbicara, tetapi getaran tubuhnya tidak bisa membohonginya.

Ini adalah kedinginan yang seperti masuk sampai ke tulang, satu buah mantel tidak dapat menahan rasa kedinginan sama sekali.

Tanpa berkata apapun, Rendra mendudukan dia di pangkuannya, dan memeluk erat punggung Manda dari belakang.

“Kamu....” Perasaan Manda cukup kacau, walaupun dia tahu ini kebaikannya, jika ini bukan Manda pun, dia juga akan melakukannya. Tetapi tetap saja saat ini hatinya seperti diserang 10.000 rasa manis.

Dia sangat kaku bahkan sampai tidak tahu harus dimana menempatkan tangannya. Dia hanya bisa menempatkan tangannya di lututnya.

“Aku kenapa?” “tidak mendengar lanjuta katanya, Rendra bertanya.

Ya Tuhan, suaranya terdengar di belakang telinganya. Napas mulut dan hidung berdetak di belakang lehernya. Napas yang hangat, dengan aroma tembakau yang samar, menyihir hatinya seperti racun.

“Mengapa jantungmu berdetak begitu kencang?” Tanya rendra dengan suara rendah

“……” Omong kosong, bukankah ini gara-gara kamu ?!

"Apakah kamu benar-benar baik-baik saja?"

Manda dengan cepat menggelengkan kepalanya dan menyangkal, "tidak apa-apa. Aku senang. Akhirnya seseorang datang untuk menyelamatkanku. Terima kasih, hehehe."

Tiba-tiba, Rendra bertanya, "Mengapa kamu dan Laras bersembunyi di luar untuk menguping? Tidakkah kamu tahu itu tidak sopan?"

"... Kami hanya ingin tahu, ha ha, hanya ingin tahu."

“Penasaran bisa bertanya langsung kepadaku. Tidak pakai menguping”

"..." Benar sebuah ujung dari pembicaraan.

Di sini begitu sunyi sehingga tidak ada kicauan serangga, hanya nafas dua orang.

Sekali lagi, Manda mengumpulkan keberanian untuk memulai topik, "Aku benar-benar fans pacarmu. Bisakah kau meminta tanda tangan dia untukku? Aku suka dia."

“Kamu penasaran tentang dia?” Rendra bertanya

"Hah? ....ya.”

Rendra juga canggung, ternyata dia yang terlalu banyak berpikir.

Manda tertawa hehe sambil berkata "Ariel juga seorang superstar internasional. Dia memiliki puluhan juta penggemar. Aku sangat beruntung bertemu dengannya di sini. Dia bukan hanya cantik, tetapi juga body-nya bagus, bernyanyi, berakting, dan variety show. Dia juga baik pada kegiatan amal, pendek kata, sempurna tanpa cacat. "

Dia membalikan kepala, berkata dengan nada rendah: "Awalnya aku tidak rela, sekarang tidak lagi. Kamu punya pacar yang sempurna, bagaimana mungkin kamu bisa melihatku Ha ha, kamu benar untuk menolakku. Aku baik-baik saja lo, aku akan evaluasi diriku sendiri."

"Jadi kamu lari ke atas gunung diam-diam?"

“Em. Hehehehe.”

Hati Rendra bergejolak tidak jelas, dia juga bingung mengapa dia merasa seperti ini. Singkatnya, melihat dia sengaja tertawa dan berpura-pura baik-baik saja, dia sedikit.....tidak bisa mengatakan bagaimana rasanya.

Ekspresinya datar, apalagi nada bicaranya, hanya berkata dengan ringan: "dia bukan pacarku, dia adalah mantan pacar, pacar dan mantan pacar adalah dua konsep berbeda."

Manda berpikir, tidak sama kah, Orangnya datang untuk kembali bersama, Ariel, superstar internasional, dia datang jauh-jauh ke gunung dan hutan untuk kembali bersama. Pria bodoh mana yang akan menolak? Kecuali kamu buta.

“Urusanku dengannya sudah berlalu.” Di lembah yang tenang, suara rendra yang dalam dan tebal memiliki beberapa perubahan, tetapi juga ketidakberdayaan. “Karena bisa berpisah sebelumnya, itu berarti kita bukan orang yang tepat untuk satu sama lain, mengapa mau mengulang kesalahan lagi sekarang? "

“Maksudmu, kamu tidak setuju untuk kembali bersama?” Manda balas menatapnya, berkata seperti hampir meledak.

"Maaf, aku tidak bermaksud bahagia karena itu," dia menyesal, segera setelah dia mengatakannya

Rendra tersenyum, dan bibirnya yang tipis sangat menawan.

Manda dengan cepat membalikkan kepalanya, sehingga pria ini tidak bisa terlihat lagi. Jika dia melihat lebih lama, takutbya dia akan lebih tenggelam.

Tidak lama kemudian, di atas ada teriakan, setelah itu, petugas penyelamat dari kelompok lain datang dan menuju ke mereka.

Setelah pengecekan, Dimas perlahan-lahan turun ke dalam lubang dengan tali. Dia berteriak, "Semua baik-baik saja?"

“Tidak apa, Manda kakinya terkilir.”

Dimas membuka mulut, bercanda: "itu adalah tebing di samping, jika kalian jatuh di tempat yang salah , kalian berdua, satu lolos dari kematian, satu tidak takut mati, benar-benar pasangan serasi.”

Tidak pernah terbayangkan, pembicara tidak ada maksud, pendengar menyimpan dalam hati, baik Rendra maupun Manda merasa malu.

Tali Dimas diturunkan ke sampai ke bawah, membawa peralatan perlindungan keselamatan bagi kedua orang itu.

Orang-orang di atas bekerja bersama dan menarik mereka keluar secara bergantian.

Di sisi lain, Laras, terbungkus mantel militer, berdiri di gerbang sekolah dan memandang, di luar gelap. Angin gunung menderu seperti singa, dan orang yang mendengar akan ketakutan.

Mon datang ke sini dengan semangkuk sup daging kambing yang mengepul, "Guru Laras, makan sup panas."

Terima kasih Laras mengambil mangkuk dan meminumnya. Pada saat ini, sup panas adalah cara terbaik untuk menghilangkan dingin.

“Di luar sangat dingin, mari kita tunggu di dalam.”

Laras selesai minum dan mengembalikan mangkuk besar kepada Mon, "masuk, jangan kedinginan, aku akan menunggu."

Mon keluar untuk memanggilnya berkali-kali, dan akhirnya dia tidak punya pilihan selain kembali ke rumah.

Pada saat ini, Ariel keluar dengan mengenakan jaket berlapis wol tahan angin, dua orang merasa sangat sungkan satu sama lain, "Nyonya Pradipta, mengapa kamu tidak menunggu di dalam? Tunggu di dalam juga sama saja."

Laras tidak bisa mengatakan mengapa, setidaknya, dia tidak ingin beristirahat dengan nyaman di ruangan yang hangat ketika keberadaan Manda tidak diketahui.

Dia memegang walkie talkie dengan erat di tangannya, dan matanya melihat ke arah yang sudah gelap dan suram, berdoa dalam hati.

Kemudian suara walkie talkie muncul, “aku sudah menemukan dia, semuanya ada disebelahku.”

Mendengar ini, air matanya hamper saja terjatuh.

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu