Suami Misterius - Bab 758 Ditakdirkan Untuk Bertemu

"Clara, aku merasa kamu adalah orang yang mengerti.

Aku datang mencarimu hari ini, karena aku sementara tidak ingin memperbesarkan masalah ini.

Melanie ini adalah orang prbadimu, tidak peduli apakah kamu mengetahui hal ini atau tidak, kamu juga pasti akan terlibat.

Ibuku dimarahi sebagai orang ketiga seumur hidupnya, dan sekarang ada beberapa orang yang memarahiku sebagai anak haram.

Rasa seperti itu tidak nyaman.

Wanita tidak perlu mempermalukan wanita, jadi aku juga tidak ingin mempermalukan Melanie.

Aku harap kamu bisa membujuknya, usianya masih muda, dan dia memiliki kondisi yang baik dalam semua aspek. Lebih baik menemukan pria yang baik untuk menikah daripada mengikuti Ahmed Sunarya.

Aku tidak berani mengatakan bahwa aku sangat memahami Ahmed Sunarya, tetapi berdasarkan pemahamanku tentang Ahmed Sunarya, dia tidak akan pernah bercerai demi Melanie. "

Nada bicara Talia Sae sangat tenang, tetapi setiap kalimat yang diucapkan sangat mengena di hati.

Clara mengangguk dan setuju, "Kakak ipr sepupu, aku akan berusaha untuk membujuk Melanie.

Tetapi Anda juga tahu bahwa hal-hal yang berkaitan dengan perasaan berbeda dari hal yang lain, tidak semuanya dibujuk akan didengarkannya langsung. "

Talia Sae mengangguk setelah selesai mendengarkannya, dia tahu bahwa Clara mengatakan hal yang sebenarnya.

Lagipula, tujuan utama kedatangan Talia Sae bukan untuk membuat Clara membujuk Melanie untuk kembali ke jalan yang benar.

Hubungan dengan Melanie, paling-paling hanya sebagai kesenangan sesaat bagi Ahmed Sunarya saat ini, Talia Sae tidak begitu mempedulikannya.

Hanya saja, Melanie adalah orang pribadi Clara, Talia Sae ingin berbaik hati pada Clara.

Jangan sampai ke depannya setelah masalah ini membesar dan mempermalukan diri masing-masing.

Kopi dalam cangkir itu sudah habis dan apa yang harus dikatakan sudah selesai dikatakan, Talia Sae dan Clara bergiliran meninggalkan kafe.

Sebelum Talia Sae pergi, menyebutkan satu kalimat ini dengan tidak sengaja kepada Clara, "Semenjak kalian kembali, rumah ini menjadi sangat meriah."

Dulu, kamu dan Rendi tidak kembali ke Beijing, Loran juga sibuk, jadi tidak begitu meriah. "

Nada suara Talia Sae yang santai terdengar seperti perbincangan yang bosan, tetapi di dalam kata-katanya tersirat sesuatu.

Clara juga bukan orang bodoh, bagaimana mungkin dia tidak bisa mendengarnya.

Talia Sae sedang mengingatkan Clara untuk memperhatikan Su Loran.

Talia Sae adalah orang yang cerdas dan pengertian. Dia tidak akan mungkin mengatakan hal seperti itu tanpa alasan.

Su Loran?

Clara merenungkan nama ini di dalam hatinya.

Apa yang harus Clara perhatikan terhadap Su Loran?

Apa karena keluarga Sunarya dan keluarga Su pernah memiliki kontrak pernikahan lisan, Su Loran tidak bisa melupakan suami Clara.

Tetapi Clara dan Rudy sudah menikah, dan Wilson juga sudah bisa berlarian.

Su Loran biasanya berpakaian seperti nona besar yang mulia dan anggun, tetapi dalam hatinya tersimpan pemikiran untuk menjadi orang ketiga, orang ketiga yang tidak tahu malu dan paling menjijikkan, itu pemikiran yang sangat kotor.

Clara menatap punggung Talia Sae yang sudah pergi sambil menggelengkan kepalanya dengan emosi.

Seorang wanita yang begitu pintar dan tahu batasan, meskipun ada sepuluh orang yang seperti Melanie tetap bukanlah tandingannya.

Jika benar-benar menunggu sampai Talia Sae menyerang Melanie, maka Melanie benar-benar tidak tahu bagaimana dirinya harus mati.

Sementara waktu ini, Clara juga mengkhawatirkan Melanie.

Meskipun urusan Melanie dan Ahmed Sunarya membuat Clara merasa jijik, tetapi bagaimanapun, mereka berdua tumbuh bersama sejak kecil. Pada saat seperti ini, Clara selalu ingin menolong Melanie.

Namun, Clara tidak langsung bertindak.

Lagipula, masalah ini tidak hanya melibatkan Melanie, tetapi juga keluarga Sunarya. Jika tidak ditangani dengan baik, maka akan sangat merepotkan.

Oleh karena itu, Clara tidak langsung bertindak gegabah dan mencari Melanie, tetapi berencana untuk mendiskusikan dulu hal ini dengan Rudy.

Akhir bulan ini adalah ulang tahun pernikahan Clara dan Rudy.

Rudy akhirnya kembali satu hari sebelumnya.

Rudy tiba di rumah saat tengah malam, seluruh tubuhnya penuh debu.

Karena sudah larut dan tidak ingin mengganggu yang lain, Rudy langsung pergi ke kamar.

Clara merasa Rudy terlihat kurus, tetapi auranya berbeda, sepasang mata seperti batu obsidian yang sangat cerah.

Keduanya terpisah untuk waktu yang lama, Clara sangat senang saat melihat Rudy kembali.

Tubuh Rudy sedikit berdebu dan aroma keringat.

Jadi, hal pertama yang dia lakukan setelah masuk ke dalam adalah mandi.

Saat Rudy sedang mandi, Clara sibuk membantunya mengemas barang bawaannya.

Nona besar Santoso tidak memiliki kemampuan dalam hal bekerja. Dulu, semua barang bawaannya dikemas oleh Melanie, tetapi sekarang Clara harus mengurus pakaian untuk Rudy.

Benar-benar sangat kacau.

Saat Rudy keluar dari kamar mandi, dia melihat punggung yang lemah dan berjongkok di samping bagasinya, merapikan pakaiannya dengan kikuk.

Awalnya, beberapa pakaian sudah ditumpuk dengan rapi, tinggal dimasukkan ke dalam lemari, tetapi Clara membongkarnya dan membuatnya berantakan.

Rudy tersenyum tak berdaya dan berjalan ke arahnya, lalu memeluknya dari belakang.

"Apakah kamu merindukanku?"

Rudy berbisik di sebelah telinga Clara.

Pada saat ini, Clara sedang berusaha merapikan pakaian di dalam bagasi, kemudian menjawab dengan acuh tak acuh: "Rindu, rindu.

Jangan memelukku, tidakkah kamu melihat aku sedang sibuk. "

Clara berusaha beberapa kali dan melepaskan diri dari pelukan Rudy.

Rudy tersenyum tak berdaya dan duduk di samping tempat tidur sambil mengeringkan rambutnya dan melihat Clara membereskan kopernya.

Gadis kecil Rudy mengerutkan alisnya yang indah, penampilannya yang kikuk terlihat sangat imut dan lucu.

Clara memasukkan semua pakaian di koper ke ruang ganti. Saat menggantung jas, dia merasa ada sesuatu di dalam saku jas itu dan tidak tahu apa itu.

Clara memasukkan tangannya ke dalam saku dan meraih kotak perhiasan dari dalam saku.

Hanya sebuah kotak perhiasan, bahkan perlu menekan kunci kombinasi.

Clara sedikit kesal, dia merasa kotak di tangannya seperti kotak Pandora dan merasa tidak tenang jika tidak membukanya.

Kemudian, Clara membawa kotak itu masuk ke kamar dan memperlihatkannya di depan Rudy.

"Kamu bisa menemukannya dengan begitu mudah?"

Rudy mengangkat alisnya dan tersenyum dengan sedikit menggoda.

Sebuah kotak perhiasan muncul di saku Rudy, tentu saja akan diberikan kepada Clara, Clara yang juga berpikir seperti begitu.

Bagaimana jika bukan?

Clara bahkan tidak mempertimbangkan masalah ini sama sekali.

Jika bukan untuk Clara, maka Rudy akan mati.

"Kata sandi."

Clara bertanya dengan percaya diri.

"Tebak sendiri."

Rudy menjawab sambil tersenyum dan melemparkan handuk di tangannya ke tepi.

Clara mengerutkan bibirnya, terlihat sedikit tidak senang. Dia duduk di tepi tempat tidur dan mulai mencoba kata sandi.

Kata sandinya adalah hari ulang tahun pernikahan mereka berdua. Dalam waktu sebentar, Clara sudah bisa membukannya dan tidak perlu berpikir panjang.

Kotak perhiasan terbuka, di dalamnya ada sebuah gelang kaki yang indah.

Gelang kaki emas putih, dihiasi mutiara dan obsidian, satu hitam dan satu putih saling berpadu, sangat elegan.

Pria memberi wanita gelang kaki, terasa sedikit mesra.

Tetapi mereka adalah suami istri dan tidak heran jika mesra.

"Apakah kamu menyukainya?"

Rudy bertanya.

Clara bisa mengangguk dan mengekspresikan kesukaannya.

Bahkan, tidak peduli apapun yang Rudy berikan padanya, Clara akan menyukainya.

Karena yang Clara inginkan hanyalah ketulusan hatinya, tidak penting apakah harganya mahal atau tidak.

Rudy mengambil gelang kaki dari kotak, kemudian berjongkok di depan Clara, tangan Rudy mengangkat kaki Clara, lalu secara pribadi memakaikannya di pergelangan kaki Clara.

Pergelangan kaki Clara ramping dan kulitnya putih dan berkilau, dan dipadukan dengan gelang kaki ini terlihat sangat bagus.

Clara tersenyum dan mengguncangkan kakinya.

"Apakah bagus?"

Clara bertanya.

"Bagus."

Rudy menatap Clara dan berkata, kata itu memiliki dua makna.

Pipi Clara memerah dan berpura-pura melototi Rudy.

Kakinya yang putih dan lembut menginjak lutut Rudy, lalu berkata, "Pangeran Sunarya memiliki pandangan yang bagus, mutiara adalah batu keberuntunganku."

Rudy tertawa dan menjawab: "Satunya lagi adalah obsidian, batu keberuntunganku.

Obsidian datang dari gunung yang tinggi dan mutiara datang dari laut, jelas-jelas dipisahkan oleh jarak puluhan ribu mil, tetapi mereka akhirnya diikat bersama, seolah-olah mereka ditakdirkan untuk bertemu. "

Seperti, aku dan kamu.

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu