Suami Misterius - Bab 104 Lebih Hati-hati

Selesai makan, Clara dan Wilson duduk bermain di karpet ruang tamu. Clara mengambil kartu angka di tangannya, mengajar Wilson mengenal angka.

“0. Wilson, angka ini baca 'nol’.” Clara menunjuk pada angka di kartu.

“ol.....” Wilson ikut membaca dengan samar.

Clara tersenyum, mengulurkan tangan mencubit wajah putranya yang gendut, dan terus mengajar angka berikutnya.

Sedangkan Rudy duduk melihat dokumen di sofa, suasana di dalam ruangan sangat hangat dan harmonis.

Menangani dokumen sangatlah membosankan, bahkan terhadap Rudy juga tidak terkecuali. Ketika dia merasa bosan, dia akan mengangkat kepala menatap ke arah jendela.

Begitu melihat senyuman Clara dan Wilson, hatinya akan menjadi lembut, sudut mulutnya tanpa sadar akan terangkat sebuah senyuman. Lalu melihat kembali ke dokumen di komputernya sepertinya juga tidak begitu membosankan lagi.

Menjaga anak adalah hal yang melelahkan, dan Clara duduk pesawat sepanjang hari, dia meniduri Wilson, akhirnya dia memeluk anak dan tidur bersama.

Rudy masuk ke kamar anak-anak, melihat mereka berdua tertidur di atas ranjang.

Dia langsung melembutkan langkah kakinya, berjalan ke tepi ranjang.

Rudy diam-diam berdiri di sana, tubuhnya yang besar tinggi menutupi cahaya redup yang dipancarkan lampu tidur, langsung menyembunyikan sosok keduanya ke dalam bayangannya.

Clara dan Wilson yang tertidur, sama sekali tidak mengetahuinya, tetap tertidur nyenyak.

Setelah diam-diam berdiri sejenak di sana, Rudy mengambil selimut di samping, dan menyelimuti mereka dengan lembut.

Kemudian, dia seharusnya pergi, tapi dia tidak menahan diri menundukkan kepala, mencium di bibir Clara yang lembut.

Clara terasa sedikit gatal di bibirnya, tanpa sadar dia mengulurkan tangan dan menggosok bibirnya, berbalik, memeluk Wilson dan terus tidur.

Rudy tersenyum, kemudian pergi meninggalkan kamar.

Clara tertidur setengah malam di tempat tidur Wilson, Wilson bangun untuk kencing di tengah malam, lalu Clara menyerahkan anak kepada Sus Rani dan kembali ke kamarnya terus tidur.

Sus Rani meniduri anak dan tidak bisa menahan diri menggelengkan kepalanya lalu mendesah. Ini pertama kalinya dia melihat seorang ibu bisa begitu santai dan bebas.

Clara tertidur hingga subuh keesokan harinya, dan dibangunkan oleh panggilan telepon. Luna mengumumkan di dalam telepon: liburannya telah berakhir, dia akan terbang ke Shenzhen pada sore hari untuk syuting iklan.

Setelah menutup telepon, Clara masih merasa sedikit pusing, dia bangkit dari ranjang, kemudian mengenakan sandal dan keluar dari kamar, berencana ingin mandi di kamar mandi.

Dia berdiri di depan pintu kamar mandi, baru saja ingin mengulurkan tangan menarik pintu, pintunya tiba-tiba terbuka dari dalam. Rudy keluar dari dalam dengan tubuh bagian atas telanjang dan handuk besar mengelilingi pinggangnya.

Clara masih dalam situasi setengah sadar, melihat adegan ini, dia langsung menjerit, dan kemudian menutupi wajah dengan tangannya.

Suara yang tajam membuat Rudy mengerutkan kening, Dia mengambil handuk, menyeka rambutnya, dan langsung berjalan melewatinya.

Dia berjalan ke depan lemari, melemparkan handuknya, membuka pintu lemari, mengeluarkan mantel dan celananya, lalu mengenakannya di tubuh dengan rapi.

Ketika Clara memutar kepala melihat ke belakang, dia berdiri di depan cermin sedang mengikat dasinya.

“Pagi-pagi dini, teriak apaan.” Rudy berkata dengan tenang.

“Siapa suruh kamu berdiri di hadapanku tanpa mengenakan pakaian, aku sangat curiga apakah kamu ingin melakukan sesuatu padaku.” Kedua tangan Clara berpelukan di depan dada, menunggunya berkata.

Rudy mendengar kata-kata ini, sedikit memiringkan kepalanya, pandangannya mendalam dan dingin, lalu sudut bibirnya terangkat sebuah lengkungan licik, “Kamu masuk ke kamarku, di saat aku sedang mandi, seharusnya aku yang curiga apakah kamu ingin melakukan sesuatu padaku.”

Ketika berbicara, dia sudah berdiri di depan Clara, dan matanya yang mendalam tertuju pada Clara. Dia semakin mendekat, Clara mundur selangkah demi selangkah.

Hingga punggungnya tertempel pada dinding yang dingin, dan di depan dadanya adalah dadanya yang panas. Rudy sedikit menundukkan kepalanya, napas hangat menghembus di kulit pipinya yang halus, wajah Clara tiba-tiba memerah.

“Kenapa kamu tidak bicara? Huh?” Nada suaranya menjadi tinggi, terdengar mesra dan provokasi.

Clara meletakkan tangan di dadanya dan menolak untuk tetap dekat dengannya. Kalau dekat lagi, mereka sudah hampir tertempel bersama, oke.

Namun, bagaimana mungkin sedikit tenaganya itu, bisa menghentikan Rudy, bibirnya semakin dekat, sudah hampir mencium pipinya, dan saat ini, pintu kamar tiba-tiba didorong terbuka, Wilson bergegas masuk dan mengangkat kepalanya, memandang Ayah dan Ibunya dengan wajah polos.

Belakang Wilson diikuti Sus Rani, Suus Rani tertegun melihat adegan seperti ini, dia segera menarik anak keluar, dan tidak lupa menutup pintunya.

Pintunya tertutup dengan lembut, Clara hampir mengalami luka dalam, pipinya memerah, dan dia merasa sangat memalukan. Dia merasa sangat marah, dia mengangkat kakinya dan menginjak kaki Rudy dengan kuat.

Rudy mengerutkan kening, lalu tersenyum tak berdaya dan melepaskannya.

Dia mengangkat tangannya dan melihat jam tangan di pergelangan tangannya, sudah waktunya harus pergi.

Rudy mengenakan jas, setelah berpakaian rapi, dia mengulurkan tangan dan mendorong membuka pintu, Wilson sedang bermain bola di koridor.

“Ayah, gendong.” Wilson melihat ayahnya, dia segera bergegas ke arahnya.

Rudy menggendongnya, mengelus kepalanya dengan lembut, kemudian mengembalikannya kepada Sus Rani.

“Ada urusan di malam hari, tidak perlu menunggu.” Selesai berkata, Rudy langsung keluar.

Kemudian, Clara keluar dari kamar mandi, wajahnya penuh amarah, dan bertanya pada Sus Rani: “Dia sering tidak pulang?”

“Tidak sering, hanya kadang-kadang. Pria bekerja di luar, tidak bisa dihindari harus bersosialisasi.” Sus Rani menjawab.

“Siapa tahu dia bersosialisasi untuk bisnis atau bersosialisasi dengan wanita!” Clara sangat marah dan menghentak kaaki, hatinya berpikir: Biaya hidup bulan depan harus dipotong, Harus!

Sus Rani menggendong Wilson, dia berkata dengan penuh perasaan, “Beberapa tahun ini aku selalu sibuk di luar, jarang kembali ke rumah, lalu suamiku tidak tahan kesepian, dia selingkuh dengan rekan wanitanya, akhirnya kami bercerai.”

Selesai berkata, pandangan Sus Rani tertuju pada Clara, sepertinya sedang mengatakan: Gadis, kamu juga selalu berada di luar, kamu seharusnya lebih hati-hati.

Clara : “........”

.........

Penerbangan sore, Clara membawa Luna, Melanie, dan dua pengawal baru, naik ke pesawat dengan sombong.

Dia sibuk selama setengah bulan. Setengah bulan kemudian, ia kembali ke kota A.

Serombongan orang tiba di bandara, Melanie segera pergi mengambil barang bawaannya. Begitu barang bawaan itu dipindahkan ke kereta dorong, ponselnya berdering.

Dia memegang ponsel di satu tangan, dan mengisyaratkan Clara untuk mendorong kereta.

Clara memutar matanya ke atas dan berpikir: Siapa asisten sebenarnya? Sepertinya Melanie lebih sibuk darinya.

Setelah Melanie menutup telepon, dia tidak bisa menahan diri bertanya, “Siapa yang menelepon? Jangan-jangan pacar baru.”

“Bagus kalau aku punya pacar baru. Kamu segera mencari asisten baru, aku terlalu sibuk hingga tidak punya waktu mencari pacar.” Melanie mengeluh.

“......” Clara menggerakkan bibirnya, malas untuk melayaninya.

Melanie melemparkan ponsel ke dalam tasnya, dia mendorongkan kereta untuk Clara, berjalan sambil berkata: “Kakakku baru saja menelepon, semalam Marco sudah kembali, dia tidak mengambil kembali satu sen pun, tidak ada uang untuk menyembuhkan penyakit, Tuan tua Ortega seharusnya tidak dapat bertahan lama.”

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu