Suami Misterius - Bab 153 Anjing Yang Baik Tidak Akan Menghalangi Jalan Tuannya

Clara pindah tempat, sehingga dia tidak bisa tidur nyenyak, namun alasan utamanya adalah dia masih marah dengan Rudy.

Dini hari berikutnya, Clara berjalan keluar dari kamar dengan sepasang mata panda.

"Jika kamu tidak bisa tidur nyenyak, kenapa kamu tidak tidur lebih lama?? Di aku sini tidak ada yang mengganggumu." Milki bangun pagi-pagi, dan sudah menyiapkan sarapan, dia menyapa Clara untuk makan bersama.

Clara duduk di meja makan, mengambil sendok dan memakan bubur, kemudian dia menjawab, "Tidak perlu, aku masih punya pekerjaan hari ini."

Clara juga tidak boleh tinggal di rumah Milki terus, semalam Vincent tidak pulang, tapi itu tidak berarti bahwa Vincent tidak akan pulang malam ini, Milki dan Vincent menjalani dunia dua orang yang manis, dia juga segan untuk mengganggu mereka.

Clara meninggalkan rumah Milki setelah makan sarapan.

Clara duduk di taksi, setelah ragu-ragu sebentar, akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke rumah keluarga Santoso.

Pakaian dan perhiasannya kebanyakan terletak di Apartmen Jalan Gatot Subroto, dan separuh lainnya masih ada di rumah keluarga Santoso, Clara tidak ingin melihat Rudy sekarang, dia lebih mending kembali ke rumah keluarga Santoso untuk melihat wajah Rina dan Elaine.

Mobil berhenti di gerbang besi villa Keluarga Santoso, Clara menyerahkan uang berwarna merah kepada supir, uang tersebut diberikan oleh Milki di pagi hari.

Namun, supir tersebut mendorong uangnya kembali, kemudian dia berkata dengan gembira dan terkejut: "Kamu adalah Clara, benar? Aku adalah penggemarmu, bisakah kamu memberiku tanda tanganmu?"

Clara sangat ramah terhadap penggemarnya, dia tersenyum dan memberi supir tersebut tanda tangannya, dan dia juga sekaligus menghemat ongkos taksi.

Oh, lebih tepatnya adalah dia telah dua kali menghemat ongkos taksi, tadi malam begitu dia naik taksi, supir taksi segera mengenalinya, dan supir tersebut juga merupakan penggemar setianya, supir tersebut bahkan ingin membawa mobil dan berkeliling dunia bersama Clara, jadi dia tentu saja tidak akan menerima pembayaran Clara.

Kebetulan Clara juga tidak punya uang di sakunya, dia memberi supir tersebut tanda tangannya sebelum turun dari mobil, sehingga mereka berdua sama-sama bahagia.

Clara akhirnya menyadari manfaat menjadi selebritis, dan dia merasa dirinya sedikit melayang.

Clara berjalan ke gerbang villa keluarga Santoso, dan tumben rumah sangat sepi.

Bibi Wulan berkata: "Tuan telah pergi bekerja, Nyonya Besar membawa Nona Ester keluar, Nona Yunita sedang syuting di luar dan tidak pernah kembali, hanya Nyonya dan Nona Elaine yang ada di rumah."

“Oh.” Setelah Clara mendengarnya, dia mengangguk.

Hari ini bukan akhir pekan, Yanto pasti tidak ada di rumah, nenek dan Ester hampir akan keluar pada setiap siang, nenek terburu-buru ingin mempromosikan cucunya, sehingga nenek tentu saja tidak akan tinggal di rumah dan menunggu kabar, dia pasti akan keluar untuk menyebarkan berita dan mempromosikan cucunya ke setiap rumah.

Untuk Yunita, dia sepanjang tahun mungkin hanya beberapa hari yang ada di rumah, dia telah masuk ke industri hiburan selama bertahun-tahun, reputasi dan keterampilan aktingnya relatif bagus, ditambah lagi dia didukung oleh Heru, sehingga filmnya sangat banyak.

Sebaliknya, Clara jauh lebih santai, variety show yang dia filmkan baru saja berakhir, dan Luna juga tidak mengambil film baru untuknya, selain menerima beberapa periklanan, dia kebanyakan menganggur di rumah

Clara naik ke lantai atas, sambil menguap sambil menggosok matanya, dia sekarang sangat ingin kembali ke kamarnya dan tidur.

Namun, begitu dia tiba di belokan tangga, dia melihat Elaine turun dari lantai atas, Elaine mengenakan gaun merah panjang yang cantik, rambutnya disanggul, poninya dijepit dengan jepit rambut yang indah, wajahnya sangat bangga.

Clara meliriknya, dan dia tidak memiliki antusias untuk menyapanya, ketika dia hendak melewatinya, dia diberhentikan oleh Elaine.

“Ada apa?” Clara mengerutkan kening, dia sangat tidak puas, seekor anjing yang baik tidak akan menghalangi jalan tuannya.

Elaine berdiri di tangga satu tingkat di atas Clara, dia sedikit menundukkan kepalanya, dengan sangat sombong menatap Clara, " Clara, aku memperingatkanmu, kedepannya jangan mendekati Marco lagi, jika kamu membiarkanku tahu bahwa kamu berhubungan dengan Marco lagi, maka jangan salahkan aku karena melakukan sesuatu yang buruk padamu."

Clara sedikit mengangkat dagunya, seolah-olah dia tersenyum, dia benar-benar ingin tahu bagaimana Elaine akan melakukan sesuatu yang buruk padanya.

"Elaine, apakah kamu tadi malam tidur terlalu lama dan sekarang masih sedang bermimpi? Kualifikasi apa yang kamu miliki untuk membiarkanku jangan mendekati Marco?" Clara berkata dengan nada sinis.

Elaine mengangkat alisnya dengan bangga, dan berkata dengan lugas, "Karena dia adalah priaku."

“Apakah kamu perlu aku mengingatkanmu bahwa kamu dan Marco sudah membatalkan pertunangan kalian?” Clara berkata.

"Meskipun kami sudah membatalkan pertunangan, tetapi apakah kami tidak boleh kembali bersama! Pasangan yang pernah bercerai saja bisa menikah kembali." Elaine mendengus dengan pelan.

“Kamu dan Marco sudah kembali bersama?” Clara menyipitkan mata dan bertanya

Elaine melipatkan tangan di depan dadanya dan wajahnya sangat sombong, "Akhir-akhir ini, aku masih tinggal di rumah Marco, dia lebih antusias padaku daripada sebelumnya, mungkin karena dia pernah kehilanganku, sehingga dia semakin menghargaiku. Dia sekarang berusaha keras untuk menyelamatkan situasi Keluarga Ortega juga karena dia ingin bersamaku. "

Setelah Clara mendengarkannya, dia menggelengkan kepalanya, dia benar-benar ingin tahu percaya diri Elaine tersebut berasal dari mana.

Elaine membatalkan pertunangan ketika Marco berada dalam masa yang paling sulit, dia menginjak-injak Marco dengan kejam, dia bukan hanya tidak mau membantunya, tetapi dia juga membuat ayah Marco hampir meninggal.

Clara merasa bahwa jika dia diinjak-injak dan dilukai oleh seseorang seperti itu, maka kedepannya setiap kali dia melihat orang tersebut, dia pasti akan memukulnya.

Apakah Elaine punya otak? Dia masih merasa bahwa Marco akan mencintainya dengan setia.

Mungkin, akting Marco terlalu nyata, sehingga memberi Elaine ilusi seperti itu. Namun, itu bagus juga, rencana Clara dapat dijalankan dengan lancar.

“Tidak lama kemudian, Marco akan menjadi kakak iparmu.” Elaine terus memamerkan.

"Benarkah? Kalau begitu, aku ucapkan selamat terlebih dahulu," Clara berkata sambil tersenyum palsu. Mungkinkah Marco menikah dengan Elaine? Kecuali matahari terbit dari barat.

"Apakah ada hal lain lagi? Jika tidak, tolong jangan menghalangi jalan, anjing yang baik tidak akan menghalangi jalan tuannya." Clara berkata.

“Kamu!” Wajah Elaine yang cantik memerah, dia dan Marco kembali bersama, dia kira Clara akan cemburu dan marah, namun reaksi Clara sangat acuh tak acuh.

Elaine merasa bahwa dia sedang memukul di atas kapas, lawannya tidak terluka sedikit pun, tetapi dia hampir mengalami cedera internal.

Clara terlalu malas untuk peduli dengannya, dia melewatinya, dan naik ke atas.

Elaine dengan marah turun ke bawah untuk mencari Rina.

Pada saat ini, Rina sedang memasak sup di dapur.

Selama bertahun-tahun ini, dia dapat dengan stabil berada di sisi Yanto, selain trik dan kemampuannya, dia juga telah bekerja keras.

Baru-baru ini, Yanto sibuk dengan pekerjaannya dan wajahnya tidak terlalu baik, Rina setiap hari menghabiskan beberapa jam untuk memasask sup untuknya, Yanto sangat senang dengan kelembutan Rina.

Elaine berjalan ke dapur dengan marah, dia berdiri di samping Rina, dan masih mendengus dengan marah.

Rina berkonsentrasi pada sup, sup ini lebih manja daripada orang, kekurangan satu jenis bahan saja, rasanya akan berubah.

“Siapa yang memprovokasimu lagi?” Rina mengaduk sup dalam kuali dengan sendok, kemudian menatap Elaine.

" Clara itu, dia selalu berhubungan dengan Marco, terakhir kali aku menemukan bahwa mereka makan malam bersama." Elaine berkata dengan marah.

Setelah Elaine selesai berbicara, Rina tidak menganggapnya serius, dia sangat memahami sifat Clara, Clara seperti ibunya Evi, dia tidak mengizinkan sedikit pun kesalahan di dalam matanya, asalkan pria itu mengkhianatinya sekali, maka pria tersebut akan dijatuhi hukuman mati.

Jika bukan karena Evi berpura-pura murah hati, dia juga tidak bisa memasuki keluarga Santoso dengan begitu lancar.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu