Suami Misterius - Bab 542 Sebuah Cerita

Saras bersandar di kasur, wajahnya sedikit pucat, di dalam tatapan tenang membawa sedikit rasa kesedihan yang dalam.

“Ketika aku sebesar Ahyon, seluruh pemikiranku terletak di desain.

Pada saat itu, aku bercita-cita untuk menjadi desainer busana yang paling terkenal, sama sekali tidak kepikiran untuk menikah, apalagi mempunyai anak, sedikit menyulitkan.

Setelah itu, aku bekerja di Group GR, dan berkenalan dengan Rendi.”

Hanya dengan melihat bentuk wajah Ahyon dan Ramzez saja sudah tahu, Saras pada waktu mudanya pasti seorang gadis yang sangat cantik, pantas saja Rendi akan jatuh hati padanya.

Pada awalnya, Saras sangat mempertahankan prinsipnya, nekat tidak berpacaran dan menikah.

Saat Rendi menyukai Saras, juga sangat bersusah payah.

Ketika Saras lembur di kantor, Rendi pasti akan menemaninya.

Dia desain karyanya, Rendi duduk di samping sambil membaca dokumen, pasti tidak akan mengeluarkan suara untuk mengganggunya.

Seandainya Rendi ada perjalanan dinas, pastinya juga akan membawa hadiah untuk Saras.

Semua barangnya tidak terlalu berharga, dikarenakan, Saras pasti tidak akan terima hadiah yang terlalu berharga.

Pada saat itu, banyak tuan muda yang sedang menaksir Saras, memberikan aksesoris, memberikan permata dan juga tas mewah. Bahkan ada yang memberikan rumah dan mobil mewah padanya, Saras menolak semuanya dan juga menggolongkan mereka ke dalam kategori larangan interaksi.

Rendi mengambil pelajarannya, sehingga selalu memberikan barang kecil, sejenis kertas melukis, pensil melukis, bunga segar atau sejenis aksesoris kecil.

Akan tetapi, kertas melukis yang diberikan Rendi padanya, pasti akan mencetak bunga kecil di sudut kertasnya, ada bunga mawar, ada bunga rosa, dan juga bunga lily.

Ketika Saras melukis karya desain, apabila melihat bunga di sudut kertas, tanpa sadarnya akan terbayang Rendi.

Rendi memberikan hadiah kepada Saras, meminta dia makan bersamanya.

Ada kalanya belanja.

Pernah sekali, ketika mereka berdua sedang belanja, Rendi membeli anting kristal dua puluh ribuan di sembarang tempat dan memberikan kepada Saras.

Dan langsung memasang pada telinganya.

Saat itu Rendi berkata padanya, “Barang tiruan, tidak berharga, pakai saja untuk main-main.”

Saras menggerakkan telinga, tersenyum padanya dan berkata :”Terima kasih.”

Sementara bagaimanapun Saras juga seorang desainer yang sangat berdekatan dengan perkembangan desain, dengan cepatnya dia sudah mengetahui bahwa anting tersebut adalah model terbatas pada sebuah merek yang sangat terkenal.

Anting dengan batu permata kuning alami, hasil desain dari desainer terkenal, hanya ada tiga pasang di dunia ini, harga pasaran sudah mencapai miliar.

Setelah Saras mengetahuinya, langsung mau mengembalikannya pada Rendi.

Namun Rendi malah tersenyum dan berkata padanya :”Barang ini aku tidak bisa pakai.

Tidak ada gunanya juga kalau kamu kembalikan padaku.”

“Kamu boleh kasih gadis lain.” Saras berkata.

“Barang yang pernah kamu pakai, suruh aku kasih ke gadis lain, menurutmu cocok ?”

Rendi mengangkat alis.

Saras mengerutkan bibir, terdiam sejenak dan berkata :”Kamu kasih aku kertas melukis, suruh aku temani kamu makan.

Kasih aku pensil lukis, suruh aku temani kamu belanja.

Jadi, kamu kasih aku permata yang begitu berharga, ingin mendapatkan balasan apa dariku ?

Tidur denganmu ya ?”

“Kamu merasa, harga dirimu hanya beberapa miliar ini ?

Tetapi dalam hatiku, harga dirimu tidak terhingga.

Tenang saja, aku Rendi tidak begitu jahat, hanya dengan permata miliar ini, sudah minta kamu tidur bersamaku.”

Tangannya mengelus ringan pada rambut Saras yang hitam, lalu berkata dengan lembut :”Kamu tenang saja, aku tidak akan menyusahkanmu.”

Setelah itu, pernah sekali Saras ikut menghadiri lomba desain di Harbin, Rendi pergi menjemputnya, salju pada saat itu sangat besar, Rendi berdiri di pertengahan salju yang sedang turun, menunggu dirinya sampai dua jam lebih.

Saras sedikit tidak berdaya, “Rendi, kamu bodoh ya, kenapa harus menunggu di luar.

Strategi menyiksa diri ya ?”

“Kalau kamu anggap seperti itu, ya seperti itu.”

Bibir Rendi menjadi biru karena kedinginan, senyumannya sangat sipu.

Sebenarnya Saras sudah tahu kalau Rendi hanya bermain strategi menyiksa diri, akan tetapi, ketika Rendi setengah melutut dan melamar dirinya, Saras tetap saja mengangguk setuju.

…..

Tatapan Saras sedikit kabur, membawa sedikit genangan air mata, namun tidak menangis.

Sepertinya membayangkan masa lalu yang begitu indah, sehingga membuat orang menimbulkan rasa ingin menangis.

“Aku setuju menikah dengan Rendi, tetapi syarat utamanya adalah tidak akan melahirkan anak.

Aku tidak merasa diriku dapat menjadi ibu yang baik, aku juga tidak ingin mempunyai anak, anak yang menyeret karir masa depanku.

Mungkin saja Rendi saat itu sudah terjerumus dengan cinta, dia berkata padaku, dia juga tidak menyukai anak kecil.

Dengan cepatnya, kami menikah.

Permulaan dalam sebuah pernikahan, selalu manis bahagia.

Dua tahun awal pernikahan kami, hidup kami sangat bahagia.

Kerja bersama, pulang bersama, ketika tidak sibuk, akan masak bersama dan liburan bersama.

Pernah sekali, kami main di tepi laut, mengajak seorang temannya.

Pasangan suami istri itu, memiliki seorang anak perempuan, umurnya sekitar empat lima tahun, mengepang rambutnya, memakai gaun mini, sangat suka tertawa.

Mulutnya sangat manis, terus saja menyapa ‘Paman Mirah’.

Setelah selesai liburan kali itu, Rendi jadi sering berkata padaku, betapa imutnya dan betapa polosnya anak kecil.

Saat itu aku tidak terlalu masuk hati, hanya menertawai dirinya pura-pura tidak menyukai anak kecil.

Sampai suatu hari, tiba-tiba aku menyadari kehamilanku.

Rupanya, dia diam-diam mengganti obat kontrasepsi aku menjadi vitamin.

Saat itu aku sangat emosi, karena dia telah membohongiku.

Pada saat yang sama, aku juga sedang bersiap-siap menghadiri acara perlombaan internasional, karena reaksi awal mengandung yang sangat besar, aku muntah hampir tidak sanggup berdiri, apalagi menghadiri acara.

Waktu itu, aku masih muda, tidak berpikir panjang, juga tidak diskusi dengan Rendi, langsung aborsi kandunganku.”

“Paman Mirah, pasti sangat emosi kan ?”

Hyesang bertanya.

Saras hanya menggeleng kepalanya.

Lebih tepatnya, Rendi bukan emosi, malahan sangat sedih.

Bahkan sampai saat itu Saras masih mengingatnya, ketika dirinya pulang dari rumah sakit, Rendi membawa satu porsi sarang burung, ingin memberi padanya dengan gaya semangat.

Saras berkata padanya dengan nada datar, “Kamu tidak perlu sibuk lagi, aku sudah aborsi anaknya.”

Saat itu reaksi Rendi sangat kaget, setelah kaget, ekspresi wajahnya menjadi sangat sedih.

Dia tidak berkata apapun, langsung keluar dari rumahnya.

Satu bulan setelah kejadian itu, Rendi juga tidak pulang ke rumah, juga tidak masuk kerja.

Saras tidak tahu dia ke mana, seolah-olah hilang begitu saja.

Setiap harinya dia pulang kerja setelah kerja, ketika melihat rumah yang kosong, tiba-tiba merasa sangat sedih.

Akhirnya, Saras tetap saja menyerah pada lomba internasional itu.

Pada saat itu, jarak dirinya dengan kesuksesan hanya tersisa satu langkah, namun dia tetap melepaskan kesempatan ini, sehingga hanya bisa tetap berdiri di tempat.

Rendi mengetahui dia menyerah dari perlombaan, akhirnya pulang ke rumah juga.

Dia bertanya mengapa Saras menyerah pada perlombaan itu, Saras berkata, “Karena aku tiba-tiba sadar, kamu di dalam hatiku, lebih penting daripada perlombaan.

Rendi, kita coba berusaha lagi, aku akan berusaha menjadi seorang ibu yang baik.

Akan tetapi, kamu menghancurkan karirku, selanjutnya, kamu harus bertanggung jawab menghidupiku dan anakku .”

Pada saat itu, bagaimanapun mereka juga saling mencintai, sehingga dengan cepatnya sudah baikan kembali.

Akan tetapi, masalah hamil, kadang kala ketika kamu tidak menginginkannya, anaknya akan datang sendiri.

Ketika berusaha ingin hamil, justru kesulitan untuk mengandung.

Mereka berusaha hampir setengah tahun, Saras juga tidak berhasil hamil.

Bukan hanya sekedar tidak hamil, dia menyadari kejanggalan suaminya sendiri.

Dia sering berangkat pagi dan pulang malam, waktu lembur dan entertain semakin banyak, waktu yang dapat temani dirinya juga semakin sedikit.

Wanita memang sangat sensitif, Saras merasa Rendi sedang menyembunyikan sesuatu.

Oleh sebab itu, pada akhir pekan, ketika Rendi keluar dengan alasan entertain, Saras diam-diam membuntuti di belakangnya.

Dia naik ke atas taksi, terus mengikuti mobil Rendi, sampai mobilnya berhenti di depan sebuah gedung.

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu