Suami Misterius - Bab 119 Tidak Bergantung Dengan Selembar Kertas Itu

“Kalau aku benar-benar turuti keinginan mereka dan nikah dengan Handy, itu tandanya aku sudah dijual mereka, dan dengan bodohnya masih bantu mereka hitung uang lagi.” Clara menyindir diri dan tertawa.

Melanie dengan tampang bengong, logikanya tidak sejalan dengan pembahasan.

Clara menjelaskan padanya dengan sabar :”Yunita tidak akan melakukan sesuatu tanpa menghasilkan imbalan, dia begitu antusias mengenai keberhasilan pernikahan aku dan Handy, pasti karena ada imbalannya. Karim Han bertanggung jawab dalam bidang pembangunan, keluarga Qi adalah perusahaan dalam empat group terbesar yang bergerak dibidang pembangunan. Mereka ingin mengendali keluarga Han dengan adanya hubungan pernikahan ini, namun keluarga Han juga tidak bodoh, tidak begitu mudah terkendali oleh orang lain. Seandainya aku tidak salah menebak, Yunita ingin memanfaatkanku.”

“Kamu mana bisa dimanfaatkan orang, kamu bukan terbuat dari kertas.” Melanie masih belum menangkap intinya.

Clara sedikit memiringkan kepalanya, melihat pemandangan yang sedang mundur lewat jendela mobil, tatapannya menjadi kabur dan bingung. Melanie tidak mengetahui apa yang sedang dipikirkannya, namun merasa aura pada dirinya dipenuhi ketahanan dan kesabaran.

“Aku melahirkan Wilson sebelum nikah, ini sudah skandal terbesar. Seandainya aku ingin menjadi nyonya muda di keluarga Han, masalah ini pasti harus ditutupi. Namun masalah ini akan menjadi pegangan Yunita untuk mengancamku. Seandainya aku tidak ingin merusak nama baikku, aku hanya bisa menuruti permintaannya.”

Seandainya bukan karena Nalan Qi juga ikut menghadirinya, seandainya bukan karena jabatan Karim Han yang sensitif, mungkin saja Clara tidak akan kepikiran sampai bagian ini.

Tingkat kelicikan Yunita memang sulit dicapai oleh orang biasa.

Melanie selesai mendengarnya, dalam hatinya merinding sendiri. Yunita kelihatannya lembut dan elegan, namun isi hatinya sangat menyeramkan.

Melanie merasa khawatir dengan Clara, “Jadi harus bagaimana ? Kartu keluarga kamu masih dalam keluarga Santoso, Ayahmu masih pegang kartu keluarganya, kamu juga susah kalau ingin menikah sesuka hati dengan siapapun.”

Clara mengangkat bahu dengan tidak peduli, “Biarkan saja, lagipun aku tidak bermaksud menikah. Ada Wilson di hidupku sudah cukup.”

“Kalau Ayah Wilson ?” Gaya bicara Melanie memang suka langsung menyentuh titik kesakitan, “Kamu tidak ingin menikah dengan penganggur di rumahmu ?”

Wajah Clara dengan jelasnya muncul keraguan, namun mereda dengan cepat. Bola mata yang jernih menatap ke arah pemandangan diluar jendela, bibir merah mudanya bergerak ringan, “Dua orang yang ingin bersama, tidak bergantung dengan selembar kertas itu.”

Melanie langsung mengantar Clara ke bandara, saat ini Clara sangat sibuk. Masih belum dua hari dia sampai di kota A, sudah harus terbang ke Xi'An untuk merekam acara pertunjukan realita untuk minggu selanjutnya.

Koper Clara sudah dibawa Luna ke bandara, ketika dia tiba ditempat, Luna telah menyiapkan boarding passnya.

“Nona besarku, kamu benar-benar hebat memilih waktu, dua puluh menit lagi pesawat akan terbang.” Luna dengan wajah yang dingin, sepertinya lumayan emosi, menarik lengan Clara, melangkah dengan cepat ke arah pengecekan keamanan.

Dengan cepatnya mereka berdua melewati pengecekan keamanan, lalu naik ke pesawat.

Setelah Clara masuk ke dalam pesawat, baru menyadari ternyata Handy juga naik pesawat yang sama, dan juga di kelas bisnis.

Untung saja, tempat duduk mereka tidak di baris yang sama, Handy duduk di barisan depan, Clara duduk di barisan belakang, dari posisinya, hanya dapat terlihat bagian belakang kepala Handy. Seandainya bertatapan muka langsung, Clara pasti akan merasa canggung.

Clara sengaja menghindari Handy, berhasil menghindarinya di dalam pesawat, namun kalau sampai di tim syuting, tidak akan bisa menghindarinya lagi.

Reaksi Clara masih tergolong tenang, seperti biasanya, menyapa Handy dengan sopan, “Guru Han.”

Malahan Handy yang merasa sangat canggung, di area telinganya sedikit memerah.

Nyonya Han telah memberinya gelang permata putih, dalam pandangan Handy, telah menganggap Clara sebagai tunangannya. Namun mereka masih belum sempat pacaran seperti biasanya, bahkan hanya bisa bersama ketika di tim syuting, percakapan mereka berpatokan dengan skenario.

Kesadaran ini membuat Handy merasakan kegagalan.

Dia selalu mencari kesempatan untuk mendekati Clara, tetapi selalu tidak berhasil, karena perekaman akan segera dimulai.

Begitulah kekurangan dari pertunjukan realita, dalam masa perekaman, kamera akan selalu mengikuti dan merekam disisi kita, dihadapan berbagai kamera, Handy bahkan tidak berani banyak mengobrol dengan Clara.

Perekaman hari ini ada adegan bermain air, untung saja cuacanya sudah mulai hangat, Clara memakai baju penghangat di dalam baju kedap air, setelah menyentuh air, tidak terasa kedinginan.

Acara hari ini mengundang dua tamu wanita, yang satunya adalah penyanyi yang baru saja terkenal, belum begitu populer. Satunya lagi yaitu ratu pemain sinetron, sangat populer, umurnya juga lebih besar beberapa tahun dibandingkan dengan Clara, namun tidak sombong, orangnya juga ramah.

Clara masih bisa mengobrol dengan asyik bersama mereka.

Setelah permainannya dimulai, ketiga wanita ini dibagikan ke dalam masing –masing tim yang berbeda, Clara berada di tim merah, kedua orang lainnya masing-masing berada di tim biru dan kuning.

Masing-masing tim ada tiga anggota, satu wanita dan dua pria. Peraturan permainannya yaitu salah satu anggota berdiri di area hukuman, kedua anggota lainnya merebut bola angka yang menggantung diatas panggung.

Demi menonjolkan citra sopan seorang pria, yang berdiri di area terima hukuman semuanya adalah pria, ketiga orang wanita semuanya turun ke area air.

Clara dan Handy berperang mewakili tim merah, dalam proses bermain, Handy selalu berusaha melindungi Clara. Namun begitu banyak orang yang ikut bermain, semuanya demi kemenangan, berusaha sekuat tenaga, suasana bermain sangat kacau, dan pastinya akan menimbulkan kecelakaan.

Clara berhasil naik ke panggung berkat bantuan Handy, diatas panggung, penyanyi kecil sedang berusaha mempertahankan posisinya, melihat Clara memanjat ke atas, tanpa basa-basi, mengangkat kakinya dan menendang Clara.

Clara belum sempat menghindari, langsung terjatuh dari panggung yang tinggi.

Jarak dari panggung hingga permukaan air berkisar satu meter, di dalam kolam masih ada air yang mengalir, secara logikanya tidak akan terluka. Namun karena tendangan penyanyi kecil yang agak kuat, posisi Clara ketika terjatuh juga bahaya, satu kakinya langsung terbentur dengan dasar kolam, membuat dia kesakitan, terjatuh ke dalam kolamnya telah beberapa saat dan masih belum sanggup untuk berdiri.

Tim perekam merasakan kondisinya yang tidak beres, langsung berteriak untuk menghentikan perekaman.

Sutradara memegang interkom, bertanya dengan khawatir, “ Clara, ada masalah ?”

Pada saat ini, Handy telah memeluk Clara dan membawanya naik ke atas, wajah kecil Clara, kelihatannya sangat pucat, tidak berani menggerakkan kaki kirinya karena kesakitan, kondisi saat ini masih belum bisa mengetahui apakah ada terjadi keretakan pada tulangnya.

Wajah penyanyi kecil lebih pucat dibanding dengan Clara, hampir menangis karena ketakutan. Dia bertingkah tanpa sengaja, tidak kepikiran bahwa Clara akan terluka.

Dia telah lama bekerja dibidang ini, pada sebelumnya dia terkenal karena sebuah lagu, namun tingkat popularitasnya tidak tinggi, dan tentu saja jauh dibawah Clara.

Managernya telah berusaha payah di berbagai sisi, sehingga dia dapat kesempatan untuk menjadi tamu di acara ini, namun sekarang dia melakukan kesalahan sebesar ini. Tingkat popularitas Clara semakin tinggi setelah mendapatkan penghargaan, orangnya juga ramah tamah, mungkin saja dengan amarah penggemar Clara sudah sanggup membunuhnya.

Dikarenakan Clara terluka, perekaman terpaksa dihentikan. Dokternya masih dalam perjalanan, Clara tidak berani bergerak sembarangan, hanya bisa menunggu di tepi kolam, seluruh tubuhnya basah kuyup, punggungnya ditutupi oleh jaket tebal yang besar.

Clara sangat disenangi dalam tim syutingnya, banyak orang yang menghampiri untuk menanyakan kondisi.

“Sudah lumayan, tidak sesakit tadi, maaf merepotkan kalian.” Kalimat yang sama, Clara telah mengulang belasan kali, membuat dia kehausan, menghabiskan setengah botol air minum, membuat dia ingin ke toilet, namun kakinya sedang terluka, tidak berani bergerak, membuat dia bertahan dengan sengsara.

Namun suasananya tidak bisa diam sejenak, penyanyi kecil itu dengan mata yang merah, menangis tanpa henti, terus mengatakan :”Maaf, aku bukan sengaja.”

Clara menjadi pusing karena tangisannya, malahan harus balik menghiburnya.

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu