Suami Misterius - Bab 984 Bercanda Dengannya Ya

Jadi, Honey pun berkeliling di toko mewah terfavoritnya. Dia hanya memilih lima sampai enam tas, lalu tiga stel gaun malam dan juga dua stel pakaian santai.

Ketika membayar, Honey menengadahkan tangannya lalu mengedipkan mata menatap Aldio. Jelas sekali, dia bertujuan untuk meminta Aldio membayarnya.

Lengan Aldio merangkul pinggangnya, lalu tersenyum dan berkata, “Bukannya aku memberikanmu sebuah kartu kredit ya.”

“Sudah digesek sampai batas nominalnya.”

Jawab Honey.

Dia keluar terlalu terburu-buru jadi lupa membawa dompetnya. Jadi mana mungkin dia ingat untuk membawa kartu kreditnya itu.

“Menggeseknya sampai batas nominal?”

Aldio melengkungkan bibirnya, lalu tampak senyumnya yang menggoda yang samar di sudut bibirnya.

Kartu kredit yang diberikannya untuk Honey itu kartu kredit yang tanpa batas. Honey mengatakan kepadanya kalau sudah digesek sampai batas nominal, bercanda dengannya ya.

Hanya saja, Aldio tidak pernah kekurangan uang. Dia mengulurkan tangannya mengeluarkan dompet hitam kulitnya. Dia mengeluaran kartu berwarna silver dari dompetnya lalu menyerahkannya ke pelayan toko.

“Sayang, gerakanmu ketika menghabiskan uang itu sangat tampan sekali.”

Honey menyeringai memeluknya, lalu dia memiringkan kepala mencium pipi Aldio.

Aldio mengulurkan dua jarinya, lalu mencubitkannya ke ujung dagu Honey, “Ini hanya uang yang jumlahnya sedikit saja. Jika aku tidak membelikannya, kamu sendiri pun juga mampu untuk membelinya. Kenapa sampai sebegitu bahagianya.”

“Menghabiskan uang pacar sendiri dengan menghabiskan uang sendiri, bagaimana bisa sama?”

Kata Honey sambil memicingkan matanya.

“Ketika Delton menghabiskan uang untukmu, apa kamu juga begitu bahagia seperti ini?”

Tanya Aldio tiba-tiba.

Honey menompang pipi dengan tangannya lalu dia berpikir sejenak dengan serius, lalu menjawab, “Sepertinya dia tidak pernah menghabiskan uang untukku. Meskipun ada perayaan seperti imlek dan perayaan lainnya, kali hanya saling bertukar kado saja. Keduanya saling bertukar kado untuk menunjukkan ketulusan hati.

Namun, aku juga tidak merasa rugi, aku tidak pernah memberikan kado yang terlalu mahal padanya. Karena pemberian kado ini untuk menunjukkan ketulusan hati, jadi cukup satu sama lain mengerti maksud hati yang memberi. Tidak perlu sampai harus menghabiskan banyak uang.”

Selesai mendengarnya, Aldio mengangkat bahunya lalu tersenyum.

Dia selalu saja merasa kalau cara terbaik pria memanjakan wanitanya adalah dengan memberinya uang untuk dihabiskan. Memberikan semua yang terbaik untuknya.

Tapi, Delton jelas bukanlah seorang pria sejati.

Sebenarnya, Aldio selalu mencurigai kalau Delton ini bukan seorang pria. Kalau tidak, mana mungkin dia punya tunangan yang begitu cantik dan mulus tapi tidak menyentuhnya bahkan ujung jari sekalipun.

Honey terlalu banyak membeli barang. Walaupun Aldio sudah bersedia membawakan barang-barangnya. Tapi tangannya tidak akan cukup megambil begitu banyak barang ini. Jadi, dia langsung membayar lalu meminta pelayan toko untung mengirim barangnya langsung ke hotel.

“Rencana mau beli apa lagi, ratuku yang mulia.”

Tanya Aldio tersenyum sambil merangkul pinggang Honey.

“Ayo kita lihat-lihat di bagian produk kosmetik.”

Kata Honey.

Aldio tersenyum lalu melihat barang-barang yang telah dibeli oleh wanitanya ini. Baju, tas, make up, benar-benar cinta sekali wanitanya ini dengan kecantikan.

Aldio pun menemani Honey datang ke sebuah toko kosmetik. Sekali jalan Honey langsung membeli tiga set kosmetik kelas atas, lalu memilih sepuluh lipstik dengan warna berbeda. Lalu, menyuruh pelayan toko membungkusnya.

Aldio pun mengeluarkan kartu banknya dan menyerahkannya ke Honey, kasir itu malah tidak juga menggesek kartu itu. Dia malah bertanya dengan agak sinis, “Memilih begitu banyak warna lipstik, apa tidak mau mencobanya dulu?

Mungkin saja warna lipstiknya tidak cocok dengan warna kulit, bagaimana?”

“Tidak perlu mencobanya, kulitku putih dan cantik, tidak ada yang tidak cocok denganku.”

Jawab Honey mengangkat dagunya.

Walaupun dia sedang memakai kaca mata sehingga menutupi setengah wajahnya. Tapi sudut bibirnya yang melengkung itu sungguh sangat indah dan menggoda.

“Kamu cukup percaya diri juga.”

Kata kasir itu dengan sedikit menyindir.

Setelah mendengar itu, Honey pun mengerutkan kening menatapnya.

Jika barusan saja tadi dia tidak terlalu memedulikan. Tapi pada saat ini, seberapa polos Honey, dia tetap pasti akan merasakan maksud permusuhan dari kasir itu.

Seorang kasir biasa tidak suka dan keberatan dengan pelanggan vip sepertinya?

Apa tidak salah, apa dia tidak mau mendapat bonus penjualan ya?

Honey secara asal-asalan mengambil sebuah lipstik yang sudah dibungkus, dia melihat nomer warna lipstrik, warna oranye.

Dia pun membuka bungkus lipstiknya lalu langsung bercermin dan mengaplikasikannya ke bibirnya.

Kulit Honey sangat putih dan memang benar-benar tidak perlu pilih-pilih warna lipstik.

“Sayang, baguskah?”

Tanya Honey memanyunkan bibirnya.

“Bagus kok, kamu mau memakai warna lipstik apapun pasti semuanya bagus kok.”

Jawab Aldio sambil tersenyum.

“Karena kamu bicara begitu, kalau begitu tolong bungkus setiap warna lipstik disini untukku.

Lagipula, yang dimiliki priaku kan uang. Jadi walaupun ada nomer lipstik yang tidak cocok pun, cukup dibuang saja. Intinya, semua itu tidak ada hubungannya denganmu.”

Honey melirik kasir itu dengan tatapan yang tajam.

Tampak sekali ekspresi kesal dan marah di wajah wanita kasir itu, yang menatap Aldio dengan tatapan mengejek.

“Seseorang memakai kaca mata hitam, takut dilihat orang, sepertinya seorang artis ya. Kamu benar-benar cukup terbuka sekali ya. Bermain wanita sekarang sukanya bermain artis-artis wanita seperti ini. Tentu saja, artis wanita memang tipe orang yang sangat terbuka, juga yang paling enak didepak.”

“Tidak mencari yang artis wanita, apa jangan-jangan harusnya mencari wanita kasir sepertimu?

Begitu tidak sopannya dengan pelanggan, apa kamu tidak takut dikeluhkan dan dilaporkan?

Apakah sangat mudah ya cari pekerjaan sekarang, sampai tidak takut lagi dipecat.”

Aldio melemparkan kartu bank ke meja kasir, lalu menunjuk secara asal-asalan pelayan toko yang lainnya, “Tolong panggilkan manajer kalian, ini gesek ya.”

Kemudian manajer kasir pun datang, lalu dia tersenyum dan menyambut pelanggan besar seperti Aldio dan Honey dengan sangat hormat, dia hanya mengangguk ketika mendengarkan apa yang dikatakan mereka.

Lalu memarahi nona kasir itu sampai wajahnya muram.

Setelah Aldio membayar dengan menggesek kartu, satu tangannya membawa kantong belanjaan dan satu tangan yang lain menggandeng tangan Honey, lalu mereka pun keluar dengan angkuhnya.

Mereka berdua pun keluar dari mall. Sopir Aldio pun melajukan mobil sampai di depan Aldio.

Aldio masih saja dengan sopannya membukakan pintu untuk Honey. Mereka berdua pun satu persatu naik ke mobil. Mobil perlahan pergi meninggalkan mall dan melaju menuju hotel tempat mereka tinggal.

Di dalam mobil, Honey memiringkan wajahnya dan memandang ke luar jendela, tampak sangat kesal.

Aldio mengulurkan tangan merangkulnya lalu tersenyum dan bertanya, “Kenapa?”

“Kamu tidak tahu aku kenapa?”

Honey memelototinya, lalu berkata dengan kesal, “Wanita konter yang barusan itu, jangan-jangan kebetulan adalah mantan pacarmu ya?

Aldio kamu ini benar-benar berhati dingin tapi namamu dimana-mana ya.

Apakah pergi kemanapun, harus selalu saja kebetulan bertemu dengan pacarmu?”

“Kamu ini memfitnahku loh. Dia benar-benar bukan mantan pacarku.

Dulu, dia adalah sekretaris di perusahaan cabang hongkong. Ketika aku datang ke Hong Kong untuk perjalanan bisnis, dia selalu saja memunculkan dan menunjukkan diri di depanku. Semua orang tahu apa tujuannya itu.

Tapi aku tidak pernah makan wanita semacam itu, jadi aku langsung memecatnya. Tapi tidak ku sangka ternyata bisa bertemu dia di sini.”

Lengan Aldio masih melingkar di pinggang rampingnya, lalu menarik Honey ke dekapannya, “Sayangku, kamu harus percaya padaku. Aku benar-benar difitnah ini.”

“Tidak makan wanita semacam itu, lalu kenapa kamu yang playboy ini malah lebih memilih denganku!”

Honey mengulurkan tangan mendorongnya, tapi Aldio malah menariknya dengan erat ke dekapannya.

“Ini berarti kamu punya kecantikan yang luar biasa. Sehingga aku tidak kuat.”

Aldio tersenyum menggoda, menundukkan kepala lalu menciumnya.s Mereka berdua pun bermesraan begitu panas di bangku mobil.

Sopir hanya menfokuskan diri ke jalan dan lalu lintas di depannya. Dia berpura-pura tidak melihat perubahan suasana antara mereka berdua.

Sebagai sopir dari presdir Aldio, harus bisa mengabaikan hal yang tidak sopan di depan matanya.

Kemudian, mobilpun perlahan masuk ke tempat parkir bawah tanah hotel.

Honey merangkul lengan Aldio lalu masuk bersama-sama ke dalam lift.

“Kamu duluan saja ke kamar untuk mengemasi barang-barang. Aku akan mengurus administrasi check out dulu.

Pesawatnya jam tujuh malam, waktu yang tersisa cukup banyak. Setelah ini, kita cari sebuah restoran barat lalu makan malam dulu disana.”

“Oh, tahu aku.”

Honey memeluk lengan Aldio, tiba-tiba di saat itu lift berhenti.

Pintu lift perlahan terbuka, orang yang muncul di luar lift benar-benar membuat ekspresi Honey langsung berubah.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu