Suami Misterius - Bab 1278 Lebih Menyukai Kamu

Alfy membuka mulutnya dan menggigit sendok, Keyra menarik untuk waktu yang lama baru berhasil mengeluarkan sendoknya dari mulut Alfy. Interaksi mereka berdua terlihat sangat mesra, pipi Keyra memerah dan dia pun melihat ke sekeliling secara refleks. Untungnya semua orang sedang sibuk bermain kartu dan tidak memperhatikan mereka.

Alfy melirik ke Keyra dengan wajah memerah.

Sambil mengunyah sup buah di mulutnya, Alfy tersenyum dengan bahagia.

Alfy menemani Keyra duduk di sofa nonton TV. Satu jam kemudian berita hiburan selesai disiarkan dan Alfy membawa Keyra ke lantai atas untuk menyapa nenek sebelum pulang.

Pada pertemuan pertama kali, nenek Sanusi tentu saja akan memberikan hadiah kepada Keyra.

Nenek Sanusi menghadiahkan satu set perhiasan giok kepada Keyra. Nenek bahkan memakai gelang tersebut ke tangan Keyra secara pribadi.

"Masa muda benar-benar sangat bagus. Gelang ini jauh lebih cantik di tangan kamu daripada tangan nenek tua seperti aku" Nenek Sanusi tertawa.

"Waktu muda, nenek pasti lebih cantik daripada Key. Kalau tidak bagaimana nenek bisa memiliki cucu berprestasi seperti Alfy" Keyra berkata.

Sebagai pengacara, nona muda Sunarya benar-benar sangat pintar berbicara, dia berhasil membuat nenek Sanusi tertawa dengan senang.

Semua orang berkata harga giok itu tidak bisa terukur, hadiah nenek Sanusi untuk Keyra terlalu berharga, Keyra awalnya ingin menolak, tetapi Alfy melarangnya.

"Tidak menolak hadiah dari orang tua adalah peraturan keluarga Sanusi. Key, ini adalah ketulusan dari nenek, kamu terima saja"

"Terima kasih nenek" Keyra menerima hadiah dan mengucapkan terima kasih.

"Buat apa berterima kasih, kita adalah sekeluarga. Tahun depan kamu melahirkan seorang cicit kecil yang putih dan gemuk untuk nenek, itu adalah terima kasih terbesar yang bisa kamu berikan kepada nenek" Bibi Sanusi bercanda.

Nenek Sanusi mengangguk dengan senyuman.

Wajah Keyra memerah dan dia pun menundukkan kepalanya secara refleks.

Keyra bukan merasa malu, tetapi merasa sedikit bersalah. Kalau dia memberi tahu mereka bahwa dirinya menginginkan anak, anggota keluarga Sanusi pasti akan merasa sangat kecewa.

Setelah berpamitan dengan nenek Sunasi, Alfy pun membawa Keyra pulang.

Karena masih pagi, Alfy tidak langsung membawa Keyra pulang rumah, tetapi mengemudi ke komplek bukit indah pribadi.

Halaman vila sudah mulai konstruksi, Alfy membuka gulungan gambar dan memperlihatkan kepada Keyra.

"Ini adalah rumah pernikahan kita, kamu lihat apakah kamu menyukainya. Kalau ada bagian yang tidak puas, aku baru memperbaikinya lagi"

Gambar diletakkan di atas meja teh, Keyra duduk di atas sofa dan melihatnya dengan gaya malas.

Rumah pernikahan yang dilukis dengan tangan terlihat lebih ke gaya dalam negeri, terlihat sangat cantik, melihat dari gambar saja bisa merasakan suasana pengantin baru.

Desain Alfy sangat detail dan bagus, Keyra benar-benar tidak bisa menemukan kekurangan di desainnya.

"Sangat bagus" Keyra menjawab dengan senyuman.

Alfy memeluk Keyra dan bertanya "Seberapa bagus? Apakah kamu menyukainya?"

"Iya" Dipeluk Alfy, Keyra mengangguk dengan malu.

"Menyukai apa?" Alfy mengangkat alisnya dengan wajah mempesona.

Lengan Keyra yang lembut melingkari lehernya, sepasang matanya yang terang dan licik berkedip dengan ringan sambil menjawab dengan nakal dan imut "Menyukai rumah pernikahan kita, tetapi lebih menyukai kamu"

Mau seberapa bagusnya rumah pernikahan, hal yang memengaruhi kesukaan wanita tetap adalah suaminya sendiri.

Kalau menikahnya dengan orang yang kita cintai, tinggal di rumah yang biasa juga akan terasa bahagia. Kalau menikahnya bukan dengan orang yang kita cintai, tidur di rumah emas pun tidak akan terasa bahagia.

Alfy mengangkat sudut mulutnya dan tertawa dengan hangat, dia menatap Keyra dengan tulus sambil mengelus pipinya dan berkata dengan suara serak "Demi menghindar kita terlalu panik pada hari pernikahan karena kekuarangan pengalaman, kita harus berlatih dulu"

Setelah mendengar, Keyra tidak bisa menahan dan tertawa. Wajahnya memerah secara perlahan dan dia bertanya dengan suara yang manja "Perlengkapan alat berkeluarga sudah disiapkan?"

"Tersedia seberapa pun yang kamu inginkan" Alfy berbisik di telinganya.

Keyra "...."

Tuan muda Sunasi benar-benar sangat pintar berbicara. Kata-katanya terdengar seperti Keyra sangat nafsu. Sementara orang yang bertujuan tidak murni dan membawa Keyra ke komplek bukit indah itu Alfy sendiri.

Alfy menggendong Keyra dan berjalan ke kamar tidur di lantai atas dengan langkah cepat.

Setelah keterikatan mereka berdua berakhir, langit di luar jendela sudah gelap.

Keyra berbaring di atas tempat tidur dengan malas dan mengambil ponselnya untuk melihat jam.

Pas jam 8 malam, mengemudi dari kompleks bukit indah ke villa keluarga Sunarnya membutuhkan waktu setidaknya 1 jam lebih di bawah kondisi tidak macet.

Jadi, Keyra harus bangun sekarang, kalau tidak akan melewati batas jam pulang.

Keyra mengembangkan bibir merahnya dan bangun dari tempat tidur dengan malas.

Alfy memeluknya dari belakang dengan erat, jelas dia tidak ingin Keyra pulang.

Setiap kali setelah selesai, Keyra akan memakai bajunya dan pergi begitu saja. Hal itu membuat Alfy terasa sedikit sedih.

Keyra mengangguk dengan senyuman kecil "Kalau begitu kamu cepat pergi ke rumahku untuk melamarku"

"Iya" Alfy mengangguk. Dia melepaskan Keyra dan mengambil kemejanya yang berada di atas tempat tidur untuk memakainya.

Mereka berdua meninggalkan kompleks bukit indah, Alfy mengantar Keyra pulang secara pribadi.

Mobil melaju dengan kecepatan lancar di jalan yang datar, lampu dari mobil-mobil di jalan terus bergerak mundur. Cahaya lampu masuk ke dalam mobil melalui jendela, membuat suasana terlihat sangat redup dan hangat.

Keyra menyandarnya kepalanya ke jendela dengan malas dan berkata dengan nada suara setengah bercanda "Tuan muda Sanusi, adik kecil yang tubuhnya dipenuhi oleh duri itu kenapa?"

Mendengar kata-kata Keyra, Alfy menoleh ke Keyra dan berkata "Maksudmu adiknya kakak ipar sepupuku? Dia hanyalah orang tidak berkenaan, kamu tidak perlu memasukkan masalah itu ke dalam hati"

Mendengar jawaban Alfy, Keyra menggerakkan bahunya dan tidak bertanya apa pun lagi. Kalau Alfy sudah berkata dia adalah orang tidak berkenaan, maka Keyra akan menganggapnya sebagai orang tidak berkenaan.

Mobil Alfy berhenti di depan gerbang vila keluarga Sunarya, karena waktu sudah malam, Alfy tidak bermaksud mau masuk ke dalam dan menganggu, dia hanya melihat Keyra berjalan masuk ke rumahnya.

Keyra masuk ke dalam rumah, lampu di ruang tamu sudah redup, keluarganya sudah istirahat di kamar.

Keyra berjalan dengan langkah kaki ringan dan naik ke lantai atas masuk ke kamarnya dengan buru-buru.

Setelah melepaskan jaket, Keyra langsung masuk ke kamar mandi untuk mandi dan membersihkan sisa lengket di tubuhnya. Tetapi bekas cium yang Alfy tinggal di tubuhnya tidak bisa dicuci.

Keyra berdiri di depan cermin kamar mandi dan melihat ke bekas cium merah yang tersebar di daerah dadanya. Secara refleks dia menutupi wajahnya ketika dia teringat dengan adegan tadi yang membuat wajahnya memerah.

Setelah merasa malu sejenak, Keyra baru memakai baju tidurnya dan kembali ke kamar tidur untuk istirahat.

Karena merasa lelah dan ngantuk, Keyra tertidur dalam waktu singkat, malam itu dia tidur sangat nyaman.

Besok paginya, kalau bukan telepon dari Dina, Keyra akan tidur sampai siang hari.

Melewati telepon, Dina mengingatkan Keyra "Aku sudah membuat perjanjian dengan sekretaris Shinee Movie. Bertemu dengan Finda pada jam 10 hari ini, jangan sampai terlambat, aku dengarnya artis kecil yang populer ini tidak mudah dilayani"

"Aku pergi ke sana untuk berdiskusi tentang hal kontrak, bukan pergi melayani dia. Aku tidak peduli dia mudah atau sulit dilayani" Keyra berkata sambil menguap.

Meskipun berkata begitu, Keyra tetap bangun dari tempat tidur. Karena mau bagaimanapun, ketepatan waktu adalah sebuah kebijakan.

Keyra merias dirinya secara sederhana, setelah berpakaian rapi, dia pun meninggalkan rumah dengan tas kerjanya.

Mobil keluarga Maveris sudah menunggu di lokasi perjanjian, setelah Keyra masuk ke dalam mobil, dia baru menyadari Diva berada di dalam.

"Pengacara Sunarya, selamat pagi" Awalnya Diva sedang membaca dokumen, melihat Keyra masuk, dia pun meletakkan dokumennya dan menyapa dengan sopan.

Meskipun sopan, tatapan Diva memancarkan kedinginan dan keasingan yang tidak mudah di lihat.

Keyra duduk di samping Diva dan tersenyum kepadanya sebelum berpikir dalam hati: nona muda keluarga Maveris benar-benar sangat dingin.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu