Suami Misterius - Bab 108 Menjodohkan

Wakil Gubernur Sunarya dijatuhi hukuman penjara selama 30 tahun karena menyalahgunakan kekuasaan juga korupsi. Untuk usia Wakil Gubernur Sunarya, bisa keluar dalam kondisi hidup dari dalam penjara saja masih hal yang belum tentu bisa terjadi.

“Ketika naik mobil jangan melihat ponsel, gendong anak dengan benar.” Rudy memutar setir, mengingatkan dengan wajah tegas.

Clara menjulurkan lidahnya lalu melemparkan ponselnya kesamping.

Mobil melaju dengan lancar di jalan yang mulus, Clara menggendong Wilson, berkata dengan santai, “Wakil Gubernur Sunarya sudah dijatuhi hukuman. Entah siapa yang akan menggantikan posisinya.”

Posisi Wakil Gubernur yang memegang pembangunan kota merupakan jabatan yang sangat penting.

“Walikota Karim Han.” Rudy menjawab.

Clara tercengang, awalnya ia hanya asal bertanya, tidak menyangka Rudy bisa menjawabnya, “Bagaimana kamu bisa tahu? Informasi seorang pengangguran ternyata akurat juga.”

Tentu saja informasi seorang Tuan muda keenpat Keluarga Sutedja akurat, berada di posisinya sekarang, begitu informasi macet akan mematikan baginya. Tentu saja dia tidak akan mengatakan ini pada Clara.

“Jangan terlalu banyak menonton drama Korea, perbanyak menonton berita, kamu juga akan tahu.” Nada bicara Rudy santai, membuat Clara kesal setengah mati.

“ Karim Han ? Namanya saja tidak pernah dengar.” Clara menjawab dengan ketus.

Diatas setir ada sepasang tangan yang panjang dan indah, Rudy menyetir dengan fokus, dibalik kaca spion ada sepasang mata yang terpantul, mata yang hitam dan gelap bagaikan permata hitam yang bersinar, melirik kearah Clara yang duduk di belakang dengan datar.

“Kamu kenal, dia adalah ayah dari Handy.”

“Ah?” Clara membuka mulutnya lebar karena terkejut, sungguh tidak menyangka Handy bukan hanya seorang actor ternama, bahkan orang kaya juga.

……

Tidak lama berselang, Walikota Han benar-benar menggantikan posisi Wakil Gubernur Sunarya, mengontrol proyek pembangunan kota di Kota A.

Karena Karim Han menduduki jabatan ini, yang mendapat pengaruh langsung paling besar tentu saja keluarga Qi, keluarga Qi merupakan perusahaan konstruksi terbesar di Kota A, tiada duanya didalam negri, tidak sedikit berhubungan dengan divisi pembangunan, kalau tidak, ketika itu tidak mungkin mendekati Keluarga Sunarya.

Ketika itu Nalan Qi datang berkunjung, langsung di tolak dan tidak dibiarkan masuk. Akhirnya ia bisa bertemu dengan Karim Han setelah memanfaatkan koneksi, namun ketika ingin mengajaknya makan tetap saja di tolak.

Sekarang beberapa proyek keluarga Qi sedang mengantri ijin divisi pembangunan, kalau terus di tunda seperti ini, yang tertunda adalah uang. Akhir-akhir ini suasana hati Nalan Qi sangat buruk, ketika bercinta dengan Yunita sama sekali tidak bisa merasa klimaks.

Yunita berbaring diatas dadanya, wajahnya merona, namun terlihat seperti belum puas.

“Suasana hati sedang buruk?” dia bertanya dengan suara manja.

“Hm.” Nalan Qi menjawab sambil mengkerutkan alis.

“Ijin proyek sampai sekarang belum diberikan?” Yunita bertanya sambil mengangkat wajahnya.

Nalan Qi mengangguk, “ Karim Han baru naik jabatan sudah begitu angkuh, entah keangkuhannya akan membuat masalah untuk keluarga Qi atau tidak.”

“Masalah sekecil ini saja bisa membuatmu cemas seperti ini, berikanlah sedikit uang untuk mereka maka semua akan beres. Apa sih yang tidak bisa selesai dengan uang.” Yunita mengerjapkan mata, senyumnya begitu lembut dan hangat.

Nalan Qi malah bangkit duduk dengan tidak sabar, meskipun Yunita pintar, namun ia tidak begitu paham tentang dunia politik bisnis.

“Kamu benar-benar mengira uang adalah segalanya. keluarga Han tidak pernah menerima uang suap dalam bentuk apapun, kalau sampai Karim Han egois dan membeberkan masalah ini, maka perusahaan tinggal menunggu bangkrut saja. Apa lagi, cara terbaik mendekatkan diri bukan dengan uang, melainkan dengan pernikahan.”

“Seperti pertunanganmu dengan Lauren? Tuan muda Nalan kali ini berencana untuk mengorbankan cintamu lagi? Sayangnya di keluarga Han tidak ada putri yang berusia sebaya, hanya ada seorang putra, namun keluarga Qi juga tidak punya putri yang cocok untuk dinikahkan, untuk hal lainnya mungkin tidak akan dipandang oleh keluarga Han.”

“Kamu dan Handy Han sama-sama berada didunia akting, sejauh mana kamu paham mengenainya?” Nalan Qi tiba-tiba bertanya.

“Pernah bekerja sama beberapa kali, tidak begitu dekat, sifat Handy sangat dingin juga angkuh, selain bisa tersenyum sedikit pada Clara, tidak ada orang yang bisa menarik perhatiannya.” Yunita menjawab.

Clara dan Handy ketika berada di lokasi syuting saling melirik, Handy actor papan atas yang dingin, kalau mengatakan dia tidak ada perasaan apapun pada Clara si Ratu Cut, dia Yunita adalah orang pertama yang tidak percaya.

Setelah Nalan Qi mendengar ini, malah tiba-tiba merasa begitu senang, “ Clara menikah masuk ke keluarga Han ? Rasanya ini pilihan yang lumayan. Aku dengan Handy memang suka dengan gadis yang polos seperti adikmu itu, terlebih lagi, dia juga penerus Tianxing Media, keluarga Han bisa mendapatkan menantu yang memiliki mas kawin yang begitu banyak dan berstatus seperti itu rasanya tidak akan rugi juga.”

Tiba-tiba suasana hati Nalan Qi menjadi begitu bagus, langsung merangkul Yunita, mencium wajahnya dengan begitu semangat, “Masalah ini masih harus merepotkanmu. Kalau Clara bisa bertunangan dengan Handy, maka keluarga Han dan keluarga Qi bisa dikatakan memiliki hubungan keluarga, urusan keluarga Qi, Karim Han juga tidak akan menghindar.”

“Apanya yang hubungan keluarga? Meskipun Handy jadi adik iparku, itu juga tidak akan ada hubungannya dengan keluarga Qi. Kamu kan bukan siapa-siapa aku!” Yunita sengaja mengelak.

Nalan Qi merasa senang, tangannya yang besar meremas dada Yunita beberapa kali, karena tenaganya cukup kuat, membuat Yunita menjerit manja.

“Asalkan kamu mendengarkan apa yang kuminta, mas kawin dari keluarga Qi akan tiba bersamaan dengan mas kawin keluarga Han ke depan pintu rumah Santoso.” Tangan Nalan Qi menjalar keatas lalu memegang dagu Yunita.

Dia tahu Yunita ingin menikah dengannya, sekarang dia sudah melemparkan umpan yang begitu lezat, dia tidak takut Yunita tidak tertarik.

Dan hal ini membuat rasa bahagia di wajah Yunita sama sekali tidak bisa ditutupi lagi, segera turun dari ranjang dan mengenakan bajunya. Malam ini Yanto Santoso ada dirumah, dia harus segera pulang. Masalah pernikahan Clara, yang bisa mengambil keputusan adalah Yanto sebagai ayah.

Dia pulang ke rumah dengan tergesa-gesa, untungnya Yanto dan Rina belum tidur, masih sedang mengobrol di ruang tamu.

Dan kebetulan yang sedang mereka bicarakan adalah keluarga Han.

Belakangan ini keluarga Han menjadi pusat perhatian, Karim Han baru naik jabatan, pangkatnya menjadi sejajar dengan Yanto Santoso, meskipun tidak perlu mendekatinya, namun tata karma dalam politik tetap harus dilakukan. Yanto berpesan pada Rina untuk mempersiapkan bingkisan yang akan dikirim ke rumah keluarga Han, tujuannya untuk menunjukkan itikad baik dalam bekerja.

Ketika Yunita mendengar ini, ia melangkah masuk dengan sepatu hak tingginya yang cantik, menimpali dengan wajah tersenyum, “Ibu mau pergi ke rumah keluarga Han ? Kebetulan aku bisa pergi bersamamu, jadi tidak perlu sengaja kesana sekali lagi.”

“Bukankah kamu sedang sibuk syuting, untuk apa ikut-ikutan.” Rina menjawab, seketika tidak paham apa yang direncanakan putrinya.

Yunita tersenyum sambil duduk disamping Yanto, mengulurkan tangan merangkul lengan Yanto, wajahnya begitu manja. Dia adalah anak pertama Yanto Santoso, meskipun bukan anak dalam pernikahannya, namun yang paling disayang Yanto adalah dia, jauh lebih sayang daripada Clara yang putri asli keluarga ini.

“Ada apa katakan saja, tidak perlu berputar-putar dihadapan ayah.” Yanto berkata sambil tersenyum.

“Ada yang meminta tolong padaku untuk menjodohkan Clara dan Handy, aku ingin pergi mencari tahu ke keluarga Han.” Yunita berkata dengan jujur.

Yanto sedikit termenung, namun segera mengangguk, meskipun keluarga Han bukanlah keluarga yang sangat besar juga berkuasa, namun kekuasaan dibelakangnya tidak bisa dipandang rendah, bisa bersatu dengan keluarga seperti keluarga Han, merupakan salah satu hal yang bisa menopang karirnya di masa depan.

Mengenai Handy dan Clara cocok atau tidak sudah tidak dia pertimbangkan lagi, bagaimana perasaan Clara lebih tidak penting lagi.

Bagi Yanto, sebagai putrinya, sudah seharusnya mengorbankan semuanya demi keluarga Santoso.

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu