Suami Misterius - Bab 277 Terjadi Masalah Apa

Nalan Qi memanggil seorang pelayan dari klub, bertanya kapan mereka pergi.

Pelayan menjawab: “Tuan Raymond dan yang lainnya sekitar jam delapan pergi, Tuan Rudy dini hari sekitar jam tiga pergi. Kami membersihkan ruangan. Ranjang dalam kamar tidur berantakan sekali, lampu yang ada di atas nakas dekat ranjang juga pecah, lantai penuh dengan pecahan kaca.”

Nalan Qi selesai mendengarnya, tersenyum licik, dalam hati berpikir: situasi pertempuran cukup sengit juga.

“Suruh Henzel siapkan mobil.” Dia memerintahkan.

Dia sudah membiarkan Rudy senang sepanjang malam, setidaknya Rudy juga harus mengeluarkan beberapa ratus miliar padanya.

Nalan Qi datang ke Sutedja Group dengan suasana hati yang sangat baik.

Sutedja Group bukanlah tempat yang bisa dimasuki sesuka hati. Ketika Revaldo Sutedja yang memegang kendali, Nalan Qi masih bisa menggunakan wajahnya, sekarang Sutedja Group milik Rudy, ketika pemegang kekuasaan ganti orangnya juga ganti, maka wajah Nalan Qi juga tidak berharga lagi.

Sekretaris yang ada di meja resepsionis dengan sopan bertanya apakah sudah membuat janji, Nalan Qi menjawab dengan wajah suram, “Tidak ada.”

“Maaf, jika tidak membuat janji tidak bisa bertemu dengan presdir.” Sekretaris menolak dengan sopan, namun bisa membuat orang merasa kesal.

“ Raymond di mana? Apakah dia ada?” Nalan Qi menahan amarah untuk bertanya.

Sekretaris meja resepsionis melakukan panggilan telepon internal, menghubungi sekretaris Raymond.

“ Tuan Raymond sedang rapat, tuan Nalan, jika kamu tidak terburu-buru, bisa menunggunya di area ruang tunggu.” Setelah sekretaris menutup telepon, berkata pada Nalan Qi.

Nalan Qi hanya bisa duduk menunggu di sofa ruang tunggu, sekali menunggu hampir dua jam, sekretaris sudah tambah empat kali kopi padanya, dia sudah dua kali pergi ke toilet.

Untung saja, pada akhirnya Raymond datang.

“Nalan, kamu datang kenapa tidak memberitahu dulu.” Raymond sangat antusias berkata sambil tersenyum, dan menyodorkan sebatang rokok padanya.

Nalan Qi menerima rokok, mana bisa pedulikan rokok lagi, dengan tidak sabar bertanya, “Apakah Tuan Sutedja tidak ada di perusahaan?”

“Ada.” Raymond mengangguk.

“Aku ada beberapa masalah proyek, ingin bertemu dengan Tuan Sutedja, Tuan Raymond tolong rekomendasikan sebentar.” Nalan Qi sangat sungkan dan rendah hati. Semalam di meja mahjong dia kalah banyak pada Raymond, bantuan yang sedikit ini, Raymond masih harus memberinya.

Namun, begitu Raymond mendengar dia mau bertemu Rudy, raut wajah langsung sedikit berubah, “Nalan, aku sarankan padamu lebih baik pulang saja, sekarang Rudy pasti tidak ingin bertemu denganmu.”

Satu tangan Raymond menjepit rokok, tangan satu lagi yang kosong menepuk-nepuk bahunya, “Nalan, sebenarnya apa yang sedang kamu lakukan? Dari mana kamu dapatkan wanita pedas itu, sampai memecahkan kepala Tuan Sutedja. Aku lihat lebih baik kamu pergi saja tidak seharusnya kamu berada di sini, agar Tuan Sutedja tidak melampiaskan amarahnya padamu, sejak dari pagi sampai sekarang, sudah tiga eksekutif yang dimarahi.”

Nalan Qi juga tidak menyangka masalah ini akan jadi seperti ini, pergi dengan penuh tekanan.

Nalan Qi kembali ke Evergrande, langsung menyuruh ruang pengawas mencari rekaman video CCTV semalam.

Dalam rekaman video menunjukkan, saat jam tiga dini hari, pintu kamar suite dibuka. Clara berlari keluar dari kamar terlebih dahulu, kemudian, Rudy juga pergi emninggalkan kamar, ketika pergi, tangan terus memegang kepala, kelihatannya memang terluka.

Sangat jelas sekali, pasti setelah dua orang selesai melakukannya, setelah efek obat Clara hilang, dan sadar kembali, lalu melukai Rudy.

Secara logika, dengan keterampilan Rudy, orang biasa jangan berharap bisa melukainya, tetapi begitu pria berhubungan soal ranjang, hormon adrenalin naik, maka sisi lain akan langsung menurun drastis, dilukai oleh wanita juga bukan hal yang aneh.

Nalan Qi marah sekali hingga menghancur satu set cangkir teh berwarna biru dengan motif bunga yang paling disukainya. Sesuatu yang sudah sampai di tangan, hanya karena hal tak terduga malah hilang semua, dia tidak marah baru aneh.

“Nalan.” Yunita keluar dari kamar tidur dengan memakai Lingerie sutra seksi, karena baru saja bangun, kesadaran masih belum terlalu jelas, sehingga Yunita orang yang begitu pintar mengamati ekspresi orang, bahkan tidak memperhatikan raut wajah Nalan Qi yang begitu buruk.

Dia dengan centil berjalan ke samping Nalan Qi, dua tangan merangkul lehernya, seluruh tubuh begitu lembut menempel ke badannya.

“Nalan, kenapa tidak menemaniku tidur lebih lama lagi.”

“Menjauh dariku!” Raut wajah Nalan Qi pucat pasi sambil menyingkirkannya.

“Ah!” Yunita berjerit kaget, tubuh terhuyung-huyung jatuh ke lantai. Lantai marmer yang keras dan dingin, dalam sekejap Yunita sungguh sadar dari rasa kantuknya!

“Na, Nalan, terjadi masalah apa?” Yunita berjuang untuk berdiri dari lantai, bertanya dalam kepanikan dan kebingungan.

“Sebenarnya bagaimana kamu melakukannya! Menyuruhmu taruh obat, ternyata dosis saja tidak cukup. Adikmu yang baik itu, kemampuannya besar sekali, bahkan memukul kepala tuan muda keempat Sutedja hingga pecah. Sekarang malah bagus, sudah berusaha begitu keras, bukan hanya tidak mendapatkan keuntungan, masih tanpa sebab menyinggung perasaan Rudy.”

“.…….” Yunita tercengang di sana, seketika tidak bisa meresponnya. Walau dosis tidak cukup, juga tanggung jawab Nalan Qi.

“Nalan……” Yunita coba menjelaskan beberapa kata.

Namun, suasana hati Nalan Qi saat ini sungguh buruk sekali, kata-kata tambahan yang tidak penting dia tidak ingin mendengarnya. Dia langsung menendang sudut sofa, dan berteriak rendah, “Pergi!”

Yunita terkejut dan gemetar sebentar, sejak mereka pacaran sampai sekarang, ini adalah kata-kata paling kasar yang diucapkan Nalan Qi padanya.

Yunita tidak menjelaskan lagi, berbalik dan kembali ke kamar, setelah selesai ganti pakaian, sambil membawa tas berjalan keluar.

Dia sengaja berjalan agak lambat, berharap Nalan Qi bisa menahannya.

Yunita bergerak perlahan pergi mendorong pintu, saat ini suara Nalan Qi terdengar dari belakang.

“Sebelum pergi minum obatnya dulu, aku tidak ingin sebelum menikah sudah memiliki anak luar nikah.” Suara Nalan Qi hampir tidak ada suhu hangat.

Lengan Yunita yang diulurkan untuk mendorong pintu terkaku di sana, dia menggigit erat bibirnya, air mata memenuhi rongga mata, dengan langkah cepat kembali ke kamar, setelah mendapatkan obat, lalu meminumnya, kemudian, pergi dengan langkah cepat, kali ini, tanpa keraguan sedikit pun.

……

Yunita meninggalkan Evergrande, penuh amarah pulang ke vila keluarga Santoso.

Clara memukul Rudy hingga terluka, mencelakai dia kehilangan muka di depan Nalan Qi, dia pasti tidak akan membiarkannya begitu saja.

Yunita penuh amarah masuk ke dalam rumah, situasi di dalam aula membuat dia tertegun.

Ibunya Rina dan adiknya Elaine tidak berada di rumah, setiap minggu pada waktu ini, mereka berada di salon kecantikan.

Di ruang tamu, Yanto dan Clara sedang duduk.

Raut wajah Yanto buruk sekali, Clara sedang menggosok sepasang matanya yang merah sekali, sangat kasihan sekali bagaikan seekor kelinci kecil.

“Kebetulan sekali kamu pulang.” Yanto melihat Yunita yang berjalan masuk, mata tidak memiliki suhu apa-apa. “Kata adikmu, semalam kamu diam-diam menaruh obat padanya, dan masih ingin membuatnya tidur dengan pria?”

Clara duduk di samping dengan sopan, menggosok mata sambil menangis. Dalam hati malah tidak berhenti mencibir. Memang benar diperlakukan secara berbeda, dulu tidak peduli Yunita mengatakan dia apa pun, Yanto juga akan mempercayainya tanpa keraguan, tidak pernah bertanya sepatah pun padanya. Sekarang, dia mengadu soal Yunita, juga perlu dipertanyakan secara tatap muka.

Kelihatannya dalam hati Yanto, Yunita baru anak kandung, sepertinya dia adalah anak pungut.

Novel Terkait

Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu