Suami Misterius - Bab 664 Ini Mendatangkan Bala Bantuan.

“Kenapa sama sekali tidak peka, apakah dokter tidak memberitahumu, tidak boleh mencium mulut anak kecil, bakteri di dalam mulut orang dewasa bisa menular pada anak, akan membuat anak gampang sakit.” Gerakan Clara yang menggendong anaknya langsung membatu, ia refleks menoleh kearah asal suara, melihat Ardian yang sedang duduk di sofa ruang tamu, mengenakan pakaian rumah, ekspresi wajahnya datar.

Ketika Clara melihat Ardian, ia langsung menyapa dengan hormat, “Ma.”

Lalu ia membuka sepatunya dengan patuh, lalu menarik Wilson masuk ke ruang tamu.

“Ma, kenapa tiba-tiba bisa ada disini, dimana Sus Rani?”

“Minggu depan Wilson sudah akan masuk TK, aku mengantar mereka pulang. Sus Rani sedang pergi membeli sayur.”

Setelah Ardian menjawab, ia lalu menunjuk sofa di depannya, “Duduklah.”

Clara duduk di sofa dengan begitu sopan, tangannya sama sekali tidak diletakkan sembarang.

Clara tidak takut pada langit dan bumi, namun ia cukup takut pada mertuanya ini.

Dia baru duduk, sudah melihat majalah gossip yang berada diatas meja dihadapan Ardian, fotonya dan Marco terpampang di cover majalah, judulnya terlihat begitu besar dan jelas : Artis terkenal Clara bertemu dengan pria misterius di luar negri, diduga berselingkuh.

Telapak tangan Clara tanpa sadar berkeringat, seketika tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya agar Ardian percaya.

Memanfaatkan meja yang menghalangi, Clara diam-diam mengeluarkan ponsel dan mengirimkan pesan pada Rudy untuk meminta tolong.

Disaat bersamaan, tatapan Ardian tertuju pada majalah yang berada diatas meja, ekspresinya begitu tegas.

“Pekerjaan sebagai artis memang terlihat begitu gemerlap, namun hidup dibawah perhatian semua orang, sedikit saja gerakan akan langsung dibesar-besarkan. Kamu minum teh dan mengobrol dengan teman, wartawan akan menulisnya sebagai perselingkuhan. Waktumu kebanyakan habis untuk mengurus hal ini, mana ada waktu lebih untuk menjaga keluarga dan anak. Aku tahu, kamu dan Rudy sama-sama punya pemikiran sendiri, apa yang kukatakan belum tentu kalian dengarkan, tapi kalian lihat sendiri, bagaimana kalian menjalani hidup?

sus Rani sedang tidak ada, lantai berdebu tebal sama sekali tidak ada yang membersihkan, didalam mesin cuci penuh dengan pakaian yang belum dicuci, pakaian dalam bercampur dengan baju dan celana, diletakkan terlalu lama tidak baik, ada lagi, baju yang di jemur d balkon sudah berhari-hari tapi tidak ingat untuk diangkat, terkena debu mau tidak mau harus di cuci sekali lagi.

Ruang ganti berantakan, baju sama sekali tidak disusun sesuai kelompoknya, sepatu yang sudah dipakai dilemparkan diambang pintu sembarangan, apakah sepatu yang sudah tidak dipakai tidak bisa dimasukkan ke dalam lemari dengan rapi. Ada lagi, dapur…………” Clara menundukkan kepala mendengar ceramah, dalam hati berpikir : Dapur seharusnya tidak kotor, kan dia tidak masak.

Akibatnya, dia hanya mendengar Ardian mengoceh : “Dapur sih sama sekali tidak kotor, tidak ada Sus Rani, kalian pasti sama sekali tidak menyentuh kompor, sebaik apapun makanan delivery diluar, tidak akan sebersih dan sesehat makanan yang diolah sendiri.”

Clara : “………” dia sungguh diceramahi habis-habisan kali ini sampai tidak tau harus menjawab apa, setelah Ardian selesai bicara, ia hanya menjawab dengan murung, “Aku mengerti, aku akan pergi mengangkat jemuran sekarang.”

“Sudah, aku sudah menyucinya ulang dan menjemurnya di jemuran yang ada di balkon. Nanti kalau sudah kering ingat untuk diangkat.”

Ardian berkata dengan tidak berdaya, baru ingin melanjutkan, Wilson sudah datang dan memeluknya, berkata dengan manis, “Nenek, jangan tegur ibuku lagi.”

Ardian merangkul cucunya sambil menghela nafas, tidak mengatakan apapun lagi.

Clara menatap putranya dengan penuh haru, disaat genting seperti ini, ternyata putranya jauh lebih bisa diandalkan daripada prianya.

Ardian merangkul Wilson dalam pelukannya, lalu berkata lagi : “Diantara suami istri, yang paling penting adalah kepercayaan. Hal yang mengada-ada seperti ini, aku tidak percaya, Rudy juga tidak mungkin percaya. Dan kamu sebagai istri Rudy, seharusnya kamu juga percaya pada Rudy.”

Clara mengangguk dengan patuh.

“Aku dengar Rahma membuat masalah lagi.” Nada Ardian terdengar begitu tenang, namun tatapannya malah begitu tajam.

Clara mengetatkan bibirnya tidak bicara, dan itu dianggap mengakuinya dalam diam.

“Dulu Rahma adalah gadis yang baik, sayangnya orang bisa berubah. Lingkungan sungguh membawa perubahan yang besar bagi seseorang.” Ardian berkata dengan nada menyayangkan.

Rahma yang dulu, begitu terpelajar dan lembut, kalau bukan karena dia sangat baik, dulu Ardian dan Adisti tidak akan memilihnya.

“Aku hanya pernah mendengar hal ini saja, belum mencari Rahma untuk menanyakannya, bahkan aku tidak bertanya pada Rudy. Karena aku mengerti putraku, dia tidak akan melakukan kesalahan yang rendahan seperti ini. Dan kamu seharusnya lebih mempercayainya.”

Kenyataannya, Ardian sama sekali tidak yakin apakah Rudy dan Rahma pernah berhubungan atau tidak, dan cara pria tidak membiarkan wanita tidak hamil ada banyak, apalagi, Rudy yang menangkap basah Rahma dan Santos diatas ranjang, itu membuat masalah yang besar, meskipun ketika itu Rahma benar-benar mengandung anak Rudy, Rudy juga tidak mungkin membiarkannya melahirkan anak itu.

Sehingga, ketika Ardian mendengar Rahma membawa anak ini, dia merasa ini sangat lucu.

Setelah Clara mendengarnya, ia tetap terdiam, seolah sedang berpikir.

Dan disaat ini, terdengar suara di ambang pintu.

Ketika pintu terbuka, tubuh Rudy yang tinggi tegap muncul dihadapan mereka.

Dia mengenakan setelah jas hitam seperti biasa, kelihatannya seperti baru kembali dari acara pesta, namun aura dingin dan tegasnya sama sekali tidak menutupi rasa tergesa dan juga rasa lelahnya.

“Sudah pulang.” Ardian melihat Rudy yang berdiri diambang pintu, lalu melihat Clara yang duduk di sofa, seketika langsung mengerti.

Ini mendatangkan bala bantuan.

Rudy mengganti sepatunya dan masuk ke dalam rumah, ia berjalan sambil melepas jasnya.

Clara segera berdiri dan mendekat, ia mengulurkan tangan menerima jasnya, lalu menggantungnya di rak.

Rudy mengangkat wajah dan melihatnya, tampangnya terlihat seperti menantu yang habis kena ceramah mertua, membuat Rudy ingin tertawa.

Senyum tipis mengembang di bibirnya, ia terbiasa mengangkat tangan dan mengelus kepalanya dengan lembut.

Setelah Clara terdiam sesaat, lalu melihat kearah Ardian yang masih duduk di sofa.

Dan Ardian seolah tidak melihatnya, ia sedang bercanda dengan Wilson.

Kemudian Sus Rani kembali, ditangannya menenteng kantung belanjaan besar dan kecil yang berisi bahan makanan, daging ikan dan telur semua lengkap.

Ardian bangkit berdiri dari sofa, lalu berkata dengan datar : “Kemari bantu aku memasak.”

Ardian tidak menunjuk dan memanggil nama, namun perkataannya ini jelas ditujukan untuk Clara.

Mertua meminta menantunya membantu memasak adalah hal yang wajar sekali.

Clara sedang bergerak ke dapur dengan pelan, suara Rudy terdengar, “Clara, kamu dan Sus Rani ajak Wilson main keatas, biar aku yang memasak.”

Setelah Rudy mengatakannya, ia menggulung lengan bajunya, lalu melangkahkan kaki jenjangnya ke dapur.

Didalam dapur, Rudy berdiri didepan tempat cuci piring dengan lengan tergulung, ia mencuci sayur dan menyerahkannya pada Ardian.

Satu tangan Ardian menekan sayur yang ada diatas talenan, satu tangan lainnya memegang pisau dan memotong kentang dengan lancar.

“Bukankah hari ini kamu ada acara gunting pita, kembali dengan begitu tergesa-gesa, apakah kamu takut aku akan membully istrimu?”

Rudy sedang mencuci daun seledri, ketika mendengar ini, ia langsung mengangkat kepala, senyum mengembang di bibirnya, “Umur Clara masih muda, pasti ada banyak hal yang tidak bisa dilakukannya dengan baik, kamu sebagai orang tua sudah seharusnya memaklumi.”

“Meskipun dia masih muda, dia sudah menjadi istri dan juga seorang ibu. Aku hanya menegurnya beberapa kata, kamu sudah pulang untuk mendukungnya, pantas saja istrimu bisa menjadi begitu berani. Kamu begitu memanjakannya, cepat atau lambat akan membuatnya rusak karen terlalu kau manjakan.”

“Mana mungkin selebay itu. Clara cukup pengertian.” Rudy berkata sambil tersenyum.

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu