Suami Misterius - Bab 1325 Tolong Lepaskan Aku

Diva menerima panggilan telepon dari Iqbal, dia mengatakan orang tuanya ingin mengajaknya makan bersama, Diva agak tidak mengerti.

Sebelumnya, ketika mereka baru tunangan, pasangan suami istri keluarga Bone sangat baik padanya, akhir pekan juga sering mengajaknya makan bersama.

Tapi mulai sejak mereka menandatangani perjanjian kesepakatan, sikap Keluarga Bone padanya langsung berubah sepenuhnya, setelah mengetahui dirinya tidak akan menjadi menantunya, pasangan suami istri keluarga Bone langsung mengabaikannya.

Tapi Diva juga tidak membutuhkan kepedulian mereka, mereka hanyalah hubungan saling mempergunakan dan mendapatkan keuntungan masing-masing, hubungan seperti ini lumayan baik.

Dan pasangan suami istri keluarga Bone tiba-tiba mengajaknya ke rumah, ini membuat Diva merasa aneh.

Dia malas melayani mereka, jadi langsung menolak.

Diva menolak Iqbal, tapi tanpa terduga Nyonya Bone meneleponnya lagi.

Dalam telepon, Nyonya Bone sangat tulus dan cara pembicaraannya benar-benar membuat orang tidak dapat menolaknya, Diva benar-benar tidak dapat menolak Nyonya Bone, jadi terpaksa menyetujuinya.

Setelah menutup telepon, Diva mengerutkan kening, tidak peduli bagaimanapun dia berpikir, tetap tidak tahu alasan keluarga Bone bersikap baik padanya.

Diva tahu, keluarga Bone biasanya sangat mementingkan keuntungan, dia menyangka keluarga Bone mencarinya, mungkin karena ingin meminta bantuannya. Kalau dapat membantunya, sebenarnya dia akan melakukannya. Tapi kalau permintaan mereka terlalu tidak masuk akal, dia juga tidak akan melayaninya.

Jadi setelah pulang kerja, Diva mengikuti Iqbal pergi ke keluarga Bone.

Dalam perjalanan, Diva mencoba bertanya, Iqbal terlihat sangat gugup, tapi mulutnya sangat rapat.

Diva mengerutkan kening dan menatap punggung Iqbal mengendarai mobil.

Mobil berhenti di depan vila keluarga Bone, Nyonya Bone telah menunggu mereka di depan vila.

Begitu turun dari mobil, Nyonya Bone langsung berjalan ke arahnya, mengulurkan tangan menggandeng tangan Diva.

“Diva telah datang, kamu sudah sangat lama tidak datang melihat bibi, bibi benar-benar sangat rindu denganmu.” Wajah Nyonya Bone dipenuhi dengan senyuman, dia menggandeng Diva dan berjalan ke dalam vila.

Diva mengobrol dengan Nyonya Bone, dia selalu mempertahankan kewaspadaan.

Nyonya Bone menarik Diva duduk di sofa ruang tamu, kemudian pembantu membawakan secangkir teh.

Diva tersenyum mengambil cangkir teh, membuka penutup dan pura-pura menyesapnya, kemudian meletakkannya di atas meja.

Nyonya Bone selalu mengobrol dengannya, ekspresi di wajah Diva selalu acuh tak acuh.

Dia tidak mengetahui apa yang ingin dilakukan keluarga Bone, tapi dapat merasakan bahaya, mungkin hari ini dia tidak seharusnya datang.

Diva menyentuh rambutnya dan mencari alasan hendak pergi.

Tapi Nyonya Bone malah menariknya dan berkata dengan antusias “Kamu anak ini, baru saja datang langsung mau pergi. Lihatlah baru berapa lama, langsung bersikap begitu jauh dengan bibi.”

“Bibi, masih ada urusan dalam perusahaan yang harus kutangani, aku akan datang lagi lain kali.” Ketika berbicara, Diva telah mengambil tas tangan.

“Bibi sengaja menyiapkan sarang burung untukmu, telah merebus sepanjang sore, tidak peduli bagaimanapun kamu juga harus meminumnya sebelum pergi.” Selesai berkata, Nyonya Bone segera meminta pembantu membawakan sarang burung padanya.

Melihat Nyonya Bone membawakan sarang burung ke depannya, Diva tidak menahan diri tersenyum dingin dalam hati. Begitu terburu-buru menunjukkan kebaikan, Diva percaya pasti ada sesuatu dalam sarung burung ini.

“Bibi, akhir-akhir ini aku panas dalam, tidak boleh meminum sarang burung.” Diva mendorongnya dengan kaku, dia berdiri dan hendak meninggalkan keluarga Bone, tapi bahunya tiba-tiba terasa sakit, sepertinya ditusuk oleh sesuatu.

Kemudian, Diva terasa pandangan di depannya menjadi gelap, lalu kehilangan kesadaran, seluruh tubuhnya jatuh berbaring di atas sofa.

Setelah Diva tidak sadar diri, Nyonya Bone menatap pembantu yang berdiri di belakang sofa, tangan pembantu memegang sebuah jarum dan dalammya mengisi sedikit obat tidur.

Nyonya Bone melambaikan tangannya, mengisyaratkan pembantu pergi. Kemudian menundukkan kepala melihat Diva yang tidak sadar diri dan mendengus dingin berkata “Apa gunanya menjadi orang pintar, kalau meminum teh ataupun meminum sarang burung dengan patuh, kamu juga tidak akan ditusuk.”

“Diva, Diva!” Iqbal berjalan ke samping Diva, mengulurkan tangan mendorongnya beberapa kali, kemudian menatap Nyonya Bone dengan gugup “Bu, mungkinkah terjadi sesuatu?”

“Hanya menyuntik sedikit obat tidur, bagaimana mungkin terjadi sesuatu, kamu segera membawanya ke mobil dan mengantarnya ke tempat Tuan muda kedua, kalau dia sadar kembali akan menjadi repot.” Nyonya Bone segera mendesaknya.

Iqbal mendengar perintah ibunya, menggendong Diva yang pingsan ke dalam mobil.

……

Diva tidak ingat tidur berapa lama, ketika kembali sadar, dia hanya merasa kelopak matanya sangat berat.

Dia berusaha keras membuka matanya, secercah cahaya akhirnya bersinar di matanya yang jernih, kemudian dia melihat Mahen yang sedang duduk di sebelah, menopang pipi menatap fokus padanya.

“Sudah bangun?” Mahen tersenyum berkata.

Diva tidak menjawab, dia menopang tubuhnya dan duduk dari ranjang.

Dia merasa kepalanya sangat sakit dan mengetuk dahinya dengan lembut.

“Ada apa? Sakit kepala?” Mahen bertanya, mengulurkan tangan menyentuh dahinya “Sebenarnya obat apa yang diberikan keluarga Bone padamu? Sampai tidur begitu lama?”

Mendengar ini, Diva menatap ke arahnya dengan dingin.

Dia adalah orang pintar, begitu memikirkannya, dia akan mengerti semuanya.

Tuan muda kedua benar-benar hebat, dapat bercampur dengan keluarga Bone. Dan meskipun dia berwaspada, tetap meremehkan sifat manusia dan tingkat tidak tahu malu keluarga Bone.

“Apakah kepalamu sangat sakit?” Melihatnya tidak berkata, Mahen merentangkan tangan ingin menyentuh dahinya, tapi malah didorong oleh Diva dengan kuat.

“Serukah?” Diva menatapnya dengan dingin dan bertanya dengan dingin “Apakah Tuan muda kedua merasa permainan seperti ini sangat menarik?”

“Sebenarnya tidak terlalu menarik.” Mahen menopang pipinya berkata “Siapa suruh kamu selalu bersembunyi padaku, kalau kamu tidak menghindariku, aku juga tidak akan melakukan ini.”

Selesai berkata, Mahen mengulurkan tangan mencubit dagunya “Sekarang sudah tahu betapa tidak tahu malu keluarga Bone, kan? Di masa depan, jauhilah mereka, jangan menyangka dirimu pintar, hati-hati dijual oleh mereka.”

Diva memutar kepala melepaskan pegangannya, dia mengangkat sudut bibirnya, tersenyum dingin.

Mengenai Tuan muda kedua, dia benar-benar tidak sanggup menyinggung dan menghindarinya.

“Mahen, apa bedanya kamu dengan keluarga Bone? Demi mencapai tujuan, kalian melakukan segalanya.” Suara Diva sedikit tak terkendali.

Orang yang semakin pintar, akan semakin kesal kalau menemukan dirinya dibodohi.

“Mahen, kamu berusaha keras melakukan segalanya, hanya karena ingin meniduriku, kan? Aku akan tidur denganmu, setelah itu, tolong lepaskan aku.”

Selesai berkata, Diva mengulurkan tangan membuka kancing kemejanya, mungkin karena efek obat, gerakan tangannya agak kaku, tidak begitu lincah, jadi tidak bisa melepaskannya.

Diva agak kesal, langsung menariknya dengan kuat dan kancing kemejanya berjatuhan, memperlihatkan bagian dadanya yang putih.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu