Suami Misterius - Bab 1094 Ingin

Tubuh tinggi Desta kaku berdiri di tempat, bahkan tidak berani bergerak sedikit saja, telinga memerah sekali, tatap mata yang dalam tersebar tanpa fokus, sama sekali tidak berani melihatnya.

"Diana, apakah sekarang kamu sadar? Apakah kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan?"

Diana melihat tampangnya yang kaku dan malu, tidak bisa menahan diri untuk tersenyum, dia merasa dirinya mirip sekali dengan siluman wanita penggoda yang ada di 《 Wanita Salju 》 dan Desta adalah seorang cendikiawan yang digoda, sangat murni dan imut.

Diana mengait lehernya, menjinjitkan ujung kaki, bibir menempel di samping telinganya, meniup sekali dengan pelan, kemudian, jelas sekali bisa dirasakan, tubuhnya yang tinggi besar bergetar hebat, selanjutnya, Desta langsung menggendongnya berjalan cepat ke arah tempat tidur.

Diana dipeluknya dalam dekapan, wajah menempel di dadanya yang kuat dan kekar, mendengar detak jantung dalam rongga dadanya. Sebenarnya, detak jantung Diana lebih cepat darinya.

Terhadap apa yang akan terjadi selanjutnya, dia tidak gugup dan takut itu tidak mungkin.

Tangan Diana memegang erat baju depannya, langkah kakinya sangat stabil, gerakan juga sangat lembut, langsung meletakkan dia ke atas ranjang, lalu, menarik selimut yang ada di samping untuk menutupi tubuhnya, membungkusnya dengan erat.

“Kamu sudah mabuk, tidurlah, selamat malam.” Dia membungkuk dan mencium keningnya sebentar, kemudian, melangkah cepat keluar dari kamar, hanya mendengar suara tutup pintu.

Diana tertegun melihat pintu kamar yang tertutup rapat, agak lama baru menyadarinya, dia bahkan melarikan diri!

Diana duduk dari tempat tidur, sedikit marah melemparkan bantal ke lantai. Apakah dia begitu tidak memiliki pesona dan daya tarik, sudah menarik dia ke atas ranjang masih tidak mau menyentuh dirinya.

Jika dari awal tahu akan begini, dia akan telanjang bulat untuk menggodanya. Tidak seharusnya dia mendengarkan obrolan orang-orang di kamar tidur itu, mengatakan bahwa setengah tertutup setengah terbuka baru memiliki daya tarik terhadap pria.

Pada saat ini, Diana benar-benar menginginkan sebotol anggur, membuat diri sendiri mabuk hingga mati saja. Mabuk sampai mati lebih memiliki harga diri daripada malu hingga setengah mati.

Diana setengah mabuk, kepala agak pusing, yang paling penting adalah hatinya cukup lapang juga, baru saja ditolak oleh pria, tapi tetap bisa tertidur di rumah pria ini.

Diana tidur sampai pagi, tidur cukup nyenyak juga. Setelah merenggangkan pinggang lalu membuka selimut turun dari ranjang.

Pakaiannya diletakan di atas laci samping tempat tidur, sudah dicuci bersih dan dilipat rapi.

Dia mengenakan pakaian, pakaian masih ada aroma samar dari deterjen dan sinar matahari, menciumnya membuat suasana hati menjadi baik.

Diana tahu dia adalah pria baik yang teliti dan perhatian. Jadi, dirinya baru berusaha sekuat tenaga dan sepenuh hati untuk mendapatkannya, baik-baik mencintainya dan bersamanya seumur hidup.

Diana selesai ganti baju, keluar dari kamar dan menuruni tangga kayu solid.

Villa kosong sekali, tidak ada suara sama sekali. Dia berdiri di atas tangga, tepat di saat ingin mengambil ponsel untuk meneleponnya, terdengar suara dari ambang pintu. Desta buka pintu dan masuk ke dalam sambil membawa sarapan pagi.

“Sudah bangun? Ayo, ke sini untuk makan.” Dia tersenyum lembut sambil berbicara padanya.

Diana melihatnya, sedikit banyak merasa canggung. Namun, semalam dia kebanyakan minum, sama sekali bisa pura-pura mabuk hingga tidak tahu apa-apa, tidak mau mengakuinya sudah bisa.

Diana sudah memutuskan untuk tidak mau mengakuinya, jadi, pura-pura tidak terjadi hal apa pun, sambil tersenyum berjalan ke sisinya, mengambil kotak makan dari tangannya “Beli sarapan apa?”

“Wonton kecil.” Desta menjawab.

Diana mendengarnya, mata langsung bersinar.

Desta membuka tutup termos dan memberikan sendok padanya. Diana menggigit wonton, daging yang segar, rasanya sangat lezat.

“Beli di mana wontonnya, enak sekali.” Diana bertanya.

“ Ramsay.” Desta berkata.

“Ah? Pantasan rasanya begitu tidak asing, ternyata wonton dari Ramsay. Toko mereka sudah berdiri sejak lama, tidak ada cabang lain, jangan-jangan kamu mengendarai mobil hingga lebih dari dua jam untuk pergi membelinya.” Diana membelalakkan mata indah untuk melihatnya.

“Lumayanlah.” Desta acuh tak acuh menjawab sepatah.

Diana sedang makan wonton, rasanya manis dan lezat di mulut.

“Kamu tidak makan?” Dia menggigit wonton sambil bertanya.

“Tidak lapar.” Desta berkata.

Jadi, sarapan pagi ini hampir semuanya dimakan oleh Diana dan Desta hanya melihat.

Selesai makan, Desta berada di wastafel mencuci termos, Diana berdiri di belakangnya, bertanya: “Apakah aku boleh berkeliling di villamu?”

“Iya, silahkan.” Desta tanpa membalikkan kepala menjawabnya.

Diana berbalik dan keluar dari ruang makan, berkeliling di lantai atas dan lantai bawah.

Rumahnya sangat bagus, dekorasinya juga sangat bergaya dan berkelas, lingkungan disekeliling juga bagus, cakupan hijau sangat luas, di mana-mana ada tumbuhan dan pepohonan subur, dia berdiri di depan jendela Perancis, mengulurkan tangan membuka jendela, menarik nafas dalam-dalam, masih bisa mencium aroma tanaman. Baunya sangat nyaman.

Dia berdiri di depan jendela, sangat alami melebarkan lengannya, membiarkan matahari menyinari wajah dan tubuhnya, perasaan hangat ini sungguh bagus sekali.

Diana meletakkan lengannya, sepasang lengan kuat melingkari pinggang rampingnya, Diana menoleh, melihat mata hitamnya yang dalam dan bersinar.

“Apakah merasa puas?” Dia memeluknya sambil bertanya.

“Rumah? Lumayan bagus. Selera tuan muda Sunarya selalu bagus.” Diana menjawab sambil tersenyum.

“Jika merasa ada yang tidak puas langsung katakan pendapatmu.” Dia berkata.

“Ini juga bukan rumahku, untuk apa aku memberi pendapat.” Diana asal-asalan mengatakannya.

Desta malah memandanginya, dengan serius mengatakan: “Rumahku adalah rumahmu juga.”

Diana tertegun sejenak, merasa tidak tahu harus bagaimana menanggapinya.

Telapak tangan hangat Desta mengelus pipinya dengan lembut, dengan serius bahkan sangat bersungguh-sungguh bertanya: “ Diane, apakah sekarang kamu sudah benar-benar tidak mabuk lagi?”

Diana mendengarnya langsung terkekeh, telapak tangan memegang keningnya “Desta, kamu tidak demam bukan, aku sudah tidur semalaman, walau alkohol sebesar apa pun juga sudah hilang. Apalagi, sepanjang pagi kamu sudah bicara banyak denganku, aku sadar atau tidak, apakah kanu tidak bisa melihatnya.”

Desta mengangguk “Ya, karena kamu sudah sadar, kalau begitu, apakah aku sudah boleh menjawab pertanyaan semalam?”

“Pertanyaan apa?” Diana melihatnya dengan wajah kebingungan.

Desta sedikit mengerutkan kening, tidak bisa dilihat senang atau marah, tapi ekspresi tetap sangat fokus dan serius “ Diane, jangan-jangan kamu mabuk hingga melupakan semuanya, bahkan melupakan kata-kata yang kamu tanyakan semalam.”

Diana mengedipkan mata indahnya yang besar, kemudian sepertinya teringat dengan pertanyaannya pada dia semalam.

Dia bertanya padanya: Desta, apakah kamu menginginkan aku.

Memikirkan hal ini, seketika wajah Diana memerah.

Desta menatapnya dalam-dalam, melihat dia tersipu malu, sedikit melengkungkan sudut bibir “Sudah mengingatnya? Kalau begitu, apakah sekarang aku sudah boleh menjawabnya?”

“Oh.” Diana menundukkan kepala menjawab sepatah, sekarang giliran dia yang tidak berani mengangkat kepala melihatnya.

Desta mengulurkan tangan mengangkat wajahnya, sambil melihat matanya, menjawab satu huruf demi satu huruf: “Ingin.”

Dia menginginkan dia, selalu menginginkannya, tidak peduli itu tubuh atau hatinya. Hanya saja, walau dia sangat menginginkannya, juga tidak akan mengambil kesempatan di saat dirinya mabuk.

Wajah Diana sudah memerah sekali karena malu, kedua tangan memegang erat kemeja depan dadanya “Kamu, kamu menginginkannya sekarang juga?”

“Bolehkah?” Desta bertanya.

Diana mengangguk dengan wajah tersipu, seperti tidak mendengar lalu jawab sepatah “Eng.”

Kemudian, tidak tahu siapa yang berinisiatif duluan, kedua orang terjerat bersama sambil berciuman, pakaian di tubuh ditarik hingga berantakan sekali.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu