Suami Misterius - Bab 636 Melakukan Paternitas DNA

Pernikahan Ahyon dan Hyesang penuh keributan, dan menjadi bahan pembicaraan orang.

Namun, ini tidak ada hubungannya dengan Gevin.

Dia tidak terlalu akrab dengan Hyesang, dan jarang bergaul.

Jadi, begitu pernikahan selesai, dia tidak sabar langsung pergi.

Gevin mengajak Rahma bertemu di sebuah restoran barat dekat Sutedja Group.

Gevin datang lebih awal.

"Pernikahan berakhir begitu cepat?"

Rahma bertanya dengan ragu.

"Terjadi sesuatu dalam pernikahan.

Tidak tahu mengapa, Risma keluar membuat kekacauan dan menghancurkan pernikahan.

Diperkirakan keluarga Sutedja dan keluarga Mirah mungkin akan kacau untuk sementara waktu."

Gevin menceritakan pada Rahma tentang apa yang terjadi di pernikahan.

Namun, Rahma tidak konsen.

Gevin sepertinya mengetahuinya, jadi bertanya dengan khawatir, "Rahma, ada apa denganmu?

Wajahmu terlihat buruk, apakah telah terjadi sesuatu?"

Rahma mengerutkan bibirnya dan mengangguk.

"Beberapa hari yang lalu, Bobo terluka dan dirawat di rumah sakit, dan juga melakukan transfusi darah."

"Aku tahu tentang ini, bukannya aku yang menyuruh karyawan melakukan transfusi darah untuk Bobo, bagaimana keadaan Bobo sekarang?

Sudah keluar dari rumah sakit?"

"Sudah.

Sebelum keluar dari rumah sakit, Bobo dan Santos melakukan tes paternitas DNA."

Rahma berkata.

"Mengapa tiba-tiba melakukan test paternitas DNA?

Santos curiga Bobo bukan anaknya?"

Gevin tidak menahan diri mengerutkan kening.

"Bukan curiga, tapi pasti."

Rahma menggelengkan kepalanya dan terus berkata: "Meskipun hasil tes belum keluar, tapi golongan darah mereka berbeda, sangat jelas Bobo bukan anak Santos."

"Kalau Bobo bukan anak Santos, mengapa kamu mau menikah dengan pria lumpuh itu!"

Gevin berkata dengan sedikit marah.

Wajah Rahma berubah, dia terlihat ingin menangis.

"Maaf, Rahma."

Kemudian Gevin menyadari kata-katanya agak kasar dan segera meminta maaf.

Rahma menggelengkan kepalanya, dan tersenyum paksa, senyumannya agak canggung.

"Aku juga tidak menyangka.

Bagaimanapun, aku dan Rudy hanya pernah melakukannya sekali, dan saat itu adalah masa periode aman, aku juga tidak menyangka langsung hamil.

Tidak lama kemudian, aku bersama Santos, aku selalu berpikir Bobo adalah anak Santos....." Suara Rahma sangat terisak dan matanya berlinang air mata.

Gevin segera menyerahkan kotak tisu padanya.

Rahma menyeka sudut matanya dengan tisu, dan terus berkata: "Kalau aku tahu Bobo bukan anak Santos, aku tidak akan tergesa-gesa menikah dengannya, dan bahkan putus hubungan dengan ayahku, dan diusir keluarga dari keluarga Mirah."

"Bobo adalah putra Paman?"

Gevin bertanya.

Rahma mengangguk dengan sangat yakin, "Gevin, kamu tahu, aku bukan wanita sembarang.

Aku hanya pernah bersama dua pria, Rudy dan Santos.

Kalau Bobo bukan anak kandung Santos, maka dia pasti anaknya Rudy."

Setelah mendengar, Gevin terdiam sesaat, sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

Ekspresinya terlihat aneh, kedua tangannya memegang gelas dengan erat.

"Gevin, Gevin, apakah kamu mendengarku?"

"Oh."

Gevin Kembali sadar, menatap Rahma dan bertanya, "Aku ingat, ulang tahun Bobo pada bulan Desember, kan."

“Iya, tanggal 5 Desember.”

Rahma menjawab.

Tangan Gevin yang memegang gelas tiba-tiba bergetar, dan minuman di dalam hampir tumpah.

Rahma tidak memperhatikan keanehannya, dia terus berkata: "Gevin, aku benar-benar tidak tahu apa yang seharusnya aku lakukan sekarang.

Kalau Rudy belum menikah, setidaknya aku masih punya harapan.

Bagaimanapun, dia adalah pria yang sangat bertanggung jawab.

Dia pasti akan bertanggung jawab atas Bobo dan aku.

Tapi sekarang dia telah menikah dengan Clara, mereka juga punya anak, Rudy juga memiliki tanggung jawab kepada Clara dan putranya.

Aku tidak tahu, aku benar-benar tidak tahu apa yang akan dia lakukan pada kami setelah mengetahui keberadaan Bobo."

Rahma sangat bingung, dan berkata: "Aku rencana memberitahu Rudy, tidak peduli bagaimanapun, dia adalah ayahnya Bobo, memiliki tugas dan tanggung jawab menafkahi Bobo."

"Rahma, kamu jangan sembarang bertindak!"

Gevin menghentikannya.

Rahma memandangnya dengan bingung.

"Rahma, kamu pergi mencari paman tanpa bukti, paman belum tentu akan mengakuinya.

Kamu sebaiknya melakukan tes DNA dulu."

Gevin berkata.

"Aku akan memberitahunya, dan kalau dia ingin melakukan tes paternitas DNA, aku akan menyesuaikannya kapan saja."

Rahma bersikeras berkata.

"Kalau paman menolak melakukan tes paternitas bersama Bobo, maka gugatan antara kalian akan tertunda.

Kamu seharusnya tahu seberapa hebat kelompok pengacara Sutedja Group, bisa dilihat pada masalah Elanos."

"......" Setelah mendengar kata-kata Gevin, Rahma menjadi ragu-ragu.

"Begitu saja, aku berusaha mengambilkan sampel paman, kemudian kamu melakukan tes paternitas bersama Bobo.

Lalu kamu bisa pergi mencari Paman dengan membawa hasil pengujian paternitas."

Gevin menyarankan.

Rahma berpikir dan mengangguk setuju.

"Kalau begitu harus merepotkanmu."

Setelah berpisah dengan Rahma, Gevin kembali ke rumah.

Di aula lantai pertama, Nyonya tua Sutedja dan Nalan Vi sedang mengobrol, melihat Gevin kembali, Nalan Vi segera bertanya, "Ke mana kamu pergi? Setelah kembali dari Manor Hyesang, aku tidak melihatmu."

"Ya."

Gevin menanggapinya dengan tidak semangat dan langsung berjalan ke atas kamar.

"Haiks, ada apa dengan anak ini, sepertinya kehilangan roh."

Nalan Vi berkata dengan tak berdaya.

Gevin kembali ke kamar, dan tergesa-gesa masuk ke kamar mandi, membuka lemari mencari sisir kayu yang biasa dia gunakan, dan mengambil beberapa helai rambut dari sisir kayu, dan memasukkannya ke dalam kantong plastik yang sudah disiapkan sebelumnya.

Tapi pada saat ini, pintu kamar mandi tiba-tiba didorong terbuka dari luar, Nalan Vi masuk, dan bertanya dengan bingung, "Apa yang kamu lakukan?"

Gevin memegang erat tas plastik di tangannya dan memasukkannya ke dalam saku celana.

"Bu, mengapa kamu masuk tanpa mengetuk pintu?

Betapa malu kalau aku sedang melakukan sesuatu."

"Kamu adalah anakku, malu apaan."

"ibu!"

Gevin berwajah suram.

"Oke, oke, aku tahu."

Nalan Vi mendesak dengan tak berdaya: "Kamu segera bersiap-siap dan mengganti pakaian, mantan istri Rendi telah meninggal, kita akan menghadiri pemakaman."

"Mantan istri Rendi meninggal, apa hubungannya dengan kita?"

Nada bicara Gevin terdengar tidak sabar.

"Mantan istri Rendi adalah ibu mertua pamanmu.

Acara seperti ini, kita tentu harus hadir.

Sekarang Hyesang adalah pemimpin Kota A, menjalin hubungan baik dengannya tidak akan merugikan kita."

"Oke, Bu, aku tahu."

Gevin menjawab dengan acuh tak acuh dan menyuruh Nalan Vi keluar.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu