Suami Misterius - Bab 567 Mencarikan Piggy Betina Juga Tidak Akan Bisa Melahirkan

“Cukup, aku lihat cara apa pun tidak berguna padamu lagi, yang sudah kamu pelajari selama beberapa tahun ini dikemanakan semuanya, berani berteriak pada ibumu, mau jadi apa! Demi seorang wanita, membuat keributan hebat! Jangankan tubuh Ahyon ada kekurangan, walau tidak ada, aku juga tidak akan setuju dia masuk ke dalam rumah ini.

Menikahi wanita seperti ini, hanya akan membuat rumah menjadi tidak tenang.”

Tangan Hyesang Sutedja perlahan diturunkan dari wajahnya, cahaya di matanya sedikit demi sedikit mulai redup, saat bicara lagi, nada bicara tenang tapi sangat dingin sekali, tampangnya yang penuh kegagalan dan sudah menyerah.

“Terserah kalian saja, kalian ingin aku menikahi siapa pun untuk dijadikan hiasan, aku tidak peduli.”

Walaupun kalian mencari seekor babi betina untukku, juga jangan berharap bisa melahirkan anak.”

Hyesang Sutedja selesai bicara, berbalik dan langsung pergi.

“Hyesang!”

Tary Cut mengejar beberapa langkah, tentu saja tidak terkejar, malah hampir terjatuh di depan pintu.

“Sudahlah, hari ini juga sudah cukup ributnya, kalian pulang saja.”

Dimas Sutedja berkata pada Demian Sutedja dan istrinya, kemudian, memapah Tary Cut kembali ke kamar.

Tary Cut memiliki penyakit hipotensi, setelah makan obat, berbaring di kasur, raut wajah tetap tidak baik, mata merah dan bengkak.

“Anak durhaka ini, jika tahu begini lebih baik pada saat itu tidak melahirkannya!”

Tary Cut tetap menangis dengan suara rendah.

Pada saat itu, dia adalah guru Demian Sutedja.

Demian sudah kehilangan ibunya dalam usia kecil, lebih pendiam dari teman-teman sebayanya.

Tary Cut sangat suka dengan anak lelaki kecil yang pendiam dan dewasa sebelum waktunya ini, sangat perhatian dan menjaganya.

Awalnya, hanya mengurus studinya, kebelakangnya, perlahan-lahan menjaga kehidupan sehari-harinya.

Pada waktu itu, Dimas Sutedja sangat sibuk dalam pekerjaan, hampir tidak ada waktu untuk mengurus dan mengajari putranya, biasanya diserahkan pada pengasuh, jika melakukan kesalahan langsung pukul tanpa mengatakan apa pun.

Ada sekali, Demian Sutedja dipukul, lari dari rumah, Tary Cut yang menemukannya, dan membawa dia pulang ke rumahnya sendiri.

Kemudian, Dimas Sutedja langsung menyerahkan anaknya untuk dijaga Tary Cut, membayar biaya hidup Demian Sutedja setiap bulannya.

Karena anak, di antara mereka baru ada hubungan, setiap kali Dimas Sutedja pulang dari perjalanan bisnis, sebagai simbolis akan membawakan oleh-oleh untuk Tary Cut, jika terlalu mahal Tary Cut akan menolaknya, sikap juga tidak terlalu peduli padanya.

Dibandingkan dengan para gadis muda yang selalu mendekatinya setelah tahu dia berkedudukan dan kaya, Tary Cut seperti sepasang bunga lili yang putih bersih.

Hanya saja, Tary Cut seorang gadis lajang, membawa anak sebesar Demian Sutedja, pasti akan menimbulkan banyak gosip.

Semua kata-kata itu, ada yang sangat tidak enak didengar.

Ada sekali, Dimas Sutedja melihat dengan mata kepalanya sendiri Tary Cut digunjing orang , kata-kata itu sungguh tidak enak didengar.

Pada saat itu Dimas Sutedja sangat malu dan marah sekali, berkata pada Tary Cut, “Kalau tidak, kamu menikah denganku saja, kita sudah menikah, orang lain juga tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.”

Sebenarnya, pada saat itu Dimas Sutedja memiliki perasaan baik pada Tary Cut.

Dan dalam hati Tary Cut juga sangat mengagumi pria ini.

Dimas Sutedja dewasa dan mantap, tampan juga kaya, selain pernah menikah sekali dan memiliki seorang putra, sungguh tidak ada kekurangan apa-apa lagi.

Tapi bagi Tary Cut, dia memiliki kesadaran diri, dia berasal dari keluarga biasa, ingin menjalin hubungan dengan keluarga Sutedja pemimpin dalam empat keluarga besar itu hal yang tidak mungkin.

Jika Dimas Sutedja bukan seorang duda, juga tidak akan menyukainya.

Tapi, Dimas Sutedja menikahinya, juga ada persyaratan, yaitu setelah mereka menikah tidak boleh melahirkan anak lagi.

Pada saat itu Tary Cut tidak bisa menerimanya, untuk itu, putus kontak dengan Dimas Sutedja, bahkan Demian Sutedja juga dikirim kembali ke keluarga Sutedja.

Saat itu umur Demian Sutedja masih kecil, sangat bergantung pada Tary Cut.

Belum lama setelah dia dibawa kembali ke keluarga Sutedja, sudah terjadi banyak masalah.

Suatu malam, Demian dengan kaki telanjang dan mengenakan baju tidur muncul di depan rumah Tary Cut.

Ternyata, Dimas Sutedja melakukan perjalanan bisnis, pengasuh baru mengambil kesempatan di saat anak tertidur untuk pergi berkencan dengan pacarnya.

Setelah anak terbangun karena suara petir, ketakutan dan terus menangis, berdasarkan ingatan, terhuyung-huyung lari ke rumah Tary Cut.

Kehujanan sepanjang malam, keesok harinya anak jatuh sakit, terus demam tinggi, demam hingga mengalami mimpi buruk, ketika tertidur terus melambaikan tangan memanggil mama.

Tary Cut merasa hatinya hancur, akhirnya membulatkan tekad untuk menikah dengan Dimas Sutedja.

Pada saat itu, dia berpikir dalam hati, Demian sejak kecil tidak memiliki ibu, usia juga masih kecil, dan sangat bergantung padanya.

Hati manusia terbuat dari daging, asalkan dia memperlakukan Demian sebagai anak kandung sendiri, kelak, setelah anak dewasa, juga akan menganggapnya sebagai ibu kandung.

Jadi, apakah anak kandung atau bukan juga tidak ada bedanya lagi.

Setelah dia menikah dan masuk dalam keluarga Sutedja, kehidupan juga dijalani dengan lancar.

Demian baik dan patuh, Dimas Sutedja sangat perhatian dan menghormatinya.

Dia berjalan di luar sana, juga seorang nyonya Sutedja yang sangat bermartabat.

Tapi, Demian Sutedja perlahan mulai tumbuh dewasa, tidak terlalu menempelnya seperti waktu masih kecil.

Dimas Sutedja sibuk dengan pekerjaan, waktu untuk menemaninya juga pasti terbatas.

Teman dan kerabat Tary Cut juga satu per satu mulai menikah, memiliki anak sendiri, melihat mereka menggendong bayi kecil yang mirip wajah mereka sendiri, Tary Cut baru merasakan kekecewaan dan kepedihan dalam hati.

Seorang wanita, seumur hidup bahkan tidak memiliki keturunan sendiri, pada akhirnya itu adalah penyesalan terbesar.

Karena pernah mengalaminya, jadi, tidak ada orang yang lebih tahu kepedihan dan penderitaan ini dari pada Tary Cut.

Dia bersikeras tidak ingin putranya mengulangi jalan lamanya, menikahi seorang wanita yang tidak bisa melahirkan.

Jika bukan karena dia hamil Hyesang Sutedja secara tidak sengaja, sampai hari kematiannya, dia juga akan membawa penyesalan ini ke dalam kuburan, bahkan tidak ada garis keturunan yang tertinggal.

Untung saja, dia sudah memiliki Hyesang Sutedja.

Bagaimanapun, tidak ada metode kontrasepsi yang terjamin berhasil 100 persen, Tary Cut bisa hamil, bahkan dirinya sendiri juga tidak percaya.

Tapi, dia juga takut Dimas Sutedja dan putranya merasa dia sudah lama merencanakan hal ini, wanita yang penuh perhitungan demi kepentingan sendiri.

Tiba saat itu, meskipun dia ada ribuan kata juga tidak bisa menjelaskannya lagi.

Untuk itu, Tary Cut tidak memberitahu Dimas Sutedja tentang kehamilannya, melainkan diam-diam pergi ke rumah sakit seorang diri, membuat janji dengan dokter untuk aborsi, berencana diam-diam melakukan aborsi.

Tapi, Dimas Sutedja tetap mengetahuinya.

Dia duduk sendirian di depan pintu ruang operasi, ketika sedang menangis tersedu-sedu, tiba-tiba Dimas Sutedja muncul, dan, membawanya pulang ke rumah secara paksa.

Dia berkata padanya, “Jika kamu menginginkan anak ini, maka dipertahankan saja.”

Saat itu, dia mengajukan syarat untuk tidak melahirkan anak, semua itu demi mempertimbangkan Demian.

Takut Tary Cut memiliki anak kandung sendiri, akan bersikap tidak baik pada Demian.

Tapi mereka telah hidup bersama selama beberapa tahun, dia juga sudah cukup memahami wanita yang tidur di sampingnya ini.

Dia lembut dan berhati baik, pintar tapi tidak kehilangan sifat alaminya.

Meskipun ada sedikit trik kecil tapi tidak membahayakan.

Bagaimanapun, dalam keluarga seperti mereka ini, menikahi seorang wanita yang bodoh malah akan memperburuk masalah.

Sekarang, Demian juga sudah mulai tumbuh dewasa, walau memiliki anak lagi juga tidak akan mengancam posisi anak pertama, kelak kedua anak masih bisa saling menemani.

Apalagi, Demian kegirangan sekali, setelah tahu kalau mamanya mengandung adik laki-laki, dia bahkan tertawa dalam mimpinya.

Dengan begini, Hyesang Sutedja dilahirkan di bawah harapan seluruh anggota keluarganya.

Putra ini, sejak kecil sangat pintar, karena anak yang didapatkan dalam usia tua, seluruh anggota keluarga memanjakannya, sehingga membuatnya tak terkendali dan sesuka hati, sifat sangat sombong dan berkuasa.

“Kamu tidak perlu menghiraukannya, diamkan dia dulu untuk sementara waktu, aku malah mau lihat, hal apa yang bisa dia lakukan.”

Dimas Sutedja merasa kesal mengatakannya.

Tary Cut sambil menyeka air mata, sambil menggeleng kepala.

“Aku mengerti sifat Hyesang, sejak kecil sampai dewasa, apa yang dia inginkan, apa yang mau dia lakukan, tidak ada yang tidak dia dapatkan.

Masalah Ahyon, jika kita tidak menyetujuinya, dia pasti tidak akan rela menyerah.”

Ramzez Mirah berkata: apakah lebih penting tidak memiliki cucu, atau kehilangan seorang putra, menyuruh dia baik-baik memikirkannya.

Begitu Tary Cut terpikir kata-kata ini, langsung tidak bisa menahan diri merasa ketakutan.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu