Suami Misterius - Bab 1183 Bagaimana Jika Tidak Bisa Dicairkan

Masakan Alfy biasa-biasa saja, tapi dia sangat terampil dalam pekerjaan rumah. Dia membersihkan piring dan menyimpannya di lemari desinfeksi dalam waktu singkat. Dapur juga menjadi bersih dan rapi.

Dia mencuci tangan, keluar dari dapur, lalu membawa Keyra kembali ke ruang tamu.

Keduanya duduk di sofa ruang tamu dan menonton TV sebentar. Keyra setengah bersandar di pelukan Alfy, sementara Alfy memfokuskan pandangan ke arah Keyra, mata penuh kasih sayang.

Mengenai apa yang ditayangkan di TV, tidak ada yang peduli.

Keyra sangat ingin bermalas-malasan di pelukan Alfy untuk selamanya, tapi sinar terakhir matahari terbenam akan segera menghilang, hari sudah mulai gelap. Jika dia tidak pulang sekarang juga, kakaknya pasti akan menghantamnya.

“Aku, aku sudah harus pulang.” Keyra mendudukkan diri sambil berkata.

“Iya, aku tahu, rumahmu ada jam malam.” Alfy tersenyum hangat, mengelus kening Keyra dengan jarinya yang panjang.

Dia lalu berdiri, mengambil mantel dan kunci yang tergantung di gantungan, berkata, "Aku akan mengantarmu pulang."

"Tidak perlu." Keyra menggelengkan kepala dan menunjuk ke luar jendela. "Kakakku sudah datang untuk menjemputku."

Nada suaranya agak tidak berdaya, dia merasa kehidupannya seperti kembali ke dulu.

Ketika Keyra masih sekolah, entah itu berkumpul dengan teman sekelas atau pergi ke rumah teman untuk mengerjakan tugas, dia selalu dibatasi, ayahnya selalu menjemputnya tepat waktu.

Keyra pernah menyatakan ketidakpuasan dan penolakannya terhadap hal ini, mengapa hanya dirinya yang diawasi, sedangkan Desta tidak.

Saat itu, ayahnya berkata dengan lugas: "Bisakah anak perempuan sama dengan anak laki-laki. Melahirkan anak laki-laki, aku hanya perlu mengawasi dirinya. Melahirkan anak perempuan, aku ingin mengawasi semua anak laki-laki di dunia ini kalau bisa."

Sekarang, ayahnya akhirnya berhenti mengawasinya, gantian kakaknya mengambil alih.

Alfy memakai mantel. Setelah mendengar kata-kata Keyra, dia terdiam beberapa saat, lalu tertawa.

Dia adalah seorang pria, dia tentu mengerti pengawasan Keluarga Sunarya yang begitu ketat agaknya karena mereka takut dia dan Keyra akan memiliki hubungan sebelum menikah. Lebih jelas lagi, mereka takut dia akan menipu perasaan Keyra.

“Kalau aku punya adik, aku juga akan mengawasinya supaya dia tidak tertipu.” Alfy menggandeng tangan Keyra, berkata dengan lembut.

Jika ibunya tidak meninggal, jika hubungan orang tuanya tidak bermasalah, maka dia tidak akan menjadi anak tunggal. Dia pasti akan memiliki adik laki-laki atau perempuan dan dia mungkin akan mencintai mereka seperti Desta mencintai Keyra.

“Ayo, aku bawa kamu ke bawah.” Ujar Alfy.

Alfy menggandeng Keyra ke lift. Keyra teringat bahwa kasus yang sedang ditanganinya memerlukan bantuan Alfy untuk membujuk staf.

Sungguh pacaran diutamakan daripada hal lain. Dia hampir melupakan hal penting.

"Alfy, ada sesuatu yang lupa kuberitahukan padamu." Keyra menceritakan secara kasar tentang apa yang terjadi.

Setelah mendengarkan, Alfy mengangguk dan berkata, "Kirim informasi orang ini padaku, aku akan menanganinya untukmu."

“Apakah kamu akan merasa kesulitan?” Tanya Keyra. Dia tidak ingin terlalu merepotkannya.

“Tidak.” Jawab Alfy sambil tersenyum. Dia bersedia menuruti permintaan pacarnya.

Apalagi, permintaan Keyra tidak berlebihan. Kalaupun itu adalah permintaan pengacara biasa yang tidak berhubungan dengannya, walau dia tidak akan menanganinya sendiri, dia juga akan menyuruh bawahan untuk bekerja sama dengan pengacara tersebut.

Karena bagaimanapun ini merupakan kasus yang melibatkan nyawa manusia, sebagai warga negara wajib bekerjasama dalam penyidikan.

Keyra sangat senang ketika melihat Alfy mengangguk setuju. Dia berjinjit dan mencium pipinya sebagai hadiah.

Saat ini, kedua orang sudah keluar dari pintu gedung dan berdiri di atas anak tangga. Di bawah naungan pepohonan yang tidak jauh, terparkir BMW X6 hitam milik Desta.

Alfy tersenyum hangat, mengulurkan tangan untuk meraba pipi yang baru dicium Keyra, lalu menoleh untuk melihat BMW yang diparkir tak jauh dari mereka.

Saat ini, pintu mobil kebetulan terbuka. Desta turun dari mobil, melihat ke arah mereka.

Langit gelap dan lampu jalan di kompleks yang berwarna kuning remang-remang. Di bawah pancaran lampu seperti ini, penglihatan orang terbatas. Alfy secara naluriah merasakan kedinginan Desta.

Keyra tidak menyadarinya, dia menarik Alfy ke arah Desta.

"Kakak, kamu sudah datang."

“Iya.” Desta menjawab dengan datar, pandangannya tertuju pada Alfy.

Alfy menyapa Desta terlebih dahulu, sopan dan santun, tidak menampakkan antusias dan sanjungan yang berlebihan.

Desta mengangguk sebagai jawaban, tidak terlalu ramah. Selanjutnya, pandangannya tertuju pada Keyra dan berkata, "Masuk ke dalam mobil."

Keyra dengan patuh mengikuti perintah Desta untuk masuk ke dalam mobil. Dia lalu menurunkan kaca jendela, tersenyum dan melambaikan tangan kepada Alfy.

Mobil telah keluar dari kompleks, Keyra menaikkan jendela, duduk tegak dan mengencangkan sabuk pengaman.

“Apakah perlu begitu enggan untuk meninggalkannya?” Desta memegang setir dengan satu tangan, menoleh ke Keyra.

“Apakah kamu perlu mengawasiku dengan begitu ketat?” Tanya Keyra tanpa menjawab, “Saat kamu dan Diane pacaran, apakah Diane tidak pernah tidak pulang pada malam hari? Jangan lupa bahwa kalian melakukan hubungan intim sebelum menikah.”

"Kalaupun aku dan Diane berhubungan intim sebelum menikah, tapi aku pasti bertanggung jawab. Apakah kamu yakin Alfy bakal bertanggung jawab?"

Keyra menggerakkan bibir, tapi akhirnya tidak mengeluarkan suara.

Meski demikian, dia yakin dia tidak akan salah dalam menilai orang, dia juga yakin Alfy bukanlah orang yang tidak bertanggung jawab. Tetapi dalam kebanyakan waktu, kata-kata tidak boleh dikeluarkan semua dengan penuh yakin. Jika tidak, itu akan memberi pukulan yang berat.

Dia memang sangat menyukai Alfy, tapi dia juga memang belum mengenalnya lebih dalam.

Waktu mereka kenal dan pacaran masih terlalu singkat. Karakter serta temperamen seseorang tidak dapat dipahami dengan jelas hanya dengan mengandalkan beberapa data survei, juga tidak dapat dikenali hanya dengan makan dan menonton bersama beberapa kali. Bagaimanapun, terlalu banyak orang yang lihai berakting.

Keyra tumbuh tanpa beban di bawah pengawasan orang tua dan kakaknya, tetapi itu bukan berarti dia bodoh atau naif. Kata-kata seperti menyerahkan diri kepada pria hanya sekadar diomongkannya. Jika sampai pada aksi, dia benar-benar tidak memiliki keberanian seperti Diane.

“Walau kamu tidak mengawasiku, aku pun tidak akan bermalam di rumahnya.” Kata Keyra setelah hening sejenak.

Dia dan Alfy baru saja pacaran. Kencan yang dilalui mereka bahkan bisa dihitung dengan lima jari. Mereka masih jauh dari tingkat saling tidak meragukan sesama.

Jika Alfy menariknya ke ranjang dengan tergesa-gesa, dia malahan harus memikirkan apakah pria ini layak dipercaya.

Jika dia berhubungan intim dengan Alfy dengan begitu mudah, Alfy mungkin tidak akan terlalu menghargainya karena terlalu mudah untuk didapatkan.

"Baguslah kalau kamu mengerti. Menetapkan jam malam adalah untuk kebaikanmu." Sambil memperhatikan jalan di depan, Desta melanjutkan: "Aku tidak mendiskriminasi keluarga dengan orang tua tunggal, tetapi secara objektif, orang yang tumbuh dalam keluarga orang tua tunggal kurang lebih memiliki kekurangan dalam kepribadian. Alfy merupakan orang yang terlalu cuek dan dingin."

“Tidak peduli seberapa dingin esnya, es tetap bisa dicairkan.” Jawab Keyra.

"Keyra, jangan memikirkan segalanya dengan terlalu indah. Pernahkah kamu berpikir, bagaimana jika kamu tidak bisa mencairkannya."

Kata-kata Desta membuat Keyra tenggelam dalam renungan dalam.

Ruangan mobil masuk ke dalam keheningan singkat.

Setelah keheningan, Keyra menoleh untuk melihat Desta dan berkata dengan serius, "Kakak, aku benar-benar sangat menyukainya."

"Aku tahu." Desta memandang depan, menjawab, "Aku akan berusaha sebisa mungkin untuk tidak mempersulitnya."

Mengenai sebisa apa, itu tergantung performa Alfy.

Jika Alfy berani menindas adiknya, maka habislah dia.

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu