Suami Misterius - Bab 336 Sudah Sedikit Terlambat Untuk Ajukan Pernikahan

"Kak Luna, kenapa kamu ada di sini?"

Luna menunjuk ke dokumen di atas meja teh. "Aku bawakan beberapa materi tentang konser."

"Oh." Clara menjawab, lalu berkata lagi: "Dokumen bisa dikirim lewat email, tidak perlu secara khusus bawa kesini."

"Ada beberapa dokumen yang membutuhkan tandatangan kamu." Luna berkata, dan bertanya, "Syuting kali ini hampir selesai. Ketika kamu pulang nanti, kamu harus bersiap diri untuk konser, berlatih menyanyi dan menari. Kamu pasti akan sangat sibuk."

"Oh." Clara menjawab singkat, kelihatannya tidak berdaya dan kecapean. Tadi malam, bergumul dengan Rudy, tenaga dan energi terasa belum sepenuhnya pulih, lalu dia harus syuting malam lagi.

Clara terpikir setelah syuting ini selesai semua, dia masih harus terus bekerja keras. Dia merasa sedikit kehabisan nafas dan kelelahan.

"Ada apa? Kelihatannya ada sesuatu," Luna bertanya, mengangkat gelas airnya.

Clara ragu-ragu sejenak, dan kemudian, dengan wajah serius, berkata kepadanya, "Kakak Luna, aku ingin menikah."

Air yang baru saja diminum Luna hampir saja menyembur keluar, dan dia batuk tanpa henti. Setelah sekian lama, Luna bertanya, "Kamu bilang apa tadi?"

"Aku bilang, aku ingin menikah dengan Rudy." Clara mengulangi apa yang baru saja dikatakannya.

Clara hanya sekedar ingin memberi info awal kepada Luna, Tanpa diduga, respons Luna begitu besar.

Luna mendatanginya dan memegang dahinya Clara.

"Kamu tidak demam kok, kenapa ngawur dan konyol sekali." Luna bernafas lebih cepat, "Clara, Nona besar Clara, siapa yang waktu itu bilang tidak punya rencana untuk menikah dalam beberapa tahun ini? Hubungan tersembunyi antara kamu dengan Tuan Keempat Sutedja akhirnya terungkap. Ya, itu kecelakaan, anggap saja karena tidak hati-hati. Aku bisa mengerti, tapi sekarang kamu tiba-tiba ingin menikah, ada apa sebenarnya? "

Luna berkata, sambil menatap ke bawah, tanpa sadar menatap ke perut Clara, "Jangan bilang kamu ingin ajukan pernikahan karena sudah hamil?"

Clara: "…....."

Putranya saja sudah bisa lari, mau ajukan pernikahan karena alasan itu, mungkin sudah sedikit terlambat.

"Kakak Luna, kamu berpikir terlalu jauh." Clara menjawab dengan canggung.

“Lalu mengapa kamu tiba-tiba ingin menikah? Jangan bilang, kamu hanya iseng saja.” Luna mulai merasakan sakit kepala.

"Memang tiba-tiba ada dorongan hati untuk segera menikah. Awalnya, aku bermaksud memberi diriku sendiri waktu selama sepuluh tahun untuk melakukan apa yang ingin aku lakukan dan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milikku. Tapi aku tidak berpikir begitu lagi sekarang."

Clara duduk di sofa dan menuang segelas air untuk dirinya sendiri.

Tubuhnya Clara bersandar di sofa, memegang air hangat di tangannya, kepalanya sedikit terkulai, matanya yang jernih tertuju pada air dalam gelasnya, nadanya lembut dan tenang, "Mungkin Rudy telah menyentuh terlalu banyak suka dan duka aku baru-baru ini, dan aku tiba-tiba merasa bahwa hidup ini terlalu singkat. Kita hidup hari ini dan tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok. Aku tidak ingin meninggalkan sebuah penyesalan.”

Luna hanya bisa memalingkan matanya, Clara mengatakan begitu, seolah-olah dia hanya bisa hidup hari ini dan akan mati besok.

"Bagaimana dengan karirmu? Apa yang seharusnya menjadi milikmu, kamu sekarang tidak menginginkannya lagi?" Tanya Luna.

"Ketika aku sudah menikah nanti, aku juga bisa menjalankan bisnis dan terus berurusan dengan orang-orang dari keluarga Santoso. Tidak ada konflik," kata Clara sambil tersenyum.

"Kamu tidak menikah sekarang juga tidak masalah. Akta nikah itu hanya selembar kertas saja," kata Luna tanpa daya.

Sesudah Clara mendengar itu, mengangguk, "Yah, aku dulu juga berpikir, selama dua orang memiliki perasaan yang baik, ada akta nikah atau tidak, itu tidak masalah. Tapi sekarang, aku tidak berpikir begitu lagi. Dengan selembar kertas itu, itu baru bisa disebut sebagai pernikahan. Pernikahan adalah komitmen yang bisa aku berikan kepadanya dan tanggung jawab yang bersedia Rudy tanggung nanti. Kalau misalnya aku bisa pakai gaun pengantin dan menikah dengannya, itu akan jauh lebih baik dan indah. "

"Pernikahan adalah kuburan cinta." Luna menyesal karena dia dan Gusti memiliki hubungan yang sangat baik sebelum mereka menikah. Tapi ternyata pernikahan malah tidak berhasil membuat mereka tambah kokoh, malah sebaliknya, hubungan mereka lebih cepat runtuh dan berantakan.

"Mungkin." Clara tertawa dan berkata, "Tetapi jika tidak ada pernikahan, cinta juga akan mati tanpa jejak."

Luna: "…....."

Luna tersedak lagi oleh kata-kata Clara. Akhirnya, Luna hanya bisa mengangguk saja.

"Yah, karena keputusan kamu sudah bulat, Aku juga tidak bisa menghentikan kamu. Namun, aku hanya minta, berita pernikahan atau pertunanganmu hanya dapat dirilis setelah konser. Selain itu, pernikahan akan berdampak pada ketenaran dan kemajuan karir artis itu sendiri. Kamu harus memiliki persiapan psikologis. "

Sesudah itu, Luna menambahkan, "Aku tahu bahwa Nona Besar Clara tidak membutuhkan uang. Apalagi menjadi Nyonya Rudy, Kamu lebih tidak peduli dengan uang. Namun, aku masih ingin memberi kamu sebuah nasehat, sehebat apapun seorang pria saat ini, kamu tidak bisa mundur ke belakang layar lalu menjadi istri dan ibu yang baik saja. Seorang wanita harus memiliki karir sendiri, tidak peduli seberapa besar villa yang kamu tempati nanti, kamu tidak boleh terjebak dalam dunia yang begitu kecil. Apabila kamu terjebak, dunia kamu akan menjadi sempit dan komunikasi antara kalian akan menjadi semakin sulit. Jika antara suami dan istri sudah tidak bisa berkomunikasi lagi, tidak peduli seberapa baik hubungan kalian, itu akan muncul banyak masalah nanti. "

Luna menatap Clara dari atas sampai ke bawah dengan matanya dan tersenyum samar. "Kamu belum melewati periode hasrat atau dengan kata lain kalian sekarang dalam periode lagi sayang-sayangnya, kalian sekarang saling kangen dan membutuhkan, jadi komunikasi tubuh sudah cukup. Setelah periode hasrat ini berlalu, hari-hari kalian perlahan akan menjadi hambar, dan komunikasi spiritual akan memainkan peran utama dalam kehidupan kalian."

Pipi Clara sedikit merah. Meskipun dia merasa sedikit malu, tapi dia tahu bahwa kata-kata Luna berasal dari lubuk hatinya.

"Kakak Luna, aku mengerti bahwa pernikahan dan karier sama pentingnya bagi wanita dan perlu dikelola dengan baik."

"Baguslah kalau kamu mengerti." Luna meraih dan menepuk pundaknya, tersenyum dan berkata, "pernikahan adalah hal yang baik, aku ucapkan selamat padamu."

"Terima kasih." Clara berkata.

……

Satu bulan kemudian, syuting serial TV selesai dan para kru dibubarkan.

Setelah Clara terbang kembali ke kota A, hal pertama yang dia lakukan adalah pulang ke rumah, Dia sudah kangen sekali dengan putranya.

Ibu dan putranya berpelukan, ada ciuman bertubi-tubi dan canda tawa, saling melepas kangen.

Wilson memeluk leher Clara dan mencium wajahnya terus menerus. Sambil mencium, sambil berkata, "Bu, aku menyukaimu."

Clara merasa dipuja dan tersentuh oleh Wilson.

Sus Rani melihat itu, langsung merasa cemburu. "Si kecil ini, aku sudah merawatnya sepanjang hari, dan aku belum pernah merasakan dia sedekat dan semesra ini."

Begitu Sus Rani selesai mengatakan itu, Wilson langsung berlari ke sisinya, memeluk dan memanjat ke atasnya lalu menciumnya, "Wilson juga menyukaimu."

Sus Rani merasa terhibur olehnya dan tersenyum, setelah itu, memeluknya ke arah Clara, "Kalian ibu dan anak melepas kangen dulu, aku pergi ke dapur untuk membuat makanan lezat untuk kalian."

Clara hanya bisa bermain dengan Wilson selama satu hari saja. Keesokan harinya, dia sudah mulai sibuk lagi.

Konser tidak hanya berdiri di atas panggung dan menyanyikan beberapa lagu saja, tidak sesederhana itu. Nyanyian langsung jauh lebih banyak tuntutan daripada di dalam studio, karena tidak bisa edit jika terjadi kesalahan, Jika nyanyian langsung tidak selaras dengan musik atau lupa lirik, tentunya akan sangat memalukan.

Karena itu, kesibukan dan agenda Clara saat ini, latihan yang paling utama adalah menyanyikan lagu secara langsung. Selain berlatih menyanyi, menari adalah yang paling membuat dia sakit kepala.

Meskipun Clara memiliki beberapa keterampilan dasar dalam menari, tapi itu sudah ditinggalkan selama beberapa dekade. Terlebih lagi, apa yang dia pelajari ketika dia masih pemula adalah balet, dan apa yang harus dia lakukan di konser adalah tarian modern. Clara dari sore sampai malam, waktunya selalu dia habiskan di ruang dansa, dilatih oleh guru bimbingan yang profesional.

Menari menghabiskan banyak tenaga, setiap kali Clara pulang ke apartemennya, hari sudah malam, Dia terlalu lelah, bahkan untuk beranjak dari tempat tidur saja sudah tidak mampu.

Rudy bertugas memijatnya dari kepala hingga kaki.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu