Suami Misterius - Bab 8 Dia Punya Caranya Sendiri

"Clara datang, bagaimana tidur semalam?" Rina melihat ke arah Clara, bertanya dengan ekspresi yang tulus. Orang yang tidak tahu akan mengira kalau dia ibu kandung Clara.

"Santi, ambilkan bubur, Clara tidak suka makan ini." Rina kembali memerintah pembantu.

"Terima kasih tante, tidak disangka tante masih ingat makanan kesukaanku." Clara berbicara sambil tersenyum, menundukkan kepala makan bubur.

Yanto sudah selesai makan, meletakkan mangkok dan sumpit, Rina segera mengambil tissue dan memberikan ke Yanto, perhatiannya begitu menyeluruh, di dalam rumah di luar rumah siapa yang tidak memuji Rina.

"Papa, ada yang aku mau bicarakan sama papa." Sebelum Yanto berdiri, Clara membuka suara.

"Tentang apa?" Yanto bertanya, sikapnya tidak hangat juga tidak dingin.

"Semester ini aku sudah tidak ada kelas lagi, aku bisa lulus dan mulai magang. Aku mau membantu di perusahaan." Clara berbicara.

Tianxing media adalah perusahaan milik keluarga ibu Clara, Evi. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang ditinggalkan ayah Evi, kakek Clara. Sebelum kakek meninggal, sebagian besar saham perusahaan diatasnamakan Clara, karena usia Clara masih kecil, perusahaan itu dikelola oleh Yanto dan Rina.

Adik sepupu Rina, Heru, saat ini menjabat sebagai ceo Tianxing media.

"Mengelola perusahaan sangat melelahkan, Clara, kamu seorang perempuan, kelak kamu akan menikah, diam di rumah jadi nona besar kan enak. Gadis bodoh. Kan ada paman kamu yang menggantikan mengelola perusahaan, apa yang masih kamu khawatirkan."

Rina berkata seperti itu, tentu saja tidak ingin Clara mengambil kembali perusahaan. Sejak awal dia ingin menjadikan perusahaan itu sebagai miliknya.

Raut wajah Yanto berubah, berkata, "Yang dikatakan tantemu itu benar, perempuan tidak seharusnya mengelola perusahaan. Aku menyiapkan tempat untukmu di dinas kebudayaan, kamu bisa magang disana."

Tianxing media, sudah mereka ambil, mana mungkin dengan mudah mereka lepaskan.

Clara menyeringai, pandangannya dingin, menundukkan kepala makan roti, tidak berkata-kata.

Tepat seperti yang dia duga, mereka tidak akan dengan mudah melepaskan, tapi Clara punya caranya sendiri.

……

Kehidupan malam di Shanghai orang seperti apapun ada disana, hiburan untuk laki-laki kaya, makam untuk wanita cantik.

Clara berjalan disana, hatinya tidak tenang.

"Melanie, kamu yakin Roy ada disini?" Clara bertanya berjalan mengikuti wanita di depannya.

Melanie adalah anak perempuan Wulan, dari kecil mereka adalah teman bermain.

"Orang yang kita sewa untuk jadi mata-mata mengatakan seperti itu. Wakil Direktur Roy kemarin malam menginap disini, sekarang masih belum pergi dari sini."

Roy adalah Wakil Direktur Tianxing media, pemegang saham kedua. Sebagian aset perusahan milik dia, asal bisa mendapatkan dukungan darinya, Clara ingin masuk ke perusahaan tidak sulit.

Tapi untuk bisa mendapatkan dukungan dari dia juga tidak mudah, paling tidak, harus tahu kelemahannya.

Roy pintar merayu, satu-satunya kelemahan dia adalah dia seorang hidung belang, jelas-jelas di rumahnya ada istrinya yang galak.

Saat mereka berdua sedang berbicara, tiba-tiba, ada seorang laki-laki mabuk yang muncul, satu tangannya memegang pergelangan tangan Clara, kemudian mendekat ke Clara.

"Kamu pelacur baru ya, wajah ini, postur tubuh ini, bagus sekali. Ayo, sini, aku puaskan kamu."

Bau bir sangat menyengat, Clara merasa mual, tangan dan kakinya mendorong laki-laki itu, "Pergi, aku bukan pelacur!"

Alat kelamin laki-laki itu ditendang, dia langsung jatuh. "Aih, perempuan yang seperti ini, aku suka. Datang kesini, masih bilang bukan pelacur, tidak ingin menjual bukan karena harganya belum cocok. Harga segini, bagaimana?"

Laki-laki itu mendekat lagi ke Clara, Clara kesal, memegang tangannya, menggigit sekuat tenaga.

"Ah!" Laki-laki itu tidak menyangka Clara berani menggigit orang, dia berteriak karena kesakitan, melambaikan tangan kemudian pergi.