Suami Misterius - Bab 103 Manusia Takut Menjadi Terkenal, Babi Takut Menjadi Kuat

Pramugari bekerja di pesawat sepanjang tahun, meskipun pesawat mengalami gelombang, nampan di tangannya juga tidak mungkin menjadi tidak stabil. Beberapa manik-manik biasa ini yang membuat masalah, dan membuat pramugari tergelincir.

“Aku dapat menemukan manik-manik ini, Yunita dan asistennya juga tidak buta.” Luna berkata.

“Lalu kenapa, siapa yang bisa membuktikan kalau aku yang melakukannya.” Clara menepuk tangan Luna, dan kedua manik-manik itu jatuh ke lantai.

“Perlukah menggunakan bukti? Yunita bukan keluar tanpa membawa otak, dia dapat menebaknya. Dalam pesawat ini, orang yang akan memainkan trik ini menentangnya, siapa lagi selain kamu.” Luna berkata.

“Menebak dan memiliki bukti adalah dua konsep yang berbeda.” Clara berpenampilan tidak takut pada apapun.

Tanpa bukti, meskipun Yunita tahu dia yang menyebabkan ini, dia juga tidak dapat melakukan apapun padanya.

Tidak berdaya, Luna mengulurkan tangan dan mengetuk kepala Clara. “Karakter Yunita yang suka membalas dendam, pasti akan mencarikan masalah padamu.”

“Kalau aku tidak melakukannya, dia juga akan mencarikan masalah padaku.” Clara menjawab.

Clara bukan lagi gadis naif, yang hampir bodoh tidak mampu melawan dan memarahinya. Sekarang kalau seseorang menamparnya, dia akan langsung menampar kembali tanpa ragu-ragu.

Yunita menumpahkan jus jeruk padanya di upacara penghargaan, sekarang dia hanya membalasnya dengan cara yang sama, membuatnya juga mencicipi rasa jus jeruk.

Awalnya, dia juga mengatur reporter paparazzi, tetapi Yunita benar-benar kuat menahannya, dia bahkan tidak berteriak marah di tempat, membuatnya menghabiskan biaya reporter.

Sisa perjalanan lumayan damai dan tenang, hanya saja wajah Yunita sangat gelap.

Setelah pesawat mendarat, Clara dan Luna berjalan keluar dari bandara satu per satu.

Pintu keluar bandara saat ini telah dipenuhi oleh banyak reporter dan penggemar, adegan itu mengingatkan Clara tentang pertemuan olahraga yang diadakan oleh sekolah.

“Aku akan menghadapinya. Kamu berjalan melalui tempat parkir bawah tanah. Beberapa hari ini, aku akan meminta perusahaan mengatur dua pengawal untukmu.” Luna berkata.

Clara mengangguk dan berkata dengan penuh perasaan: “Manusia takut menjadi terkenal dan babi takut menjadi kuat.”

Luna: “.......”

Clara mengenakan masker dan kacamata hitam, memasuki tempat parkir bawah tanah dari jalur yang aman, bersembunyi di sudut dan menggunakan ponsel menghubungi Melanie.

Melanie mengendarai mobil ke tempat parkir bawah tanah, ketika melihat Clara bersembunyi di sudut jalan, dia tidak menahan diri bercanda: “Benar-benar seperti yang dikatakan, Manusia takut menjadi terkenal, babi takut menjadi kuat!”

Clara : “.......”

Setelah Melanie memasukkan kopernya ke bagasi, keduanya masuk ke dalam mobil.

“Kamu pergi ke Shanghai tidak membawaku, dua hari ini aku hampir mati kebosanan.” Melanie tidak bisa menahan diri mengeluh saat mengemudi.

Clara adalah pendatang baru, Luna merasa dia seharusnya rendah hati. Baru saja debut, langsung diikuti sekumpulan asisten tidak terlalu baik untuk citranya. Oleh karena itu, Melanie ditinggalkan di kota.

“Lain kali kalau punya kesempatan, aku pasti membawamu.” Clara duduk malas di dalam mobil, memejamkan matanya ingin tidur sebentar, tapi ponselnya tiba-tiba berdering.

Dengan tidak sabar, dia mengeluarkan ponsel dari dalam tas dan menekan tombol jawab.

Melalui telepon terdengar suara Marco yang cemas, “ Clara, bisakah kamu membantu aku menemukan Elaine, aku ingin mencarinya.”

Clara tertegun sejenak, lalu mengerutkan kening. Terakhir kali dia bilang bisa membantu Marco menemukan Elaine, tetapi dia sendiri yang bilang tdak membutuhkannya, dan sekarang malah memintanya membantu, dia benar-benar menganggapnya sebagai pelayannya, menyuruhnya melakukan apa pun yang dia inginkan.

Clara sedikit tidak senang, tetapi mendengar suara Marco yang serak dan tertekan, dia tidak tega menolaknya. Lupakan saja, bantulah orang sampai akhir.

Setelah menutup telepon, Clara menyuruh Melanie meminta Miko menyelidiki keberadaan Elanie.

Efisiensi kerja Miko selalu sangat tinggi, dan segera mengirimkan posisi keberadaan Elanie saat ini.

Clara merasa lucu. Inilah cinta yang mereka katakan. Di saat ketika Marco tersesat, Elaine berbaring di pantai Maldives dan berjemur di bawah sinar matahari.

“Menyuruh kakakmu menyelidiki mengapa Marco mencari Elanie?” Clara berkata.

Melanie memegang sterling mobil di tangannya, matanya tertuju pada jalan di depan, tetapi mulutnya tidak bisa diam, dia menjawab dengan santai: “Tidak perlu bertanya, itu pasti demi masalah tentang Tuan tua Ortega masuk ke rumah sakit.”

“Paman ortega sakit?” Clara terkejut. Dalam kesannya, ayahnya Marco adalah seorang pria tua yang selalu tersenyum malu di wajahnya, dan tubuhnya selalu sangat sehat.

“Keluarga Ortega bangkrut, banyak orang mengejar hutang, Tuan tua Ortega terpaksa melompat dari gedung lantai tiga. Situasinya lumayan parah, sekarang terbaring di rumah sakit, sedang menunggu uang untuk menyelamatkan nyawanya. Marco mencari Elanie seharusnya ingin meminta uang.”

Meskipun Elaine membatalkan pernikahan, namun tidak mengembalikan hadiah pernikahan, masalah ini lumayan tidak masuk akal.

Clara mulai mengasihani Marco. Meskipun Marco bertemu dengan Elaine, juga ditakdirkan akan kecewa. Pasangan Ibu dan anak keluarga Muray bersifat masuk tanpa keluar, uang yang sudah masuk ke sakunya, tidak mungkin dapat dikeluarkan.

Melanie tahu Clara mudah berhati lembut, dia berkata dengan kesal, “Apakah kamu ingin menjadi orang baik memberikan uang pada keluarga Ortega. Marco pantas mendapat itu, tidak layak mendapat simpati.”

Clara mengangguk setuju. Oleh karena itu, dia berencana menunggu setelah Marco menabrak tembok di tempat Elanie, dia baru memberikan arang di tengah kedinginan, dengan begini dia baru akan mengingat kebaikannya.

Mobil Melanie berhenti di pintu apartemen Jalan Gatot Subroto, Clara menyeret koper naik ke atas.

Di dalam rumah, Sus Rani sedang menyuap Wilson, bocah kecil sangat senang melihat ibunya kembali, jari kecilnya yang gendut menunjuk mangkuk nasinya, “Ibu suap.”

Clara paling suka penampilan putranya yang licik, dia melepaskan mantelnya dan mencuci tangannya, mengambil mangkuk nasi Wilson dari tangan Sus Rani, mengambil sendok dan mulai menyuap Wilson.

Sus Rani tidak ada kerjaan dan mulai mengemas koper Clara.

Dia membuka koper, dalamnya berantakan. Pakaian yang sudah dipakai dicampur dengan yang belum pernah pakai, semuanya menjadi kusut, meskipun bersih juga tidak bisa pakai lagi. Kosmetik, produk perawatan kulit, dan kebutuhan sehari-hari tersebar dalam koper, begitu koper dibuka, semuanya jatuh ke lantai.

Sus Rani tidak bisa menahan diri menggelengkan kepalanya, gadis kecil ini sangat baik, tetapi dia terlalu tidak tahu bagaimana merawat diri. Dia bahkan tidak bisa mengurus dirinya sendiri, bagaimana merawat suami dan anak-anaknya di masa depan.

Sus Rani terpikir dua hari yang lalu, dia membawa Wilson kembali ke keluarga Sutedja, Nyonya besar Sutedja bertanya tentang ibunya Wilson, Sus Rani hanya pura-pura ceroboh. Dia tidak ingin menyinggung pihak mana pun, tetapi rasa menjadi pai yang terjepit di antara mereka benar-benar tidak nyaman.

Sus Rani berpikir sambil merapikan barang bawaan dalam koper Clara. Setelah menyelesaikannya, Rudy juga sudah kembali.

Biasanya pada sibuk, jarang sekali sekeluarga bertiga duduk makan bersama.

Rudy makan dengan tertib, duduk tegak dan elegan, dan tidak mengeluarkan sedikit suara pun di saat makan. Kemudian melihat ibu dan putranya yang duduk di seberangnya, Clara menyuap Wilson sambil makan sendiri, mereka makan sambil bercanda, suara tawaan bisa menerobos atap, dan butiran beras jatuh selantai.

Dan sisa makanan didorong langsung ke depan Rudy, Rudy hanya bisa merengut wajahnya dan memakan apa yang bisa dimakannya.

Keluarga Sutedja merupakan keluarga yang kaya, status Tuan muda keempat sangat mulia, dia tidak perlu makan sisa makanan. Namun, Rudy adalah seorang prajurit. Dia sudah terbiasa tidak memboroskan makanan di pasukan. Terutama ketika menjalankan tugas di lapangan, dia hanya bisa makan biskuit dan minum air dingin sehingga dia tahu betapa berharganya sebutir beras.

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu