Suami Misterius - Bab 1266 Dengan Berat Hati Mengizinkanmu Bergantungan Padaku

Dengan Berat Hati Mengizinkanmu Bergantungan Padaku

Desta berjalan ke dalam ruangan sambil menggendong putranya.

Kemudian, giliran Gungun yang bersembunyi dan Desta yang mencari.

Desta menghadap tembok dan mulai berhitung, tiba-tiba dia merasa dirinya seperti menjadi kecil juga. Setelah menghitung sampai angka sepuluh, Desta mulai mencari Gungun. Jelas-jelas dia sudah melihat bahwa anak kecil itu sedang bersembunyi di belakang Diana, tetapi dia masih harus berpura-pura tidak menemukannya, perasaan itu sungguh sulit dideskripsikan.

Desta berpura-pura tidak menemukannya, setelah berputar beberapa kali di dalam ruangan, barulah Gungun berlari keluar dari belakang Diana. Desta berputar beberapa lingkaran sambil menggendong Gungun, sedangkan anak kecil itu memeluk leher ayahnya dan tak hentinya tertawa.

“Sudah, sudah waktunya tidur, besok masih harus pergi ke Sekolah.” Desta menyerahkan Gungun kepada pengasuh.

Pengasuh membawa Gungun pergi, dan di dalam ruangan pun menjadi hening.

Desta berjalan ke samping kasur dan duduk di hadapan Diana, dia mengambil majalah di dalam pelukan Diana, lalu menggendong Diana ke atas pahanya.

Diana memeluk lehernya sambil tersenyum, dan bersandar dengan malas di dalam pelukannya.

Desta menundukkan kepala dan ingin mencium Diana, tetapi Diana Zhou menangkis dengan tangan, “Hhmm, aku sedang datang bulan, malam ini tidak bisa, tunda dulu.”

Desta: “....”

Desta tertegun, lalu tertawa, dia menarik tangan Diana yang menutupi bibir, dan langsung menundukkan kepala menciumnya, ciuman yang pelan, intim namun tidak membawa makna ambigu.

“Hanya ingin mencium kamu saja, kamu berpikir terlalu banyak.” ujar Desta sambil tersenyum.

Wajah Diana merona merah, dan dia mendorong dada Desta dengan pelan. Perkataan itu, seolah-olah dia begitu haus akan nafsu seksual, tetapi kenyataannya, setiap kali Desta yang selalu aktif dan meminta padanya.

“Baiklah, sekarang aku sedang tidak memikirkan apapun, aku pergi tidur.” Setelah selesai berkata, Diana hendak berdiri, tetapi tangan Desta yang merangkul pinggang rampingnya semakin mengerat.

“Ada hal yang ingin aku diskusikan denganmu.” ujar Desta, meskipun dia tetap sedang tersenyum, tetapi nada bicaranya menjadi lebih serius.

Diana tidak bersikeras untuk bangkit berdiri, namun, posisi saling berpelukan yang mesra ini sungguh tidak terlalu cocok untuk berdiskusi, “Desta, apakah kamu yakin ingin mendiskusikan hal denganku seperti ini?”

Mendengar perkataannya, Desta tersenyum, dia menggendong Diana duduk di sampingnya, lalu berkata, “Keyra akan menikah, aku berencana untuk menghitung harta kekayaan keluarga kita saat ini, termasuk dengan perusahaan, setengahnya dibagikan kepada Keyra sebagai mas kawin. Hal ini, untuk sementara waktu aku belum membicarakannya dengan Ayah dan Ibu, aku ingin berdiskusi denganmu terlebih dahulu.”

Desta berdiskusi dengan Diana terlebih dahulu, barulah dinamakan sebagai berdiskusi, jika membicarakannya dengan orangtua terlebih dahulu, lalu memberitahu Diana setelahnya, itu bukanlah berdiskusi, melainkan mengumumkan.

Terhadap sikap Desta, Diana masih lumayan puas, dia menyangga pipinya dengan tangan, dan sengaja mengusiknya, “Setengah dari harta kekayaan keluarga, banyak sekali, kalau aku tidak setuju?”

“Sudah aku katakan, mendiskusikan hal ini denganmu, tentu saja ada tawar-menawar. Jika kamu tidak setuju, kamu bisa meyakinkan aku, lalu kita diskusikan sebuah solusi.” kata Desta sambil tersenyum.

Diana mengangguk, dan dia bersandar dengan malas pada Desta sambil tersenyum, “Dalam keluargamu hanya ada kamu dan Keyra, masing-masing mendapatkan setengah bagian, lumayan adil, tidak ada yang bisa tidak disetujui.”

“Aku pun tahu, istriku tidak memandang berat pada harta kekayaan.” Sambil tersenyum, Desta menjawil hidung Diana dengan pelan.

“Kata siapa, aku sangat peduli terhadap uang, jika kamu memberikan seluruh harta kekayaan keluarga kepada Keyra, aku pasti akan meributkannya denganmu.” Diana sedang berpura-pura ganas dan memasang wajah serius.

Desta tersenyum, dia merangkul Diana dan mencium pelan di telinganya, lalu bergumam pelan, “Diane, kamu tenang saja, kalaupun tidak ada perusahaan dari Keluarga Sunarya, aku juga tidak akan membiarkan kamu dan Gungun untuk hidup susah.”

“Tentu saja, ibuku memberikan properti senilai ratusan miliar padaku sebagai mas kawin, kalaupun menjadi wanita dengan pasif income yang hanya berbaring santai di rumah, aku dan Gungun juga tidak akan hidup susah.” Diana mengait dagu Desta dengan ujung jari, dan berkata sambil tersenyum, “Karena kamu begitu tampan, dengan berat hati aku mengizinkanmu bergantungan padaku, tetapi kamu harus melayani kami dengan baik.”

“Melayani bagaimana?” Desta mengangkat alis, tiba-tiba dia menggendong Diana dan berjalan ke dalam kamar.

Tanpa persiapan, Diana berseru kaget karena tiba-tiba digendong, dan kedua tangannya menarik baju Desta, “Desta, jangan nakal, hari ini aku datang bulan.”

“Tidak masalah, bisa menggunakan cara yang lain.” Desta tersenyum dengan pernuh makna.

Diana: “....”

Sebenarnya siapa yang melayani siapa!

“Desta!” Diana memanggilnya, dia berkedip dan berkata dengan wajah serius, “Apakah masih sempat jika aku menyesal sekarang, aku merasa mas kawin Keyra terlalu banyak, kalau tidak, kita diskusikan baik-baik lagi saja?”

“Tidak. Sudah tidak sempat untuk menyesal.” kata Desta sambil tersenyum, dia melangkahkan kaki ke dalam kamar, lalu mebuang Diana ke atas kasur….

Di lantai bawah, Keyra terus menunggu hingga lantai atas menjadi hening, barulah membalikkan badan dengan malas dan menguap, sedikit atau banyak dia merasa mengantuk.

Mungkin karena harapannya akhirnya telah terkabulkan, malam ini Keyra tidur dengan nyenyak sekali.

Namun, pagi hari keesokannya, Keyra terbangun karena suara ketukan pintu yang mendesak.

Keyra duduk di atas kasur dengan malas-malasan sambil menggosok mata, lalu dia berteriak dengan tidak sabar kepada orang di luar pintu,“Siapa?”

Nona Sunarya sangat kesal karena dibangunkan, oleh karena itu, nada bicaranya juga tidak begitu baik.

Tetapi nada bicara orang di luar pintu lebih tidak baik lagi, dia berkata dengan mendesak, “Keyra, cepat bangun, ikut aku pergi ke rumah sakit, Gerald sedang bermasalah.”

Masalah yang sampai membuat Clara Santoso mengatakan ‘bermasalah’, pastilah bukan masalah sepele. Rasa kantuk Keyra langsung menghilang, dia menyingkap selimut di badannya dan langsung melompat turun dari kasur, dia mengenakan pakaian tidur dengan rambut yang tergerai berantakan, lalu berlari ke depan pintu untuk membukakan pintu.

Di luar pintu, wajah Clara tampak pucat, dan tak berekspresi.

Hati Keyra melonjak, tiba-tiba dia memiliki firasat yang sangat buruk, dia bertanya dengan cemas, “Ada apa dengan Geri? Jangan-jangan dia mati….”

Suaranya tersedak di tenggorokan, dia tidak bisa mengeluarkan suara apapun.

“Tidak jelas untuk sementara ini, Tante Lani kamu barusan menelepon aku, katanya Gerald tertusuk pisau, dan sekarang sedang diselamatkan di ruang operasi, belum diketahui hidup atau mati. Ayahmu, Desta dan Diane sedang tidak di rumah, kamu pergi denganku ke rumah sakit.”

Keyra mengangguk, dia berbalik badan dan kembali ke dalam kamarnya. Tidak sampai tiga menit, dia sudah selesai mandi dan berganti pakaian, rambutnya pun tidak sempat diikat, apalagi berdandan, lalu dia keluar rumah bersama Clara Santoso.

Keyra menyetir dan melaju terbang di sepanjang jalan, meskipun tahu bahwa mereka pergi ke sana juga tidak bisa membantu apa-apa, tetapi Keyra tetap ingin melesat ke sana secepat mungkin.

Sejak kecil, dia dan Gerald tumbuh besar bersama-sama, kabur dari kelas bersama-sama, menyalin tugas rumah bersama-sama, dan berbuat onar bersama-sama. Jelas-jelas ketika bertemu pada beberapa hari yang lalu, Gerald Ron masih baik-baik saja dan baru menjadi seorang ayah, kenapa tiba-tiba terkena masalah.

Sugar berkata bahwa Gerald sedang diselamatkan, maka itu pasti bukan masalah sepele. Jika itu adalah masalah sepele, Sugar Honey juga pasti tidak akan menyusahkan mereka untuk datang.

Samar-samar Keyra merasa, Sugar memanggil mereka ke sana, mungkin adalah untuk menemui Gerald terakhir kalinya.

Pikiran ini tiba-tiba muncul di dalam benaknya, sekujur tubuh Keyra bergidik tiada henti, kedua tangannya bahkan hampir tidak bisa memegangi kemudi.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu