Suami Misterius - Bab 718 Paman Sunarya Ganteng Dan Seksi

“Mengapa kamu kembali?”

Clara langsung berdiri dari sofa, dan pandangannya terlihat jelas sangat senang.

Tubuh Rudy memiliki aura dingin, tapi pandangannya terhadap Clara sangat lembut.

“Aku kembali mengambil sebuah dokumen.”

Dia menjawab.

“Makan di rumah?”

nenek bertanya.

“Tidak sempat, paling hanya berada satu jam di dalam rumah.”

Rudy menjawab.

nenek melihat Clara sudah berjalan ke pintu, membungkukkan tubuh menyerahkan sepasang sandal untuk Rudy.

Rudy mengulurkan tangan mengelus kepalanya, penuh dengan kehangatan.

nenek Sunarya berkata dengan pengertian: “Kalian suami istri naiklah ke lantai atas, serial TV yang aku kejar akan segera dimulai, kalian jangan menggangguku di sini.”

Rudy tersenyum mengangguk.

Lalu menggandeng tangan Clara, dan naik ke lantai atas.

Keduanya kembali ke kamar.

Begitu pintu ditutup, Rudy langsung menekannya di dinding sebelah, dan menundukkan kepala mencium bibirnya yang lembut.

Ciuman yang lembut membuat Clara terengah-engah.

Clara menarik ujung pakaiannya, dan jantungnya berdebar kencang.

Setelah berciuman, Rudy tidak bermaksud melepaskannya, bibirnya menempel di lehernya.

“Aku rindu denganmu.”

Dia berkata.

Suaranya yang serak terdengar mesra, membuat Clara semakin tak berdaya.

Nafas Clara agak terengah-engah.

Clara mengedipkan matanya yang gelap menatapnya.

Rudy mengenakan seragam militer, sangat rapi, bahkan kancing di bagian kerah juga dikancing dengan rapi.

Mungkin karena baru saja selesai berciuman, nafasnya agak terengah-engah, tenggorokannya tidak berhenti bergerak, terlihat sangat seksi.

Pria berusia 30-an tahun, adalah usia terbagus bagi pria, terutama bagi pria seperti Rudy, dewasa, tenang, dan menduduki jabatan tinggi.

“Paman Sunarya ganteng dan seksi, ayo katakan dengan jujur, apakah kamu kembali untuk menggodaiku?”

Clara tersenyum manis, dan berkata dengan nada bercanda, lengannya perlahan-lahan merangkul lehernya.

Rudy menatapnya dengan tatapan fokus dan dalam.

“Ya.”

Dia menjawab dengan lembut, jarinya yang panjang mencubit dagunya, menundukkan kepala dan menciumnya lagi.

Telapak tangannya secara alami memegang di dadanya yang kuat, ingin mendorongnya, tapi lengannya lemah tak berdaya.

“Rudy, jangan sembarang bertindak di siang bolong.”

Dia berkata dengan lemah lembut.

“Hanya ingin berciuman, waktu terbatas, tidak dapatsembarang bertindak denganmu.

Apakah telah mengecewakan Nyonya Sunarya?”

Rudy mengangkat sudut bibirnya, dan tersenyum licik.

Clara mengangkat dagunya, bibir yang dicium olehnya memerah, lalu memelototinya dengan manja.

Pria ini paling ahli membolak-balikin kebenaran.

Sebenarnya Rudy yang tidak dapat menghentikan nafsunya, tapi malah menjadi Clara yang tidak dapat menahan kesepian.

“Sudah cukupkah kamu berciuman?

Kalau sudah cukup, mari kita bicarakan urusan serius.”

“Emangnya masalah keluarga Sun merupakan urusan serius?”

Nada suara Rudy terdengar tidak senang, dia tiba-tiba menggendongnya, dan duduk di sofa depan jendela.

“Rudy, kamu memelukku seperti ini, bagaimana mengobrol?”

Clara duduk di kakinya, dan berjuang dengan tidak puas.

“Berpelukan tetap bisa mengobrol.”

Rudy memeluk pinggangnya dengan erat, tubuh keduanya saling berdekatan.

Clara: “.......” Dia menceritakan masalah yang terjadi di keluarga Sun.

Setelah mendengar, Rudy hanya mengangguk, “ Samara seharusnya tidak ingin menikah ke keluarga Liu, jadi menarik Altria menjadi pengganti.

Altria tidak memiliki otak, sangat mudah jatuh ke perangkap.”

Rudy menjawab dengan santai, kemudian menarik tangannya dan berkata dengan penuh perhatian, “Asalkan kamu tidak dirugikan saja.”

“Kamu sengaja kembali, karena takut aku dirugikan?”

Clara menatapnya dengan sepasang mata yang jernih.

“Tidak sepenuhnya begini, memang harus kembali mengambil sebuah dokumen.”

Rudy tersenyum menjawab.

Sebenarnya, dia bisa menyuruh petugas mengambilkan dokumen, dan tidak perlu kembali sendiri.

Mungkin Clara mengetahui ini, hatinya tiba-tiba merasa hangat.

Dia menyandarkan kepala di bahunya, dan menghela nafas.

“Aku sepertinya terlalu kepo, melakukan hal yang melelahkan dan tidak menguntungkan.”

Setelah mendengar, Rudy tersenyum, mengulurkan tangan mengelus kepalanya, gerakan dan ekspresi di wajahnya penuh dengan kasih sayang.

“Gadisku, masih tetap begitu baik.”

Kalau tahu akan terjadi sesuatu pada Altria, Clara malah menutup mata dan mengabaikannya, justru tidak sesuai dengan karakternya.

Clara bukan orang yang selalu bersikap ramah, tapi hatinya sangat baik.

Wanita pintar, licik, dan baik hati seperti ini membuatnya tidak berhenti tertarik padanya.

"Meskipun hari ini kamu campur tangan, tapi dengan kelicikan Samara, masalah ini belum tentu akan berakhir dengan mudah.

Kamu harus lebih hati-hati, kalau terjadi sesuatu langsung menghubungi aku."

Rudy mengingatkannya.

" Samara belum cukup menjadi lawanku.

Dia belum bisa melakukan sesuatu padaku."

Clara mengangkat dagunya dan tersenyum bangga.

Meskipun Samara agak licik, tapi masih kalah dengan Rina dan Yunita, Clara merasa kalau dirinya terjebak di tangannya, benar-benar sangat memalukan.

“Pokoknya harus lebih waspada.”

Rudy mengingatkannya lagi.

“Oh.”

Clara mengangguk dengan patuh.

Kemudian keduanya berdekatan sejenak.

Namun waktu berdekatan selalu berlalu dengan cepat.

Rudy mengangkat lengannya, melihat jam tangan di pergelangan tangannya, waktu telah berlalu satu jam.

“Sudah harus pergi?”

Clara menatapnya dan bertanya.

Pandangannya yang jernih penuh dengan keengganan.

“Ya.”

Rudy mengangguk, dan mencium bibirnya.

Dia juga enggan melepaskannya, tapi menahan diri melepaskan tangannya, dan berdiri dari sofa.

Clara mengantarnya ke lantai bawah.

Di luar villa, mobil Jeep hijau tua telah menunggu di sana, sopir duduk di dalam mobil, dan seorang petugas polisi duduk di bagian depan, bertubuh tinggi dan duduk dengan tegap.

Clara melihat mobil Jeep keluar dari halaman dan menghilang.

Setelah berdiri sebentar di halaman, dia berbalik dan berjalan ke villa.

Di aula lantai pertama, nenek Sunarya masih duduk menonton TV di sofa.

Clara melihat layar TV, sedang menampilkan iklan susu.

"Serial TV sudah berakhir?"

Clara bertanya.

“Ceritanya sedikit membosankan, jadi aku mengganti channel.”

nenek menjawab dengan santai, dan sambil melambaikan tangan padanya.

Clara duduk di sebelah nenek menarik tangannya dan menepuk punggung tangannya, “Lihat, ekspresimu begitu kecewa.

Enggan melihatnya pergi?"

Clara tersenyum, dan menunjukkan ekspresi segan.

nenek mengulurkan tangan, memeluk bahunya dan mendesah.

"Keluarga seperti kita selalu berpisah lebih banyak daripada berkumpul.

Dulu ketika aku menikah dengan Kakek Sunarya, pada hari kedua, dia langsung kembali ke pasukan.

Sedangkan aku..... menunggu di rumah setiap hari selama sebulan lebih, lalu dia pulang dan duduk selama sepuluh menit, pantatnya masih belum panas, langsung pergi lagi.

Karena masalah ini, aku diam-diam menangis beberapa kali.

Sekarang pikir kembali, asalkan dua orang saling mencintai, meskipun berpisah, mereka juga dapat saling merindukan, dan merasa manis di hati mereka."

Novel Terkait

Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu